Maju Pilkada Solo, Bara JP Minta Masyarakat Adil kepada Gibran

Senin, 27 Juli 2020 - 12:03 WIB
loading...
Maju Pilkada Solo, Bara JP Minta Masyarakat Adil kepada Gibran
Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S Sirait mendukung langkah Gibran Rakabuming Raka maju di Pilkada Solo pada 9 Desember 2020 mendatang. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S Sirait mendukung langkah Gibran Rakabuming Raka maju di Pilkada Solo pada 9 Desember 2020 mendatang. Menurutnya ini adalah bagian demokrasi dan semua akan kembali kepada masyarakat sebagai penentu.

Viktor mengatakan masyarakat harus adil dan menggunakan alat ukur yang sama kepada semua pihak yang ingin mencalonkan diri dalam pilkada. "Sebagai warga negara semua punya hak dipilih dan memilih sesuai aturan yang berlaku," ujarnya dalam keteranganya, Senin (27/7/2020). (Baca juga: Ngobrol Soal Jatah Kursi BUMN, Diaz Hendropriyono Ditawari Jadi Komisaris)

Menurutnya, hal yang sama juga harus berlaku bagi Gibran yang kebetulan sebagai anak presiden. "Gibran juga punya hak konstitusional yang sama dengan calon-calon lainnya. Jangan karena dia anak presiden lalu dia tak bisa maju sebagai calon kepala daerah. Ini tak adil, Jangan karena dia anak presiden lalu hak konstitusionalnya hilang, ini tidak baik bagi demokrasi,” jelasnya.

Kata dia, tak ada yang salah dengan majunya Gibran sebagai calon Wali Kota Solo, sebaliknya kita harusnya menyambut dengan baik karena akan ada peluang lahir pemimpin muda yang mau mengabdi bagi bangsa ini. "Kita berharap akan muncul lagi anak-anak muda yang berani ikut dalam Pilkada ke depan," katanya.

Ia melanjutkan biarkanlah siapa saja yang punya keinginan untuk ikut dalam pilkada, semakin banyak calon akan semakin baik, masyarakat akan punya pilihan. "Pada akhirnya masyarakatlah yang akan menentukan pilihan. Masyarakat paham siapa yang harus mereka pilih untuk memimpin daerahnya."

"Termasuk Gibran, biarkanlah masyarakat yang menentukan. Kami yakin masyarakat Solo menginginkan Gibran memimpin Solo ke depan. Dan jika tidak tentu tidak akan terpilih nanti karena hasil pemilihan bukan ditentukan oleh kekuasaan, bukan ditentukan oleh apakah seseorang anak presiden, namun ditentukan oleh pilihan dan keinginan rakyat," sambungnya.

Viktor membandingkan masyarakat di negara demokrasi seperti Amerika Serikat pun tak mempermasalahkan keluarga presiden yang maju untuk perebutan jabatan pemerintahan seperti wali kota atau gubernur. "Lihat bagai keluarga mantan Presiden John F Kennedy atau mantan Presiden George Bush, anak-anak dan keluarganya yang lain ada yang sukses menjadi wali kota atau gubernur, bahkan menjadi presiden." (Baca juga: PKS Terkejut Gaji Pengelola Kartu Prakerja Rp47-77 Juta)

"Sehingga kami sangat mengapresiasi langkah Gibran yang ingin menjadi Wali Kota Solo dengan usia yang masih relatif muda. Tak banyak anak muda yang mau terjun di bidang politik dan lebih banyak bergelut di bisnis," imbuh Viktor.

Menurutnya, Gibran tak kekurangan karena dia seorang pengusaha sukses di Solo. Dia sudah mapan dengan kehidupannya. "Namun dengan majunya dia sebagai calon wali kota tentu karena dia ingin lebih banyak mengabdi kepada masyarakat Solo, ini yang harus didukung," katanya.

Sementara itu, Gibran yang sudah pasti diusung PDIP mengungkapkan salah satu alasan maju di Pilkada Solo. Menurut Gibran, alasannya maju karena bakal bisa lebih banyak membantu masyarakat dibanding dengan statusnya sekarang.

"Saya juga pengusaha, yang saya sentuh hanya karyawan saya saja, tetapi kalau saya masuk ke politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo ya 500.000-an orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan kebijakan saya," ujar Gibran dalam diskusi yang digelar DPP PDIP bertajuk 'Calon Kepala Daerah Muda Bicara Politik Dedikasi, Motivasi, hingga respons politik Dinasti', Jumat, 24 Juli 2020.

Ia sendiri tak paham mengapa dituding melanggengkan dinasti politik dengan maju di Pilkada Solo. Menurutnya, pilkada merupakan kontestasi politik, bukan penunjukan kepala daerah secara langsung.

Bahkan, dia bilang masyarakat bisa saja tidak mencoblos dirinya dan kalah dalam pertarungan kepala daerah di Solo. "Jadi, kalau yang namanya dinasti politik di mana dinasti politiknya. Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," katanya. (Baca juga: Penyerapan Anggaran COVID-19 Belum Juga Optimal, Jokowi: Kesehatan Baru Terealisasi 7%)

Lebih lanjut, Gibran mengatakan warga Solo sudah memahami apa itu dinasti politik. Dia mengatakan, warga Solo menerima dirinya dengan tangan terbuka. "Di Solo itu masyarakatnya sudah ngerti kok apa itu dinasti politik, dan ya itu tadi setiap kali saya blusukan, warga menerima saya dengan tangan terbuka," tutupnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)