Bapak Maleo, Gambaran Kecintaan Rakyat Papua untuk Kopassus
loading...
A
A
A
Menurut Borlak, masyarakat Papua pedalaman saat itu masih sangat tertinggal. Bahkan mereka tidak mengetahui bagaimana bentuk mobil.
Bersama dengan Kolonel Poniman Basuki, Borlak berusaha keras mengembalikan citra NKRI kepada warga Papua dengan cara baik-baik.
Para petugas Kopassus yang ditugaskan untuk misi ini harus bisa mengikuti adat lokal. Bahkan, Borlak acap kali melakukan kebiasaan yang dilakukan masyarakat pedalaman Papua kala itu supaya mudah diterima.
Namun, berkat latar belakang Borlak yang merupakan guru Agama Kristen membuatnya lebih mudah untuk berbaur dengan masyarakat Papua. Pada saat itu agama di tanah Cenderawasih masih didominasi oleh Kristen.
Meski begitu bukan berarti Prajurit Kopassus yang beragama Islam jadi terkucilkan. Mereka tetap memiliki diterima dan berhasil menjadi sahabat masyarakat kala itu.
Dalam misi ini Kopassus bukanlah menjadi tentara yang harus mengangkat senjata demi menegakkan kesatuan NKRI, namun dengan cara damai pun mereka mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Tak sedikit prajurit Kopassus yang berperan sebagai guru hingga mantri kesehatan demi menjadi pendamping yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua. Kinerja anggota Kopassus yang jadi sahabat warga Papua inilah yang membuat mereka dijuluki Bapak Maleo.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
Bersama dengan Kolonel Poniman Basuki, Borlak berusaha keras mengembalikan citra NKRI kepada warga Papua dengan cara baik-baik.
Para petugas Kopassus yang ditugaskan untuk misi ini harus bisa mengikuti adat lokal. Bahkan, Borlak acap kali melakukan kebiasaan yang dilakukan masyarakat pedalaman Papua kala itu supaya mudah diterima.
Namun, berkat latar belakang Borlak yang merupakan guru Agama Kristen membuatnya lebih mudah untuk berbaur dengan masyarakat Papua. Pada saat itu agama di tanah Cenderawasih masih didominasi oleh Kristen.
Meski begitu bukan berarti Prajurit Kopassus yang beragama Islam jadi terkucilkan. Mereka tetap memiliki diterima dan berhasil menjadi sahabat masyarakat kala itu.
Dalam misi ini Kopassus bukanlah menjadi tentara yang harus mengangkat senjata demi menegakkan kesatuan NKRI, namun dengan cara damai pun mereka mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Tak sedikit prajurit Kopassus yang berperan sebagai guru hingga mantri kesehatan demi menjadi pendamping yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua. Kinerja anggota Kopassus yang jadi sahabat warga Papua inilah yang membuat mereka dijuluki Bapak Maleo.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
(okt)