Sejumlah Tokoh Dukung Eka Gumilar Gerakkan Semangat Bela Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gerakan membangkitkan semangat bela negara dan nasionalisme di kalangan generasi muda yang diinisiasi ormas Rekat Indonesia Raya pimpinan Eka Gumilar dan Ryamizard Ryacudu mendapat apresiasi dan dukungan dari sejumlah tokoh nasional.
Mereka adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi RI era Gus Dur, Muhammad AS Hikam, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Dian Assafri.
Hikam mengatakan, hal yang digelorakan Rekat Indonesia Raya tersebut sebagai bentuk kecintaan dan kesetiaan mereka terhadap Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sudah berdaulat. Mereka memprakarsai gerakan semangat bela negara untuk mengajak generasi muda melanjutkan perujuangan bela negara founding fathers.
"Ini kan merupakan hak dari warga negara untuk membela negaranya. Sekarang ada inisiatif dari kalangan masyarakat atau ormas, yang cita-citanya melakukan upaya bela negara. Jadi kalau melihat ini secara sepintas ini tidak ada masalah sejauh memang tidak melanggar UU. Malah bagus," ujar Hikam.
Menurut Hikam, semangat bela negara dan nasionalisme setiap generasi memiliki tantangan berbeda satu sama lain. Jika para senior semangat bela negaranya karena adanya pontensi ancaman dari segi militer, maka generasi muda melihat potensi ancaman negara melalui intervensi teknologi, informasi dan budaya seperti K-Pop.
"Kita berharap inisiatif (bela negara Rekat Indonesia Raya) ini betul-betul memperkuat daya tahan bangsa Indonesia. Senior-senior itu berhak mempunyai kekhawatiran walaupun, boleh saja mereka meneruskan bela negara. Jadi generasi muda diajak untuk melanjutkan perjuangan bela negara," katanya.
Hikam lantas menjelaskan beberapa tantangan yang harus menjadi tanggung jawab semua pihak terkait potensi ancaman ketahanan Indonesia. Dia mencontohkan soal ancaman pembelahan yang disebabkan sentimen identitas, lemahnya solidaritas dan ketidak adilan, terutama dibidang pemerataan ekonomi.
"Jadi ada kesenjangangan antara yang kaya dan yang miskin. Dan juga penguasaan SDA di kalangan oligarki yang membuat ketidak adilan yang sebagian besar, dan yang paling meninjol adalah korupsi. Ini semua pada akhirnya berujung pada melemahnya solidaritas. Melemahnya solidaritas berujung pada ketahanan ancaman-ancaman yang ada di Indonesia," tegas Hikam.
Hal yang sama juga disampaikan Din Syamsuddin. Menurut Din, setiap prakarsa yang menggelorakan semangat bela negara sangat positif dan konstruktif. Dia mengatakan, setiap warga negara yang menginisiasi semangat bela negara tidak dilarang oleh UU.
"Boleh saja. Masyarakat madani memiliki hak untuk berbuat dan bersumbangsih bagi bangsa dan negara. Prakarsa demikian justeru harus diapresiasi bahkan didukung oleh negara atau Pemerintah," papar Din.
Din yang juga mantan Ketua Umum MUI ini meyakini apa yang dilakukan Rekat Indonesia Raya bakal efektif untuk generasi muda, selama setiap kegiatan ormas Rekat dimasukkan materi bela negara.
"Semangat nasionalisme dan bela negara perlu terus dipupuk, dan menjadi bagian penting dari pendidikan nasional. Kepada generasi muda: bangkit dan bangunlah bangsa dan negaramu. Jangan terjebak menjadi generasi rebahan," ucap Din.
Kemudian Dian Assafri menegaskan bahwa semangat bela negara dan nasionalisme di kalangan anak muda tidak pernah luntur dan memudar. Hal tersebut dapat dilihat dari gerakan anak-anak muda yang terus menerus menggaungkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Karena tentunya anak-anak muda mampu menjaga keutuhan NKRI. Mereka tidak perpecah, masih menjadi satu kestuan, saling menghormati, walau beda etnis, suku, budaya dan bahkan agama. Itu berkah yang harus kita syukuri. Kita punya tanggung jawab menjaga keutuhan anak bangsa," jelas Dian.
Dian berharap ormas Rekat Indonesia Raya terus konsisten menggelar kegiatan penumbuh kembangkan semangat bela negara di kalangan generasu milenial. Dia mengaku akan mendukung upaya dari ormas Rekat Indonesia Raya ini.
"Iya mendukung karena semangat bela negara harus tumbuh di kalangan anak-anak muda. Dan ini tidak hanya menjadi tugas mereka semata, namun menjadi tugas kita semua. Ayo kita bersama-sama untuk terus menghidupkan, menumbuh kembangkan semangat bela negara, menjaga kerukunan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain untuk kejayaan Indonesia," kata Dian.
