Berkantor di Papua Mulai 4 September, Wapres: Kita Akan Menggaruk yang Gatal

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 17:24 WIB
loading...
Berkantor di Papua Mulai 4 September, Wapres: Kita Akan Menggaruk yang Gatal
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin akan mulai berkantor di Papua mulai tanggal 4 September 2023 mendatang. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin akan mulai berkantor di Papua mulai tanggal 4 September 2023 mendatang. Dengan begitu, Wapres akan langsung mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan di Papua selama ini terutama masalah kesejahteraan dan keamanan.

“Ya, saya bukan kali ini kan, sudah dua kali saya ke Papua. Pertama lima hari, kedua satu minggu berkeliling di Papua. Dan ini yang ketiga,” ujar Wapres dalam keterangan resminya usai menghadiri acara di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).



Wapres mengatakan pemerintah ingin mendengar berbagai pihak baik tokoh agama, adat, pemerintah daerah, hingga kalangan perempuan, juga pemuda dalam rangka membangun dan menyelesaikan permasalahan di Papua.

“Kali ini saya lebih berfokus untuk mendengar, mendengar dari berbagai pihak, baik dari kalangan pimpinan agama, adat, pemerintah daerah sendiri, kalangan wanita, kalangan pemuda. Pokoknya local champion ini akan kita dengar hal-hal yang, supaya sering saya katakan kita kan akan menyelesaikan persoalan di sana,” tutur Wapres.

Wapres pun mengibaratkan akan menggaruk yang gatal untuk menyelesaikan masalah di Papua. Apalagi, untuk menangani kesejahteraan dan keamanannya harus di tempat yang membutuhkan penanganan. Sebelumnya, Wapres pun mengatakan hanya enam wilayah yang berpotensi mengalami konflik, tidak semua Papua.

“Jadi, kita akan menggaruk yang gatal. Kita akan tanya yang gatal di mana. Jangan sampai kita yang gatal di mana, yang digaruk di mana, sehingga tidak menyelesaikan persoalan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wapres menegaskan tidak ada opsi untuk Papua merdeka. Pasalnya hingga saat ini, banyak kelompok di antaranya Organisasi Papua Merdeka (OPM) bahkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengganggu keamanan dan berkeinginan agar Papua merdeka.



“Kecuali merdeka. Merdeka tidak ada pilihan. Tapi selain itu kita bisa dialogkan dan kita cari solusinya untuk Papua, orang Papua, dan untuk Papua,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2739 seconds (0.1#10.140)