Memaknai Polusi Budaya

Kamis, 17 Agustus 2023 - 16:35 WIB
loading...
A A A
Pertanyaan esensial tentang siapa mereka sebenarnya dan bagaimana mereka ingin dikenal di dunia ini menjadi semakin rumit. Suara-suara leluhur yang pernah memberi makna dan tujuan hidup tampak semakin redup dalam sorotan lampu kilauan modernitas.

Perlahan tapi pasti, pusaka-pusaka budaya yang dulu diwariskan dari generasi ke generasi menjadi terlupakan. Tradisi kuno entitas etnis Nusantara yang pernah memupuk rasa persatuan dalam masyarakat sekarang mungkin hanya berdiam diri di lembaran-lembaran buku sejarah.

Pakaian tradisional yang memiliki arti dan nilai mendalam diabaikan demi tren mode global yang cepat berubah. Kehilangan identitas budaya adalah panggilan peringatan bagi masyarakat agar tidak melupakan warisan leluhur.

Ini adalah panggilan untuk menghormati dan menjaga nilai-nilai yang membentuknya sebagai individu dan sebagai kelompok. Dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat, menjaga "api keberagaman" budaya tetap menyala menjadi tugas tak terelakkan.

Sebab, di dalam identitas budaya terdapat cerminan jati diri, akar kepribadian, dan jejak perjalanan panjang suatu komunitas melintasi waktu. Implikasi lainnya yang terlihat nyata dari adanya polusi budaya adalah perubahan nilai dan norma yang menjadi refleksi dinamika masyarakat yang terus bergerak maju, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang arah yang diambil perubahan tersebut.

Saat nilai-nilai dan norma-norma tradisional berbaur dengan arus globalisasi dan budaya pop, pergeseran dalam paradigma sosial dan moral pun menjadi nyata. Di tengah arus informasi yang mengalir bebas, generasi muda mungkin merasa tertarik untuk mengadopsi gaya hidup dan pandangan dunia yang dianggap modern dan lebih "in".

Konsep sukses, misalnya, mungkin lebih terfokus pada pencapaian material atau popularitas daripada nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, rasa saling menghormati dan toleransi, atau pengabdian pada komunitas. Di tengah kompleksitas perubahan ini juga ada ruang untuk menciptakan sintesis antara nilai-nilai tradisional dan perubahan yang sedang berlangsung.

Masyarakat dapat memilih untuk mengambil yang terbaik dari kedua dunia, memelihara nilai-nilai yang mendasari keharmonisan dan keadilan sambil membuka diri terhadap gagasan dan perspektif baru. Perubahan nilai dan norma adalah panggilan bagi refleksi kolektif.

Ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi apa yang benar-benar berharga bagi masyarakat dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diartikulasikan dalam dunia yang terus berubah. Apakah suatu nilai dianggap utama karena keberlanjutan, rasa sosial, atau kemajuan teknologi, itu adalah pertanyaan yang harus dijawab secara kolektif.

Perubahan nilai dan norma adalah fenomena alami dalam evolusi masyarakat. Pergeseran ini dapat menimbulkan tantangan dan ketidakpastian juga menciptakan peluang untuk inovasi, pembaruan, dan pertumbuhan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1730 seconds (0.1#10.140)