Erick Thohir Bareng Gus Miftah Doa Bersama untuk Persatuan Bangsa
loading...
A
A
A
Menurut Gus Miftah, Rasulullah saat meninggalkan Makkah, berdoa sambil menangis dari atas bukit, "Demi Allah kamu Makkah, adalah tanah yang paling saya cintai. Begitu Beliau tiba di Madinah, Beliau berdoa, Ya Allah anugerahkan padaku kota Madinah sebagaimana saya mencintai kota Makkah," tutur Gus Miftah mengisahkan.
Teladan Nabi Muhammad itu, ujar Gus Miftah, menunjukkan bahwa Rasulullah sangat mencintai Tanah Airnya. Sebab, di Makkah, Nabi Muhammad dilahirkan, besar, tumbuh, berjuang, dan akhirnya wafat.
Ciri ketiga orang radikal, ujar Gus Miftah, eksklusif dan merasa bahwa kunci surga dia yang punya, kelompok lain adalah salah.
Ciri Keempat, adalah anti Pancasila. Menurut Gus Miftah, mereka mengatakan bahwa Pancasila itu bid'ah, sementara cinta Madinah itu ibadah hanya karena ingin sama dengan Rasulullah.
Ciri kelima, menurut Gus Miftah, adalah memusuhi orang yang beda agama. "Padahal, Nabi sendiri sampai menghormati jenazah Nasrani. Karena menurut Beliau, kita sama-sama mahluk Allah," katanya.
Gus Miftah mengatakan, jangan jadikan perbedaan sebagai sumber permusuhan. Yang harus dijaga adalah jangan sampai terjadi perpecahan.
Teladan Nabi Muhammad itu, ujar Gus Miftah, menunjukkan bahwa Rasulullah sangat mencintai Tanah Airnya. Sebab, di Makkah, Nabi Muhammad dilahirkan, besar, tumbuh, berjuang, dan akhirnya wafat.
Ciri ketiga orang radikal, ujar Gus Miftah, eksklusif dan merasa bahwa kunci surga dia yang punya, kelompok lain adalah salah.
Ciri Keempat, adalah anti Pancasila. Menurut Gus Miftah, mereka mengatakan bahwa Pancasila itu bid'ah, sementara cinta Madinah itu ibadah hanya karena ingin sama dengan Rasulullah.
Ciri kelima, menurut Gus Miftah, adalah memusuhi orang yang beda agama. "Padahal, Nabi sendiri sampai menghormati jenazah Nasrani. Karena menurut Beliau, kita sama-sama mahluk Allah," katanya.
Gus Miftah mengatakan, jangan jadikan perbedaan sebagai sumber permusuhan. Yang harus dijaga adalah jangan sampai terjadi perpecahan.
(abd)