Ikut Koalisi Din dkk, Syahganda: Takut Risiko Silakan Jadi Pelawak

Senin, 03 Agustus 2020 - 15:19 WIB
loading...
Ikut Koalisi Din dkk, Syahganda: Takut Risiko Silakan Jadi Pelawak
Sejumlah tokoh mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Fatmawati, Jakarta, Minggu (2/8/2020) siang. Foto/SINDOnews/Raka Dwi Novianto
A A A
JAKARTA - Sejumlah tokoh dan aktivis membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) . Pembentukan koalisi tersebut diperkenalkan ke publik pada Minggu 2 Agustus 2020 di Menteng, Jakarta Pusat.

Salah satu yang hadir dalam perhelatan itu adalah pengamat politik yang juga mantan aktivis mahasiswa, Syahganda Nainggolan. Melalui akun Twitternya, Syahganda mengungkapkan syukurnya atas peranya mengonsolidasikan para tokoh-tokoh nasional dalam wadah KAMI.

Bahlan dia mengaku pernah melakukan hal sama pada tahun 2016 silam di Universitas Bung Karno (UBK) pada tahun 2016. "Alhamdulillah. Tugasku ikut konsolidasikan tokoh-tokoh nasional telah terjadi. 2016 saya lakukan yang sama di UBK berujung tuduhan makar. Perjuangan selalu berisiko. Takut risiko silakan jadi pelawak," tulis Syahganda melalui akun Twitternya, @syahganda, Minggu 2 Agustus 2020.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah tokoh yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat peduli masa depan negara dan bangsa mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu 2 Agustus 2020 siang.

Para tokoh dan aktivis yang hadir dalam acara itu antara lain Din Syamsudin, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, MS Ka'ban, M Said Didu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Prof Anthony Kurniawan, Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M Massardi, Moh Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.(Baca juga: Din Syamsuddin dkk Bikin Koalisi, Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli Dukung)

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dalam sambutannya mengatakan, kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Untuk itu perlu gerakan menyelamatkan Indonesia, yang berarti menyelamatkan jutaan keluarga karena kepala keluarganya kini tidak bisa lagi bekerja karena kena PHK.

"Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan dari oligarki, kleptokrasi, korupsi, dan politik dinasti," kata Din dalam acara tersebut, Minggu 2 Agustus 2020.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1350 seconds (0.1#10.140)