Kapten Sanjoto, Saksi Hidup yang Jadi Penguji SIM Jenderal Ahmad Yani

Selasa, 24 Oktober 2023 - 10:16 WIB
loading...
Kapten Sanjoto, Saksi Hidup yang Jadi Penguji SIM Jenderal Ahmad Yani
Kapten Sanjoto merupakan seorang veteran perang kemerdekaan Indonesia yang memiliki banyak kisah heroik. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kapten Sanjoto merupakan seorang veteran perang kemerdekaan Indonesia yang memiliki banyak kisah heroik dan menarik. Dia adalah salah satu pengawal rute gerilya Jenderal Sudirman.

Sosok veteran 94 tahun ini juga menjadi salah satu tokoh yang berjasa bagi Jenderal Ahmad Yani . Sebab, tanpa Sanjoto tak mungkin Ahmad Yani bisa mempunyai SIM Militer.

Kisah tersebut Sanjoto ceritakan ketika dikunjungi Danyonif Raider 400/BR Letkol Inf Mohammad Zainollah bersama jajarannya di rumah Jalan Belimbing Raya 34 Peterongan Semarang. Berikut kisah lengkapnya.

Kapten Sanjoto yang Membantu Jenderal Ahmad Yani Memiliki SIM


Sanjoto lahir pada tahun 1929 di Solo, Jawa Tengah. Dia masuk menjadi tentara pada usia belasan tahun, saat Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang.



Sanjoto bergabung dengan angkatan muda atau pelajar Solo yang mengusir tentara Jepang dari markas Kempeitai (polisi militer Jepang) dan mengambil alih senjata mereka.

Sanjoto kemudian menjadi anggota polisi tentara yang bertugas mengawal dan mencari rute aman untuk gerilya Jenderal Sudirman, yang saat itu menderita sakit paru-paru. Ia mengikuti perjalanan gerilya dari Solo ke Wonogiri, Pacitan, Ngawi, Magetan, hingga Madiun.

Dia juga terlibat dalam beberapa kontak senjata dengan tentara Belanda, seperti saat meledakkan ranjau darat yang menghancurkan truk pembawa pasukan Belanda di Jumapolo.

Pada tahun 1950, Sanjoto dipindahkan ke Komando Gerakan Banteng Nasional (GBN) di Tegal, yang dibentuk untuk menumpas pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Amir Fattah.

Sanjoto ditugaskan untuk mengawal Ahmad Yani ke Bulukamba, Brebes, untuk membentuk batalyon khusus Banteng Raiders. Namun ketika sampai di Tegal, ia juga dimintai bantuan untuk menguji SIM Jenderal Ahmad Yani.



Sanjoto menjadi penguji SIM militer Ahmad Yani, yang ternyata belum memiliki SIM saat menjadi komandan Banteng Raiders. Sanjoto menguji kemampuan mengemudi Ahmad Yani dengan mobil jeep di jalanan berlubang dan berbatu.

Ahmad Yani lulus ujian SIM militer dengan baik dan mendapat SIM dari Sanjoto. Tanpanya, mungkin Ahmad Yani tidak akan mempunyai SIM Militer atau Rebues, nama yang dikenal pada saat itu.

Setelah itu, Sanjoto kemudian dipindah tugaskan ke wilayah Kalimantan untuk mengikuti Operasi Dwikora. Namun, Sanjoto nampaknya masih dikenal sang jenderal karena satu-satunya tentara yang menggunakan kacamata tebal alias belor.

Melalui ajudannya, Ahmad Yani pun memanggil Sanjoto dan mengenalkan ke pada hadirin bahwa Sanjoto adalah prajurit yang berjasa padanya. Terutama ketika ia berusaha untuk membantunya membuat SIM.

Jenderal Ahmad Yani kemudian bertanya kepada Sanjoto kemauannya apa. Namun ternyata, Sanjoto ingin dipulangkan ke Jawa karena sudah lama bertugas di wilayah Kalimantan sebagai Polisi Militer.

Oleh Ahmad Yani, ia pun direkomendasikan pulang ke Jawa dan diberi surat kenaikan pangkat menjadi Sersan Mayor. Karena saat itu, dirinya belum lama naik pangkat dari Sersan Satu menjadi Sersan Kepala.

Sementara itu, Sanjoto pensiun dari TNI pada tahun 1965 dengan pangkat kapten CPM (polisi militer). Dia mendapat beberapa penghargaan dari negara, seperti Bintang Sewindu dan Bintang Gerilya yang langsung diberikan dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Kapten Sanjoto juga mendapat penghormatan dari TNI AD sebagai salah satu cikal bakal TNI atau anggota TNI pertama kali pada masa pembentukan saat perang kemerdekaan RI.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4619 seconds (0.1#10.140)