Jenderal Kopassus Ini Perintahkan Anak Buah Habisi Nyawanya saat Bertemu Musuh di Timor Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Soegito merupakan salah seorang perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) yang cukup dikenal dan disegani. Khususnya di Korps Baret Merah Kopassus.
Selain pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1961 ini juga kenyang dengan pengalaman tempur di medan operasi. Di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang sekarang bernama Timor Leste.
Dalam Operasi Seroja tersebut, Soegito memimpin langsung penerjunan prajurit Kopassus di Kota Dili pada 7 Desember 1975. Bersama pasukannya, mantan Panglima Komando Operasi Keamanan (Pangkoopskam) Timor Timur ini terjun dalam serbuan ke Kota Dili dan terlibat langsung pertempuran dengan kelompok bersenjata Fretilin hingga kota tersebut berhasil dikuasai penuh.
Dikutip dari buku biograi berjudul “Letjen (Purn) Soegito, Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen” keberanian serdadu kelahiran Yogyakarta 15 Februari 1938 menyabung nyawa di medan operasi membuat namanya diperhitungkan dan disegani oleh musuh-musuhnya.
Pernah suatu kali, salah satu kelompok bersenjata yang berafiliasi ke Fretilin ingin berdamai dan tidak mau meneruskan konflik dengan ABRI kini bernama TNI. Kelompok bersenjata yang dipimpin Paolino Gamma atau lebih dikenal dengan sebutan Mauk Muruk ini memilih berdamai dan menyerahkan senjatanya ke TNI.
Namun, Mauk Muruk bersama sekitar 17 pasukannya ini bersedia turun gunung dan menyerahkan diri dengan syarat bertemu langsung pejabat tertinggi yang tak lain adalah Soegito. Pada waktu yang ditetapkan, Mauk Muruk bersama kelompoknya datang ke Markas Koopskam dengan senjata lengkap. Situasi cukup tegang karena kelompok bersenjata ini tidak mau senjatanya dilucuti. Sebelum Soegito datang.
Membaca situasi yang tidak kondusif, Soegito yang dikemudian hari menjabat sebagai Pangdam Jaya ini memberikan satu pesan penting kepada staf pribadinya Sertu Pardi. "Kalau terjadi apa-apa, kamu hamburkan tembakan ke tempat duduk saya," perintah Soegito kepada Sertu Pardi, dikutip SINDOnews, Senin (12/9/2023).
Mendapat perintah tersebut, Sertu Pardi terang saja bingung, lalu bertanya, "Bagaimana kalau Bapak kena?"
Selain pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1961 ini juga kenyang dengan pengalaman tempur di medan operasi. Di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang sekarang bernama Timor Leste.
Dalam Operasi Seroja tersebut, Soegito memimpin langsung penerjunan prajurit Kopassus di Kota Dili pada 7 Desember 1975. Bersama pasukannya, mantan Panglima Komando Operasi Keamanan (Pangkoopskam) Timor Timur ini terjun dalam serbuan ke Kota Dili dan terlibat langsung pertempuran dengan kelompok bersenjata Fretilin hingga kota tersebut berhasil dikuasai penuh.
Dikutip dari buku biograi berjudul “Letjen (Purn) Soegito, Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen” keberanian serdadu kelahiran Yogyakarta 15 Februari 1938 menyabung nyawa di medan operasi membuat namanya diperhitungkan dan disegani oleh musuh-musuhnya.
Pernah suatu kali, salah satu kelompok bersenjata yang berafiliasi ke Fretilin ingin berdamai dan tidak mau meneruskan konflik dengan ABRI kini bernama TNI. Kelompok bersenjata yang dipimpin Paolino Gamma atau lebih dikenal dengan sebutan Mauk Muruk ini memilih berdamai dan menyerahkan senjatanya ke TNI.
Namun, Mauk Muruk bersama sekitar 17 pasukannya ini bersedia turun gunung dan menyerahkan diri dengan syarat bertemu langsung pejabat tertinggi yang tak lain adalah Soegito. Pada waktu yang ditetapkan, Mauk Muruk bersama kelompoknya datang ke Markas Koopskam dengan senjata lengkap. Situasi cukup tegang karena kelompok bersenjata ini tidak mau senjatanya dilucuti. Sebelum Soegito datang.
Membaca situasi yang tidak kondusif, Soegito yang dikemudian hari menjabat sebagai Pangdam Jaya ini memberikan satu pesan penting kepada staf pribadinya Sertu Pardi. "Kalau terjadi apa-apa, kamu hamburkan tembakan ke tempat duduk saya," perintah Soegito kepada Sertu Pardi, dikutip SINDOnews, Senin (12/9/2023).
Mendapat perintah tersebut, Sertu Pardi terang saja bingung, lalu bertanya, "Bagaimana kalau Bapak kena?"