Ganjar Serap Aspirasi Petani di Lampung, Mulai dari Pupuk hingga Harga Panen
loading...
A
A
A
"Senang sekali kami bisa bertemu Pak Ganjar yang notabene calon presiden kita. Malam ini, kami perwakilan petani di Lampung ingin menyampaikan keluh kesah dan berharap Pak Ganjar bisa membantu kami menyelesaikannya," kata perwakilan petani, Jabung.
Jabung mengatakan, ada beberapa persoalan yang dihadapi petani di Lampung. Di antaranya adalah minimnya penyuluh pertanian yang mendampingi petani. "Kami petani merasa dibiarkan, tidak pernah mendapat pelatihan. Padahal kami ingin SDM petani ini ditingkatkan agar menjadi unggul," ujarnya.
Selain itu, Jabung mengungkap pupuk subsidi yang langka juga menjadi persoalan. Selama ini, petani kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi.
"Selain berharap kuota pupuk subsidi ditambah, kami ingin juga ada pelatihan. Sebenarnya kami ingin dilatih membuat pupuk organik dengan bahan yang ada di sekitar kami. Karena kami tidak ingin bergantung terus pada pupuk kimia," jelasnya.
Persoalan bibit juga menjadi masalah serius yang mereka hadapi. Kepada Ganjar, para petani Lampung berharap Ganjar mampu menyelesaikan persoalan bibit yang harganya selangit.
"Tolong Pak, bibit harganya selangit. Bibit Jagung saja perlima kilo harganya Rp500.000. Belum pupuk, biaya produksi lahan dan lainnya. Nah waktu panen, harganya anjlok," ujarnya.
"Katanya kami ini tuan Bapak, jadi kami minta dilayani oleh Bapak. Tolong layani para petani Pak. Kami sebenarnya tidak masalah pupuk mahal, bibit mahal, tapi waktu panen harganya tolong yang tinggi. Tidak seperti sekarang, pascapanen harganya anjlok," timpal Made Swastika, petani Lampung lainnya.
Jabung mengatakan, ada beberapa persoalan yang dihadapi petani di Lampung. Di antaranya adalah minimnya penyuluh pertanian yang mendampingi petani. "Kami petani merasa dibiarkan, tidak pernah mendapat pelatihan. Padahal kami ingin SDM petani ini ditingkatkan agar menjadi unggul," ujarnya.
Selain itu, Jabung mengungkap pupuk subsidi yang langka juga menjadi persoalan. Selama ini, petani kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi.
"Selain berharap kuota pupuk subsidi ditambah, kami ingin juga ada pelatihan. Sebenarnya kami ingin dilatih membuat pupuk organik dengan bahan yang ada di sekitar kami. Karena kami tidak ingin bergantung terus pada pupuk kimia," jelasnya.
Persoalan bibit juga menjadi masalah serius yang mereka hadapi. Kepada Ganjar, para petani Lampung berharap Ganjar mampu menyelesaikan persoalan bibit yang harganya selangit.
"Tolong Pak, bibit harganya selangit. Bibit Jagung saja perlima kilo harganya Rp500.000. Belum pupuk, biaya produksi lahan dan lainnya. Nah waktu panen, harganya anjlok," ujarnya.
"Katanya kami ini tuan Bapak, jadi kami minta dilayani oleh Bapak. Tolong layani para petani Pak. Kami sebenarnya tidak masalah pupuk mahal, bibit mahal, tapi waktu panen harganya tolong yang tinggi. Tidak seperti sekarang, pascapanen harganya anjlok," timpal Made Swastika, petani Lampung lainnya.
(abd)