Mereka adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi RI era Gus Dur, Muhammad AS Hikam, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Dian Assafri.
Hikam mengatakan, hal yang digelorakan Rekat Indonesia Raya tersebut sebagai bentuk kecintaan dan kesetiaan mereka terhadap Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sudah berdaulat. Mereka memprakarsai gerakan semangat bela negara untuk mengajak generasi muda melanjutkan perujuangan bela negara founding fathers.
"Ini kan merupakan hak dari warga negara untuk membela negaranya. Sekarang ada inisiatif dari kalangan masyarakat atau ormas, yang cita-citanya melakukan upaya bela negara. Jadi kalau melihat ini secara sepintas ini tidak ada masalah sejauh memang tidak melanggar UU. Malah bagus," ujar Hikam.
Menurut Hikam, semangat bela negara dan nasionalisme setiap generasi memiliki tantangan berbeda satu sama lain. Jika para senior semangat bela negaranya karena adanya pontensi ancaman dari segi militer, maka generasi muda melihat potensi ancaman negara melalui intervensi teknologi, informasi dan budaya seperti K-Pop.
"Kita berharap inisiatif (bela negara Rekat Indonesia Raya) ini betul-betul memperkuat daya tahan bangsa Indonesia. Senior-senior itu berhak mempunyai kekhawatiran walaupun, boleh saja mereka meneruskan bela negara. Jadi generasi muda diajak untuk melanjutkan perjuangan bela negara," katanya.
Hikam lantas menjelaskan beberapa tantangan yang harus menjadi tanggung jawab semua pihak terkait potensi ancaman ketahanan Indonesia. Dia mencontohkan soal ancaman pembelahan yang disebabkan sentimen identitas, lemahnya solidaritas dan ketidak adilan, terutama dibidang pemerataan ekonomi.
"Jadi ada kesenjangangan antara yang kaya dan yang miskin. Dan juga penguasaan SDA di kalangan oligarki yang membuat ketidak adilan yang sebagian besar, dan yang paling meninjol adalah korupsi. Ini semua pada akhirnya berujung pada melemahnya solidaritas. Melemahnya solidaritas berujung pada ketahanan ancaman-ancaman yang ada di Indonesia," tegas Hikam.
Hal yang sama juga disampaikan Din Syamsuddin. Menurut Din, setiap prakarsa yang menggelorakan semangat bela negara sangat positif dan konstruktif. Dia mengatakan, setiap warga negara yang menginisiasi semangat bela negara tidak dilarang oleh UU.
"Boleh saja. Masyarakat madani memiliki hak untuk berbuat dan bersumbangsih bagi bangsa dan negara. Prakarsa demikian justeru harus diapresiasi bahkan didukung oleh negara atau Pemerintah," papar Din.
Din yang juga mantan Ketua Umum MUI ini meyakini apa yang dilakukan Rekat Indonesia Raya bakal efektif untuk generasi muda, selama setiap kegiatan ormas Rekat dimasukkan materi bela negara.
"Semangat nasionalisme dan bela negara perlu terus dipupuk, dan menjadi bagian penting dari pendidikan nasional. Kepada generasi muda: bangkit dan bangunlah bangsa dan negaramu. Jangan terjebak menjadi generasi rebahan," ucap Din.
Kemudian Dian Assafri menegaskan bahwa semangat bela negara dan nasionalisme di kalangan anak muda tidak pernah luntur dan memudar. Hal tersebut dapat dilihat dari gerakan anak-anak muda yang terus menerus menggaungkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Karena tentunya anak-anak muda mampu menjaga keutuhan NKRI. Mereka tidak perpecah, masih menjadi satu kestuan, saling menghormati, walau beda etnis, suku, budaya dan bahkan agama. Itu berkah yang harus kita syukuri. Kita punya tanggung jawab menjaga keutuhan anak bangsa," jelas Dian.
Dian berharap ormas Rekat Indonesia Raya terus konsisten menggelar kegiatan penumbuh kembangkan semangat bela negara di kalangan generasu milenial. Dia mengaku akan mendukung upaya dari ormas Rekat Indonesia Raya ini.
"Iya mendukung karena semangat bela negara harus tumbuh di kalangan anak-anak muda. Dan ini tidak hanya menjadi tugas mereka semata, namun menjadi tugas kita semua. Ayo kita bersama-sama untuk terus menghidupkan, menumbuh kembangkan semangat bela negara, menjaga kerukunan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain untuk kejayaan Indonesia," kata Dian.
(abd)