Media Sosial, Digitalisasi, dan Industri Hulu Migas
loading...
A
A
A
Industri Migas di Media Sosial
Ada sejumlah alasan yang mendasari beberapa lembaga, termasuk perusahaan migas saat ini masuk ke dalam layanan social media. Social media mampu mengubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan interaksi terkesan lebih akrab.
Media sosial memungkinkan orang untuk berkomentar langsung (DM-Direct Message) dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang terjadi dengan industri migas, melalui akun Instagram resmi seperti @skkmigas.tv atau @humasskkmigas, misalnya, Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, tentu menerima banyak pertanyaan terkait perkembangan industri migas dari follower ataupun pengguna media sosial yang concern terhadap industri migas.
Media sosial dinilai lebih efektif dalam menyampaikan informasi atau pertanyaan, karena dapat dilihat secara langsung oleh publik. Bagi industri hulu migas, kehadiran media termasuk media sosial memiliki peran dan fungsi penting untuk mengawal industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Penulis melihat, masyarakat tidak perlu susah-susah lagi mencari informasi hulu migas atas apa yang terjadi. Semua terpublikasi di platform media, termasuk media sosial, baik itu kinerja, tantangan ataupun keberhasilan KKKS dan semua stakeholder terkait target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas di tahun 2030.
Tidak hanya industri hulu migas, media sosial menjadi alat campaign yang paling efektif untuk disampaikan ke masyarakat di era keterbukaan informasi saat ini atau melakukan klarifikasi atas informasi yang diterima atau disampaikan ke publik.
Digitalisasi Hulu Migas
Selain media sosial, digitalisasi juga merupakan hal yang penting di era sekarang ini. Industri migas yang merupakan kegiatan bisnis yang memiliki syarat dengan unsur 3 H, yaitu high risk, high cost, dan high tech harus mengelaborasi industri ini sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam sebuah diskusi dan training Industri hulu migas, LPTUI (Lembaga Psikologi dan Terapan Universitas Indonesia) merekomendasikan 13 kerangka manajerial compentency bagi seluruh pekerja industri hulu migas, di antaranya yang terpenting adalah digitalization atau digitalisasi. Digitalisasi is a very critical skill.
Ada sejumlah alasan yang mendasari beberapa lembaga, termasuk perusahaan migas saat ini masuk ke dalam layanan social media. Social media mampu mengubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan interaksi terkesan lebih akrab.
Media sosial memungkinkan orang untuk berkomentar langsung (DM-Direct Message) dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang terjadi dengan industri migas, melalui akun Instagram resmi seperti @skkmigas.tv atau @humasskkmigas, misalnya, Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, tentu menerima banyak pertanyaan terkait perkembangan industri migas dari follower ataupun pengguna media sosial yang concern terhadap industri migas.
Baca Juga
Media sosial dinilai lebih efektif dalam menyampaikan informasi atau pertanyaan, karena dapat dilihat secara langsung oleh publik. Bagi industri hulu migas, kehadiran media termasuk media sosial memiliki peran dan fungsi penting untuk mengawal industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Penulis melihat, masyarakat tidak perlu susah-susah lagi mencari informasi hulu migas atas apa yang terjadi. Semua terpublikasi di platform media, termasuk media sosial, baik itu kinerja, tantangan ataupun keberhasilan KKKS dan semua stakeholder terkait target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas di tahun 2030.
Tidak hanya industri hulu migas, media sosial menjadi alat campaign yang paling efektif untuk disampaikan ke masyarakat di era keterbukaan informasi saat ini atau melakukan klarifikasi atas informasi yang diterima atau disampaikan ke publik.
Digitalisasi Hulu Migas
Selain media sosial, digitalisasi juga merupakan hal yang penting di era sekarang ini. Industri migas yang merupakan kegiatan bisnis yang memiliki syarat dengan unsur 3 H, yaitu high risk, high cost, dan high tech harus mengelaborasi industri ini sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam sebuah diskusi dan training Industri hulu migas, LPTUI (Lembaga Psikologi dan Terapan Universitas Indonesia) merekomendasikan 13 kerangka manajerial compentency bagi seluruh pekerja industri hulu migas, di antaranya yang terpenting adalah digitalization atau digitalisasi. Digitalisasi is a very critical skill.