Viral Santriwati Tenteng Senjata dan Rompi Antipeluru saat MPLS, Perindo: Tak Edukatif

Senin, 31 Juli 2023 - 13:36 WIB
loading...
Viral Santriwati Tenteng Senjata dan Rompi Antipeluru saat MPLS, Perindo: Tak Edukatif
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad menilai kegiatan ekstrakulikuler santriwati menenteng senjata laras panjang lengkap dengan rompi antipeluru tidak edukatif. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad merespons unggahan foto sejumlah santriwati yang viral di media sosial (medsos) tengah menenteng senjata laras panjang, lengkap dengan rompi anti peluru.

Dalam unggahan disebutkan, santriwati tersebut berasal dari Pondok Pesantren Baitul Quran Al Jahra, Kelurahan Tawanganom, Kabupaten Magetan, yang sedang melakukan kegiatan ekstrakurikuler pada simulasi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Abdul menilai, hal tersebut tidak selayaknya dilakukan para pelajar atau santriwati yang tengah menjalani MPLS. Menurutnya, masih banyak kegiatan positif lainnya yang lebih edukatif.



"Bisa dengan cara melakukan kegiatan penghijauan dengan penanaman bibit pohon produktif di sekitar sekolah atau masyarakat yang berdekatan dengan sekolah misalnya. Itu lebih edukatif dan lebih produktif," kata Abdul, Senin (31/7/2023).

"Itu sangat bermanfaat bagi kelestarian alam dan juga lingkungan hidup, jadi saya kira tidak tepat kalau aktivitas masa pengenalan lingkungan sekolah itu dengan cara cara yang mirip seperti kegiatan para militer gitu ya," katanya.

Selain itu, kata dia, aksi santriwati menenteng senjata juga dapat memicu aksi kekerasan dan radikalisme. "Masa pengenalan lingkungan sekolah memamerkan alat-alat senjata tajam yang itu sama sekali tidak edukatif dan bahkan bisa memicu adanya aksi kekerasan dan radikalisme. Itu sangat negatif," ungkapnya.

Bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Jawa Barat II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) itu menyarankan agar pihak ponpes menggelar kegiatan MPLS yang lebih edukatif, dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

"Jadi saya kira pondok pesantren itu kehadirannya harus lebih memberi manfaat kepada masyarakat sekitar. Karena dengan begitu maka masyarakat akan menilai akan merasakan kehadiran dari pesantren itu bagi kehidupan masyarakat sekitar," katanya.

Sebelumnya diketahui, potret santriwati menenteng senjata tersebut viral di media sosial. Dilansir dari akun Instagram magetanviral, foto santriwati membawa senjata itu diunggah oleh akun Instagram @islah_bahrawi, Jumat 28 Juli 2023 dengan ribuan komentar dan ribuan like.

Ketua Harian Yayasan Pondok Pesantren Baitul Quran Al Jahra Sugianto membenarkan foto itu berasal dari santriwati di pondok pesantrennya. Dia menyatakan permohonan maaf atas kekhawatiran yang timbul di masyarakat karena beredarnya foto tersebut.

Melalui klarifikasi ini, diharapkan kontroversi seputar foto tersebut dapat terurai dan masyarakat dapat memahami kegiatan simulasi tersebut merupakan bagian dari program ekstrakurikuler di Ponpes Baitul Quran Al Jahra.

Kapolres Magetan, AKBP Muhammad Ridwan, mengklarifikasi senjata laras panjang yang dibawa oleh para santriwati ternyata adalah airsoft gun bukan senjata api. "Senjata yang dibawa jenis airsoft gun," ucapnya.

(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1584 seconds (0.1#10.140)