Potret Buram Kebakaran Museum dan Bangunan Sejarah Lainnya

Kamis, 21 September 2023 - 07:03 WIB
loading...
Potret Buram Kebakaran Museum dan Bangunan Sejarah Lainnya
Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews
A A A
MUSEUM Nasional Indonesia (MNI) terbakar hebat pada Sabtu (16/9/2023) malam. Banyak pihak menaruh rasa prihatin yang mendalam atas musibah ini. Keprihatinan itu beralasan. MNI atau Museum Gajah ini tercatat yang terbesar di Asia Tenggara dan menyimpan banyak koleksi bersejarah. Tercatat ada 194.000 koleksi, di mana 817 di antaranya diketahui berada di Gedung A, tempat kebakaran terjadi.

baca juga: Penyebab Kebakaran Museum Nasional Belum Diketahui

Empat hari berselang, misteri penyebab kebakaran ini masih juga belum terkuak. Dari penjelasan pihak yang berwenang antara lain Kepala Suku Dinas Penanggulangan dan Penyelamatan Jakarta Pusat Asril Rizal maupun Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, korsleting listrik dari bedeng tukang di Gedung C MNI diduga kuat menjadi penyebabnya.

Benarkah demikian? Wallahu a'lam bissawab. Yang pasti, tim investigasi masih bekerja. Selain olah tempat kejadian perkara, polisi juga sudah memeriksa belasan saksi. Hasil akhirnya tentu tengah ditunggu publik secepatnya. Namun, menjadikan korsleting listrik sebagaidugaan penyebab kebakaran adalah simpulan awal yang terlalu dini. Kalau dugaan ini pun terbukti, justru menyisakan pertanyaan lebih mendalam.

Apa sebab? Publik akan mempertanyakan memang sedemikian cerobohkah standar keamanan jaringan listrik di tempat vital ini? Hancur dan rusaknya koleksi yang tersimpan di MNI akibat kebakaran ini tentu tak pernah akan tergantikan nilainya. MNI adalah museum tertua di Indonesia dan sudah berkelas internasional. Mulai 24 April 1778, museum ini dioperasikan.

Artinya, koleksi di dalamnya selain sangatlah melimpah juga mengandung nilai kesejarahan yang panjang sekaligus tak terbilang. Dengan kesadaran itu, tentu pengawasan ketat terhadap segala potensi yang mengancam MNI, termasuk kebakaran sudah semestinya akan dicegah sedini mungkin.

Kalaupun korsleting ini benar, juga menjadi potret buram manajemen permuseuman di Indonesia. Bagaimana tidak? Jika sekelas MNI saja pengelolaannya masih bolong di sana sini, bisa dibayangkan dengan pengelolaan museum-museum lain, utamanya di daerah, baik milik pemerintah, TNI/Polri, kampus, perusahaan dan individu. Merujuk data Asosiasi Museum Indonesia (AMI) pada 2016, terdata ada 428 museum di seluruh Indonesia.

Indikasi rapuhnya manajemen keamanan dan perlindungan museum dan bangunan sejarah lainnya di Indonesia ini antara lain dikuatkan dengan sederet kasus kebakaran pada satu dekade terakhir. Di antaranya yang paling menyita perhatian adalah terbakarnya Museum Bahari di Penjaringan, Jakarta Utara, pada 16 Januari 2018. Dalam kebakaran parah ini, banyak koleksi bersejarah akhirnya hilang seperti kapal tradisional periode 1940-1980, model mercusuar, hingga alat bantu pelayaran kuno. Bahkan tak sedikit koleksi perang Laut Jawa yang merupakan sumbangan dari Pemerintah Inggris, Amerika Serikat, Belanda dan Australia juga ludes.

Museum Ranggawarsita Kota Semarang juga nyaris terbakar akibat korsleting listrik beberapa tahun lalu. Beruntung munculnya api akibat adanya kabel yang terkelupas di atas plafon gedung museum itu segera terdeteksi. Pegawai pun bereaksi cepat dengan memutus arus listrik sehingga kebakaran berhasil dicegah.

baca juga: Polisi Dalami Dugaan Pidana Kebakaran Museum Nasional
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1341 seconds (0.1#10.140)