Ketika Megawati dan PDI Didzalimi Penguasa

Kamis, 02 November 2023 - 15:12 WIB
loading...
A A A
Namun protes turun ke jalan terhadap intervensi kekuasaan atas PDI itu dilarang keras oleh rezim otoriter Orde Baru. Sebagai gantinya, kubu pendukung PDI pro-Mega menyelenggarakan Mimbar Demokrasi setiap hari di halaman kantor DPP PDI.

Mimbar demokrasi ini diisi orasi-orasi protes yang dihadiri banyak orang. Mulanya protes akan intervensi kekuasaan atas PDI. Namun lambat laun, protes itu berkembang menjadi tuntutan akan reformasi secara luas pemerintahan. Sehingga PDI pun tampil bukan hanya sebagai kekuatan oposisi rezim Orde Baru namun juga pionir dan perintis jalan reformasi.

Melihat perlawan kian menggeliat, Soeharto pun gerah. Megawati menjadi anggota PDI pada 1987. Saat itu partai yang didirikan pada 10 Januari 1973 tersebut bakal mengikuti pemilihan umum untuk ketiga kali.

Dia mengawali kariernya sebagai sebagai ketua DPC PDI Jakarta Pusat. Pada dua Pemilu sebelumnya, PDI selalu di posisi buncit. Suara partai ini cuma 8,05% (29 kursi) pada Pemilu 1977 dan 6,66% (24 kursi) pada Pemilu 1982. Namun ketika Megawati naik panggung politik, suara PDI kian meningkat.

Ketika Megawati tampil di panggung kampanye, massa PDI selalu berlimpah. Pada Pemilu 1987, suara PDI pun meningkat menjadi 10% (40 kursi) dan 14% (56 kursi) pada Pemilu 1992. Semua ini membuat penguasa Orde Baru risau.

Tak lama, panglima ABRI Feisal Tanjung menilai mimbar demokrasi di kantor PDI sebagai tindakan subversif. Kepala Staf Sosial Politik ABRI Syarwan Hamid mendorong Soerjadi untuk mengambil alih. Maka pada Sabtu, 27 Juli 1996, kantor DPP PDI diserbu massa Soerjadi.

Mengutip laporan Kompas tanggal 29 Juli 1996, kejadian yang dikenal sebagai Kudatuli ini berlangsung selama 1,5 jam di Jalan Diponegoro, Jakarta. Komnas HAM melakukan identifikasi terhadap peristiwa tersebut.

Berdasarkan catatannya, ada 5 orang tewas, 149 luka, serta 23 orang yang hilang. Namun peristiwa Kudatuli mengubah lanskap politik Tanah Air, gerakan pro-demokrasi mengeras di senjakala riwayat Orde Baru.

Dari Kudatuli Menjadi Aliansi Mega-Bintang
Setelah kantornya diluluhlantahkan, Megawati tak mundur walau kantor barunya terus menerus dilarang dan disegel. Maka dia pun berkantor di rumahnya di Jalan Kebagusan. Salah satu peristiwa penting di kantor tersebut ialah perayaan ulang tahun PDI pada 10 Januari 1997.

Dalam acara yang dihadiri banyak orang itu, Megawati menyampaikan pidato politik bahwa DPP PDI periode 1993-1998 dibawah kepemimpinannya adalah yang sah, legal dan berhak menjadi Organisasi Peserta Pemilu (OPP) pada Pemilu 1997. Namun pemerintah Orde Baru menolak penegasan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1569 seconds (0.1#10.140)