Erick Thohir Bareng Gus Miftah Doa Bersama untuk Persatuan Bangsa

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 19:53 WIB
loading...
Erick Thohir Bareng...
Menteri BUMN Erick Thohir dan Gus Miftah dalam kajian umum bertema Menjaga Kesatuan dengan Ukhuwah Bangsa di di Masjid At Thohir, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menghadiri kajian umum bertema Menjaga Kesatuan dengan Ukhuwah Bangsa di di Masjid At Thohir, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). Dalam kegiatan itu dilakukan doa bersama ribuan jemaah yang dipimpin pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah.

"Selepas salat Jumat kami bersalawat bersama Gus Miftah dari Masjid At-Thohir, berdoa untuk persatuan dan ukhuwah bangsa Indonesia," kata Erick di Masjid At Thohir dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (12/8/2023).

Erick menyampaikan terima kasih kepada Gus Miftah yang telah hadir di masjid yang dibangun untuk mengenang ayahnya, almarhum Muhammad Thohir. "Suwun Gus, sudah menyempatkan hadir membagi ilmu di masjid kami. Bismillah, untuk Indonesia yang sejuk, tentram, dan optimistis," ujarnya.



Sementara itu dalam ceramahnya, Gus Miftah mengajak warga negara Indonesia mewaspadai pihak yang mendalami paham radikal. Kewaspadaan itu perlu karena penganut radikalisme cenderung tidak suka atas keharmonisan antarumat beragama dan suku bangsa yang saat ini sudah sangat berkembang di Indonesia.

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menyebutkan terdapat lima ciri orang radikal. Pertama, menurut Gus Miftah, adalah tidak menerima khilafiyah atau perbedaan pendapat, pandangan, atau sikap. Sikap ini terkadang muncul pada persoalan tata cara salat, seperti tahiyat atau doa qunut.

"Padahal empat imam mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali sendiri berbeda-beda. Silakan pilih mau pakai imam yang mana. Salah seorang imam menegaskan, ikuti imam di mana kita berada saat beribadah," tutur Gus Miftah.

Ciri kedua orang radikal, ujar Gus Miftah, adalah tidak memiliki dasar keilmuaan. Namun, mereka kerap berdalih mengatasnamakan Al-Qur'an dan Hadist.



"Contohnya, ada yang menganggap musrik siapa pun yang menyanyikan lagu Padamu Negeri. Padahal hasil dari menyanyikan lagu itu adalah cinta kepada Tanah Air, bukan ibadah?" katanya.

Menurut Gus Miftah, Rasulullah saat meninggalkan Makkah, berdoa sambil menangis dari atas bukit, "Demi Allah kamu Makkah, adalah tanah yang paling saya cintai. Begitu Beliau tiba di Madinah, Beliau berdoa, Ya Allah anugerahkan padaku kota Madinah sebagaimana saya mencintai kota Makkah," tutur Gus Miftah mengisahkan.

Teladan Nabi Muhammad itu, ujar Gus Miftah, menunjukkan bahwa Rasulullah sangat mencintai Tanah Airnya. Sebab, di Makkah, Nabi Muhammad dilahirkan, besar, tumbuh, berjuang, dan akhirnya wafat.

Ciri ketiga orang radikal, ujar Gus Miftah, eksklusif dan merasa bahwa kunci surga dia yang punya, kelompok lain adalah salah.

Ciri Keempat, adalah anti Pancasila. Menurut Gus Miftah, mereka mengatakan bahwa Pancasila itu bid'ah, sementara cinta Madinah itu ibadah hanya karena ingin sama dengan Rasulullah.

Ciri kelima, menurut Gus Miftah, adalah memusuhi orang yang beda agama. "Padahal, Nabi sendiri sampai menghormati jenazah Nasrani. Karena menurut Beliau, kita sama-sama mahluk Allah," katanya.

Gus Miftah mengatakan, jangan jadikan perbedaan sebagai sumber permusuhan. Yang harus dijaga adalah jangan sampai terjadi perpecahan.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1197 seconds (0.1#10.140)