Ini Alasan Ganjar Pranowo Diunggulkan Pelaku Pasar Modal Indonesia

Selasa, 11 Juli 2023 - 12:48 WIB
loading...
Ini Alasan Ganjar Pranowo...
Direktur Eksekutif CNBC Indonesia Intelligence Unit, Muhammad Maruf mengungkap alasan yang membuat Ganjar Pranowo banyak dijagokan pelaku pasar modal menjadi Presiden. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif CNBC Indonesia Intelligence Unit, Muhammad Ma'ruf mengungkap alasan yang membuat Ganjar Pranowo banyak dijagokan menjadi Presiden di Pilpres 2024 dari pelaku pasar modal di Indonesia.

"(Dianggap pemilih) akan melanjutkan program dan kebijakan petahana (pemerintahan Presiden Jokowi)," ujar Ma'ruf dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023).





Hal yang sama juga dipersepsikan kepada capres lainnya yakni Prabowo Subianto. Diketahui, Prabowo yang semula menjadi pesaing Presiden Jokowi di Pilpres 2019, kemudian ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju.

Dia juga turut membeberkan alasan mengapa hanya sedikit pelaku pasar modal di Indonesia yang menjatuhkan pilihannya kepada Anies Baswedan.

"Hanya sedikit pelaku pasar yang ingin perubahan. Ini tentu sejalan dengan keumuman sikap dan perilaku pengusaha dan pelaku pasar yang tidak suka dengan perubahan radikal. Umumnya pebisnis dan pelaku pasar itu pro status quo," jelasnya.

Survei ini dilakukan melalui percakapan telepon dan pesan pada tanggal 5-8 Juli 2023. Survei ini melibatkan pelaku pasar modal Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 43 orang dengan level otorisasi manajerial dan direksi institusi keuangan di pasar modal yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pemilihan sampel survei dilakukan dengan metode stratified systematic random sampling dimana populasi terlebih dahulu dikelompokan menjadi sub-sub populasi dengan kriteria yang sama, lalu sampel secara acak dan proporsional.



Adapun, tingkat signifikansi dalam penelitian ini memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Margin of error survei ini sebesar 0,15% yang menggambarkan jumlah kesalahan yang biasa terjadi pada pengambilan sampel institusi dalam survei.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2176 seconds (0.1#10.140)