Pakai Kemeja Garis Hitam-Putih, Ganjar Pranowo Tegaskan Bukan Orang Abu-abu Ketika Bersikap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengenakan kemeja motif garis-garis warna hitam putih di acara silaturahmi 1 Muharam 1445 H bersama para relawan pendukungnya di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023). Ganjar menjelaskan, kemejanya itu menunjukkan bahwa dirinya bukan orang yang abu-abu ketika memutuskan sesuatu.
"Kenapa hitam-putih? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit. Anda mau pilih yang mana, saya yakin yang hadir di sini sudah memilih pada sikap itu, mudah-mudahan kita sama," kata Ganjar dalam pidatonya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyinggung dinamika politik saat ini yang semakin menarik dan penuh tantangan. Dia berpendapat, menyikapi dinamika politik saat ini tak perlu teriakan, melainkan penuh pemikiran dan eksekusi di lapangan.
"Bapak Ibu yang saya hormati, kira-kira di tahun-tahun 2012, 2013, saya kira kita berada pada barisan yang sama, meskipun kamar kita berbeda, kita adalah orang-orang yang saat itu berkontribusi pada kemenangan Jokowi menjadi presiden," tutur Ganjar.
Kendati demikian, Ganjar tak menampik adanya friksi-friksi seiring berjalannya waktu. Friksi itu, kata Ganjar, terkadang dapat menimbulkan dinamika saat bekerja.
"Ikhlaskan ketika ada bagian dari kita berpindah ke kamar sebelah, ikhlaskan itu. Tidak perlu ditangisi karena di awal sudah saya sampaikan Anda mau hitam atau mau putih," kata Ganjar.
"Kenapa hitam-putih? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit. Anda mau pilih yang mana, saya yakin yang hadir di sini sudah memilih pada sikap itu, mudah-mudahan kita sama," kata Ganjar dalam pidatonya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyinggung dinamika politik saat ini yang semakin menarik dan penuh tantangan. Dia berpendapat, menyikapi dinamika politik saat ini tak perlu teriakan, melainkan penuh pemikiran dan eksekusi di lapangan.
"Bapak Ibu yang saya hormati, kira-kira di tahun-tahun 2012, 2013, saya kira kita berada pada barisan yang sama, meskipun kamar kita berbeda, kita adalah orang-orang yang saat itu berkontribusi pada kemenangan Jokowi menjadi presiden," tutur Ganjar.
Kendati demikian, Ganjar tak menampik adanya friksi-friksi seiring berjalannya waktu. Friksi itu, kata Ganjar, terkadang dapat menimbulkan dinamika saat bekerja.
"Ikhlaskan ketika ada bagian dari kita berpindah ke kamar sebelah, ikhlaskan itu. Tidak perlu ditangisi karena di awal sudah saya sampaikan Anda mau hitam atau mau putih," kata Ganjar.
(rca)