Dubes RI Ungkap Kondisi Terkini di Gaza Palestina: Memprihatinkan dan Mencekam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Palestina dan Yordania, Ade Padmo Sarwono, mengungkapkan situasi terkini di Gaza yang masih sangat memprihatinkan dan mencekam. Terutama di Gaza bagian Utara.
Hal ini disampaikan Ade saat bertemu Wakil Sekjen MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) Habib Ali Hasan Bahar, di Amman, Yordania, Rabu (25/10/2023).
"Pemboman dari Israel masih terus berlangsung, terutama di wilayah Gaza Utara. Yang sangat menyedihkan adalah dimana keberadaan rumah sakit Indonesia (untuk Palestina) berada di Gaza bagian Utara," ujar Ade Padmo dikutip dalam laman resmi MUI Digital.
Selain itu, jelas Padmo, masyarakat Palestina saat ini tengah kesulitan mengakses sumber listrik. Ini disebabkan pasokan bahan bakar yang menjadi sumber listrik di sana sangat dibatasi oleh pihak Israel.
"Jadi satu hari itu hanya bisa masuk 20 truk, (padahal) sebetulnya estimasi yang diperlukan oleh PBB itu satu hari 100 truk termasuk (pasokan) energi dalam hal ini BBM," sambung Padmo.
Israel, kata Padmo, masih menentang suplai bahan bakar. Padahal, pasokan bahan bakar ini sangat diperlukan untuk listrik terutama di rumah sakit-rumah sakit yang berada di Gaza.
Lebih lanjut, Padmo juga melaporkan terkait keberadaan Warga Negara Indonesia yang masih berada di Gaza. Setidaknya terang Padmo, ada 10 WNI di sana. Terdiri dari 5 orang dewasa dan 5 anak-anak.
"Sampai sekarang, perbatasan itu tertutup untuk lalu lintas manusia, jadi (perbatasan) hanya untuk suplai bantuan kemanusiaan. Jadi tidak ada yang bisa masuk ke Gaza maupun keluar dari Gaza,"ujarnya.
Menurut Padmo, yang mesti menjadi perhatian bersama selain situasi Gaza adalah kondisi di Tepi Barat Palestina. Meski situasi di sana tidak semencekam di Gaza, akan tetapi di Tepi Barat mulai terjadi ketegangan yang cukup tinggi. Masyarakat Palestina di Tepi Barat pun diblokade oleh Pasukan Israel sehingga mereka tidak bebas.
"Untuk mobilitasnya (warga Palestina) dari satu kota ke kota lain tidak bisa, jadi itu diblok atau harus melalui check point aparat keamanan Israel, Hal ini akan mengganggu dan menghambat roda perekonomian Palestina," tuturnya.
Hal ini disampaikan Ade saat bertemu Wakil Sekjen MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) Habib Ali Hasan Bahar, di Amman, Yordania, Rabu (25/10/2023).
"Pemboman dari Israel masih terus berlangsung, terutama di wilayah Gaza Utara. Yang sangat menyedihkan adalah dimana keberadaan rumah sakit Indonesia (untuk Palestina) berada di Gaza bagian Utara," ujar Ade Padmo dikutip dalam laman resmi MUI Digital.
Selain itu, jelas Padmo, masyarakat Palestina saat ini tengah kesulitan mengakses sumber listrik. Ini disebabkan pasokan bahan bakar yang menjadi sumber listrik di sana sangat dibatasi oleh pihak Israel.
"Jadi satu hari itu hanya bisa masuk 20 truk, (padahal) sebetulnya estimasi yang diperlukan oleh PBB itu satu hari 100 truk termasuk (pasokan) energi dalam hal ini BBM," sambung Padmo.
Baca Juga
Israel, kata Padmo, masih menentang suplai bahan bakar. Padahal, pasokan bahan bakar ini sangat diperlukan untuk listrik terutama di rumah sakit-rumah sakit yang berada di Gaza.
Lebih lanjut, Padmo juga melaporkan terkait keberadaan Warga Negara Indonesia yang masih berada di Gaza. Setidaknya terang Padmo, ada 10 WNI di sana. Terdiri dari 5 orang dewasa dan 5 anak-anak.
"Sampai sekarang, perbatasan itu tertutup untuk lalu lintas manusia, jadi (perbatasan) hanya untuk suplai bantuan kemanusiaan. Jadi tidak ada yang bisa masuk ke Gaza maupun keluar dari Gaza,"ujarnya.
Menurut Padmo, yang mesti menjadi perhatian bersama selain situasi Gaza adalah kondisi di Tepi Barat Palestina. Meski situasi di sana tidak semencekam di Gaza, akan tetapi di Tepi Barat mulai terjadi ketegangan yang cukup tinggi. Masyarakat Palestina di Tepi Barat pun diblokade oleh Pasukan Israel sehingga mereka tidak bebas.
"Untuk mobilitasnya (warga Palestina) dari satu kota ke kota lain tidak bisa, jadi itu diblok atau harus melalui check point aparat keamanan Israel, Hal ini akan mengganggu dan menghambat roda perekonomian Palestina," tuturnya.
(thm)