Cerita Ganjar Hidupi Seniman saat Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
BOGOR - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya ketika menghadapi pandemi Covid-19. Tak mudah bagi pemerintah menjalani masa-masa sulit tersebut.
"Pada saat terjadi pandemi itu tiba-tiba semuanya stuck dan memaki," ungkap Ganjar dalam acara diskusi Ekstrava Ganjar di Saung Berkah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7/2023).
"Makian pertama ya ke kami-kami ini ya bertiga ini (Ganjar, Gibran, dan Bima Arya). Pemerintah gak becus, lu enggak punya otak, otak di dengkul itu tiap hari," sambungnya.
Kala itu, terjadi stagnasi saat pandemi Covid-19. Dari situ, pemerintah harus berpikir keras menemukan jalan agar semua mengalir salah satunya di sektor seni.
"Terjadi stagnasi, orang mau jualan diusir sama Satpol PP, anak buah kita. Pokoknya enggak boleh kerja dari rumah, enggak ada solusi. Seniman, maaf mati semua waktu itu. Saya tidak ngerti dan tiba-tiba saya berpikir ini gimana cara ngidupin," ujarnya.
Bacapres PDIP yang juga didukung oleh Partai Perindo, PPP, dan Hanura itu pun menyebut situasi pandemi Covid-19 membuat orang berlomba-lomba beralih dari media konvensional ke digital.
"Kita sudah kebingungan semua. Tapi kita musti jalan terus, saya hanya punya ide sedikit saja waktu itu, gimana caranya kita datang ke seniman, bukan seniman yang namanya terkenal ini lho ya. Ketoprak, ngamen itu dia diusir. Saya pikirnya di situ," bebernya.
Hingga akhirnya, Ganjar memiliki ide sederhana mengundang para musisi ternama untuk manggung di rumah dinasnya. Dari situ, membuat Panggung Kanahan yang disiarkan melalui virtual atau YouTube.
"Waktu saya buat Panggung Kanahan itu saya undang semua seniman, saya enggak bisa bayar, pulang apa coba? Saya beri sembako. Saya hanya mau membangun solidaritas. Teman-teman dari balik cerita itu sebenarnya kita butuh ikhtiar saja," ucapnya.
"Pada saat terjadi pandemi itu tiba-tiba semuanya stuck dan memaki," ungkap Ganjar dalam acara diskusi Ekstrava Ganjar di Saung Berkah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7/2023).
"Makian pertama ya ke kami-kami ini ya bertiga ini (Ganjar, Gibran, dan Bima Arya). Pemerintah gak becus, lu enggak punya otak, otak di dengkul itu tiap hari," sambungnya.
Kala itu, terjadi stagnasi saat pandemi Covid-19. Dari situ, pemerintah harus berpikir keras menemukan jalan agar semua mengalir salah satunya di sektor seni.
"Terjadi stagnasi, orang mau jualan diusir sama Satpol PP, anak buah kita. Pokoknya enggak boleh kerja dari rumah, enggak ada solusi. Seniman, maaf mati semua waktu itu. Saya tidak ngerti dan tiba-tiba saya berpikir ini gimana cara ngidupin," ujarnya.
Bacapres PDIP yang juga didukung oleh Partai Perindo, PPP, dan Hanura itu pun menyebut situasi pandemi Covid-19 membuat orang berlomba-lomba beralih dari media konvensional ke digital.
"Kita sudah kebingungan semua. Tapi kita musti jalan terus, saya hanya punya ide sedikit saja waktu itu, gimana caranya kita datang ke seniman, bukan seniman yang namanya terkenal ini lho ya. Ketoprak, ngamen itu dia diusir. Saya pikirnya di situ," bebernya.
Hingga akhirnya, Ganjar memiliki ide sederhana mengundang para musisi ternama untuk manggung di rumah dinasnya. Dari situ, membuat Panggung Kanahan yang disiarkan melalui virtual atau YouTube.
"Waktu saya buat Panggung Kanahan itu saya undang semua seniman, saya enggak bisa bayar, pulang apa coba? Saya beri sembako. Saya hanya mau membangun solidaritas. Teman-teman dari balik cerita itu sebenarnya kita butuh ikhtiar saja," ucapnya.
(hab)