Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Diharap Jadi Sparring Partner Penguasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun berharap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang akan dideklarasikan pada pertengahan Agustus 2020 bisa menjadi sparring partner bagi penguasa saat ini.
"Mudah-mudahan jadi sparring partner penguasa yang sedang berkuasa. Kalau dia (penguasa) lurus, maka koalisi ini harus meng-endorse. Tapi kalau dia bengkok, ya sebagai kekuatan moral harus mampu bicara, kan kalau moral masih pakai mulut, masih pakai hati, tapi kalau sudah pakai senjata, itu bukan moral movement, itu ngajak perang," ujar Refly dalam channel YouTube Refly Harun, Selasa (4/8/2020).
Refly juga mengatakan, siapa pun yang ada di ranah publik, termasuk mereka yang ada di moral movement seperti KAMI harus siap menghadapi kritik balik. "Tapi, pemerintah juga harus gentleman, jangan sedikit-sedikit menggunakan kekuasaan untuk membungkam misalnya, gawat. Membungkam langsung maupun tidak langsung," tegasnya.( ).
Dia menjelaskan, membungkam langsung itu misalnya mengancam. Sementara, membungkam tidak langsung misalnya seseorang yang tadinya diundang di sebuah institusi lalu tidak boleh diundang.
Diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh membentuk Koalisi Aksi menyelematkan Indonesia (KAMI). Koalisi atau gerakan ini juga mendapat dukungan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, putri Bung Karno Rahmawati Soekarnoputri, dan ekonom senior Rizal Ramli. ( ).
"Mudah-mudahan jadi sparring partner penguasa yang sedang berkuasa. Kalau dia (penguasa) lurus, maka koalisi ini harus meng-endorse. Tapi kalau dia bengkok, ya sebagai kekuatan moral harus mampu bicara, kan kalau moral masih pakai mulut, masih pakai hati, tapi kalau sudah pakai senjata, itu bukan moral movement, itu ngajak perang," ujar Refly dalam channel YouTube Refly Harun, Selasa (4/8/2020).
Refly juga mengatakan, siapa pun yang ada di ranah publik, termasuk mereka yang ada di moral movement seperti KAMI harus siap menghadapi kritik balik. "Tapi, pemerintah juga harus gentleman, jangan sedikit-sedikit menggunakan kekuasaan untuk membungkam misalnya, gawat. Membungkam langsung maupun tidak langsung," tegasnya.( ).
Dia menjelaskan, membungkam langsung itu misalnya mengancam. Sementara, membungkam tidak langsung misalnya seseorang yang tadinya diundang di sebuah institusi lalu tidak boleh diundang.
Diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh membentuk Koalisi Aksi menyelematkan Indonesia (KAMI). Koalisi atau gerakan ini juga mendapat dukungan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, putri Bung Karno Rahmawati Soekarnoputri, dan ekonom senior Rizal Ramli. ( ).
(zik)