Ganjar Sebut Demokrasi Pilihan Terbaik, Semua Bisa Partisipasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal Calon Presiden (Bacapres) 2024 dari PDIP dan didukung oleh Partai Perindo yakni Ganjar Pranowo mengatakan, demokrasi pilihan terbaik semua bisa berpartisipasi. Hal itu disampaikan Ganjar dalam kuliah umum di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung bertajuk Dialog Kebangsaan: Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia.
"Ilmu pengetahuan terus mencari tapi pilihan terbaiknya demokrasi karena semua bisa berpartisipasi," ucap Ganjar dalam kanal Youtube Unpar Official dikutip, Rabu (11/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyebutkan, jika tidak ada perubahan di era Tahun 1998 mungkin dirinya tidak terjun ke politik.
"Mungkin teman-teman kalau tidak terjadi perubahan tahun 98 kayaknya saya enggak mungkin deh ya masuk jadi anggota parlemen di DPR. Jadi Gubernur siapalah saya ini? Tidak punya urut-urutan yang mungkin bisa menjual," ujarnya.
Ganjar menjelaskan, berdasarkan data CSIS bahwa 54 persen pemilih anak muda di Pemilu 2024 akan menentukan sikap bangsa Indonesia ke depan.
"Tapi teman-teman, 54 persen pada Pemilu 2024 anak muda besok yang terlibat anak muda, dan pas kita menghadapi bonus demografi anak muda produktif banyak banget di tengah dunia yang sekarang multipolar, di tengah dunia yang sekarang menghadapi disrupsi, di tengah teknologi informasi masuk maka kita berada di tengahnya untuk bisa bersikap," ungkapnya.
"Adaptif, kolaboratif pada satu sisi kita sebagai warga bangsa yang harus punya sikap, kita jadi pion yang dimainkan atau kita jadi pemain yang kemudian menggerakkan pion pion itu sebuah opsi dan itu butuh sebuah confidence, kita butuh berdaulat, kita butuh bisa melakukan dan itu 54 persen yang menentukan," tambahnya.
Ganjar memaparkan, data CSIS bahwa 91,3 persen anak muda telah menggunakan hak suaranya di Pemilu 2019 silam. Namun, Ia menyoroti perihal potensi golput atau tidak memilih sehingga perlu dilakukan scanning menjelang Pemilu 2024.
"Kita punya data dari CSIS bahwa 91,3 persen anak muda nyoblos di Pemilu 2019, sudah ada yang pernah ikut pemilu? oke kamu terlihat lebih dewasa. Ada yang baru mau ikut pemilu angkat tangan, wow kamu akan menentukan nasib bangsa bareng-bareng. Ada yang tidak ingin ikut nyoblos besok? Biasa Pak kami golput saja Pak, ini sikap-sikap yang kita ingin scanning untuk bisa terlibat," ujar Ganjar.
Ganjar juga mengungkapkan, bahwa 35,9 persen anak muda rata-rata tidak puas dengan sistem demokrasi saat ini. Ia menekankan bahwa dengan demokrasi semua bisa berpartisipasi.
"35,9 persen anak muda ini rata rata tidak puas dengan sistem demokrasi saat ini, 'seenak jidat dia' 'merintahnya seenak jidat tuh' bahasa anak sekarang menurut saya polos bagus, tapi mereka enggak puas," tutupnya.
"Ilmu pengetahuan terus mencari tapi pilihan terbaiknya demokrasi karena semua bisa berpartisipasi," ucap Ganjar dalam kanal Youtube Unpar Official dikutip, Rabu (11/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyebutkan, jika tidak ada perubahan di era Tahun 1998 mungkin dirinya tidak terjun ke politik.
"Mungkin teman-teman kalau tidak terjadi perubahan tahun 98 kayaknya saya enggak mungkin deh ya masuk jadi anggota parlemen di DPR. Jadi Gubernur siapalah saya ini? Tidak punya urut-urutan yang mungkin bisa menjual," ujarnya.
Ganjar menjelaskan, berdasarkan data CSIS bahwa 54 persen pemilih anak muda di Pemilu 2024 akan menentukan sikap bangsa Indonesia ke depan.
"Tapi teman-teman, 54 persen pada Pemilu 2024 anak muda besok yang terlibat anak muda, dan pas kita menghadapi bonus demografi anak muda produktif banyak banget di tengah dunia yang sekarang multipolar, di tengah dunia yang sekarang menghadapi disrupsi, di tengah teknologi informasi masuk maka kita berada di tengahnya untuk bisa bersikap," ungkapnya.
"Adaptif, kolaboratif pada satu sisi kita sebagai warga bangsa yang harus punya sikap, kita jadi pion yang dimainkan atau kita jadi pemain yang kemudian menggerakkan pion pion itu sebuah opsi dan itu butuh sebuah confidence, kita butuh berdaulat, kita butuh bisa melakukan dan itu 54 persen yang menentukan," tambahnya.
Ganjar memaparkan, data CSIS bahwa 91,3 persen anak muda telah menggunakan hak suaranya di Pemilu 2019 silam. Namun, Ia menyoroti perihal potensi golput atau tidak memilih sehingga perlu dilakukan scanning menjelang Pemilu 2024.
"Kita punya data dari CSIS bahwa 91,3 persen anak muda nyoblos di Pemilu 2019, sudah ada yang pernah ikut pemilu? oke kamu terlihat lebih dewasa. Ada yang baru mau ikut pemilu angkat tangan, wow kamu akan menentukan nasib bangsa bareng-bareng. Ada yang tidak ingin ikut nyoblos besok? Biasa Pak kami golput saja Pak, ini sikap-sikap yang kita ingin scanning untuk bisa terlibat," ujar Ganjar.
Ganjar juga mengungkapkan, bahwa 35,9 persen anak muda rata-rata tidak puas dengan sistem demokrasi saat ini. Ia menekankan bahwa dengan demokrasi semua bisa berpartisipasi.
"35,9 persen anak muda ini rata rata tidak puas dengan sistem demokrasi saat ini, 'seenak jidat dia' 'merintahnya seenak jidat tuh' bahasa anak sekarang menurut saya polos bagus, tapi mereka enggak puas," tutupnya.
(maf)