Analisis Foto, Pakar Nilai Firli Bahuri Tak Nyaman Bertemu SYL

Kamis, 12 Oktober 2023 - 16:07 WIB
loading...
Analisis Foto, Pakar Nilai Firli Bahuri Tak Nyaman Bertemu SYL
Pakar Komunikasi dari UPH, Emrus Sihombing menganalisis gestur Ketua KPK Firli Bahuri dengan mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam foto yang viral beredar di medsos. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pakar Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menganalisis gestur Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dengan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam foto yang viral beredar di media sosial (medsos).

Dalam foto yang beredar, Ketua KPK Firli Bahuri terlihat mengenakan pakaian olahraga dan duduk bersebelahan dengan SYL yang mengenakan kemeja dan celana jeans di sebuah bangku panjang. Momen ini diduga terjadi pada Desember 2022 di sebuah GOR bulutangkis di Mangga Besar, Jakarta.



Menurut Emrus, Firli Bahuri terlihat tidak nyaman saat bertemu Syahrul Yasin Limpo. "Terlihat bahwa gestur Firli sangat merasa tidak nyaman, cukup percaya diri dan tegas. Itu dibuktikan dengan satu kaki Firli yang diangkat di dengkul," ujar Emrus, Kamis (12/10/2023).

Sementara Syahrul, sebaliknya. Menurut Emrus, gestur Politikus Partai NasDem itu seperti tengah memohon sesuatu.

Emrus pun menilai tidak ada pemerasan seperti yang dituduhkan kepada Firli Bahuri. Selain dari gestur, tempat pertemuannya pun, yakni lapangan badminton dinilai tidak masuk akal.

"Itu terjadi di ruang publik. Kecuali memang foto itu ada di ruang privat. Lalu di foto itu juga banyak orang artinya ada orang lain, tidak hanya mereka berdua," jelasnya.

"Artinya, kalau foto itu lalu menjadi bukti materiil di persidangan yang akan dipakai untuk indikasi pemerasan oleh pimpinan KPK, menurut saya tidak akan cukup kuat sebagai bukti," sambung Emrus.

Dia menilai dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK merupakan indikasi kuat perlawanan balik koruptor alias corruptor fight back terhadap komisi antirasuah. Ia berharap publik dan pimpinan KPK dapat terus mencermati agenda pemberantasan korupsi, terlebih di tahun politik ini.

"Padahal kita sadar bahwa korupsi termasuk extraordinary crime atau kejahatan yang sangat luar biasa. Itu sebabnya, alangkah baiknya menurut saya idealnya tindak pidana korupsi ini harus diprioritaskan," tutur Emrus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1798 seconds (0.1#10.140)