Pemilu 2024, GMNI Ajak Pemuda Pelajari Sejarah Sebelum Pilih Pemimpin

Minggu, 06 Agustus 2023 - 16:58 WIB
loading...
Pemilu 2024, GMNI Ajak...
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengatakan, perlunya pemahaman sejarah bagi anak muda untuk memilih pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebanyak 204,807 juta jiwa. Dari jumlah itu, 52% di antaranya merupakan pemilih muda.

Melihat jumlah pemilih saat ini, pemuda menjadi kunci penentu suara pemenang Pemilu 2024. Maka tak heran apabila anak muda kini menjadi target utama partai dan kandidat capres-cawapres dalam meraup suara.

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengatakan, perlunya pemahaman sejarah bagi anak muda untuk memilih pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Sejarah tersebut terkait dengan rekam jejak seseorang, terutama untuk memastikan bahwa pemimpin yang dipilih kawula muda tidak punya kaitan dengan peristiwa masa lalu. Tidak punya beban masa lalu.

“Presiden Jokowi sudah sampaikan kita mesti hati-hati dan teliti pilih pemimpin. Begitu juga untuk anak muda jangan buta sejarah. Agar pemimpin yang kita pilih tidak punya beban masa lalu,” kata Arjuna dalam siaran persnya, Minggu (6/8/2023).

Menurut Arjuna, Indonesia perlu belajar dari tragedi terpilihnya Bongbong Marcos, putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos. Bongbong terpilih karena berhasil memanipulasi kesadaran publik melalui berbagai platform media sosial. Dengan bantuan konten kreator dan para influencer ternama, Bongbong berhasil menciptakan gimmick dan membelokan sejarah Filipina sehingga menguntungkan dirinya.

“Bongbong bertransformasi melalui platform media sosial. Dengan bantuan konten kreator dan influencer Bongbong berhasil membentuk citra dirinya seakan humanis dan rendah hati. Sehingga publik lupa dia adalah putra diktator yang kejam, korup dan despotik dalam sejarah politik Filipina,” ungkapnya.

Arjuna menjelaskan, pemahaman sejarah bagi generasi Z dan milenial sangatlah penting. Ini mengingat apa yang dilakukan seseorang di masa depan tak lepas dari sejarah yang membentuk watak orang tersebut. Apalagi jika seseorang tersebut punya catatan buruk di masa lalu, maka janji manis masa depan yang dilontarkan patut dipertanyakan integritasnya.

“Jika kita tegak lurus dengan Presiden Jokowi maka kita harus berhati-hati. Jangan karena emosional, kita melupakan sejarah, menutup mata terhadap rekam jejak seseorang. Pemuda harus punya nalar kritis, tidak semata-mata digerakan oleh kepentingan praktis jangka pendek,” tambahnya.

Apalagi Indonesia punya kepentingan untuk memanfaatkan peluang bonus demografi di tahun 2045. Maka praktik buruk di masa lalu seperti korupsi, pelanggaran hak asasi hingga penguasaan ekonomi oleh segelintir kroni penguasa tak boleh terjadi lagi.

“Presiden Jokowi sudah membawa Indonesia jauh ke depan. Jangan sampai kita mundur hanya karena kita anak muda tak mau dan tidak mau tahu tentang sejarah,” tandasnya.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)