Hasto Ingin Banyak Kader PDIP Pimpin Pemberantasan Narkoba di Daerah

Minggu, 11 September 2016 - 00:02 WIB
Hasto Ingin Banyak Kader PDIP Pimpin Pemberantasan Narkoba di Daerah
Hasto Ingin Banyak Kader PDIP Pimpin Pemberantasan Narkoba di Daerah
A A A
DEPOK - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan perang terhadap narkoba harus didukung penuh partai politik.

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemberantasan narkoba, kata Hasto, PDIP PDIP secara khusus menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso memberi pembekalan bagi para kader calon kepala daerah dalam acara Sekolah Partai PDIP .

Kepada para kader peserta calon kepala daerah, Hasto menekankan pentingnya memenangi pemilihan kepala daerah yang dihelat serentak pada 2017.

Dengan memenangi pilkada, para kader PDIP dikatakanya dapat berperan maksimal dalam memerangi narkoba di daerah. "Para calon kepala daerah penting memenangi daerah untuk bisa memimpin daerahnya memerangi narkoba," kata Hasto dalam sambutan seusai Budi Waseso menyampaikan materi tentang bahaya narkoba di Sekolah Partai Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PDIP, Wisma Kinasih, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (10/9/2016).

Hasto mengungkapkan, ancaman narkoba sebagaimana disampaikan Budi Waseso dalam materinya begitu nyata. Dengan demikian, kata dia, PDIP harus memberikan dukungan dalam upaya memerangi narkoba.

Terlebih, sambung Hasto, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendeklarasikan perang terhadap narkoba. "Partai harus memberikan dukungan politik sepenuhnya kepada pemerintahan Presiden Jokowi, dalam memerangi narkoba, dan memberikan hukuman mati bagi para penjahat narkoba," ungkapnya. (Baca juga: Budi Waseso Ingin Calon Kepala Daerah PDIP Perangi Narkoba)

Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso saat menyampaikan materi mengatakan, dirinya selalu menggebu-gebu ketika berbicara mengenai bahaya narkoba.

Hal itu karena dikatakannya ancaman narkoba begitu besar dan nyata. Dia mengaku melihat masalah narkoba secara utuh, tidak hanya sepotong-sepotong sehingga bertekad memeranginya secara total, tidak boleh sepotong-sepotong.

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu juga menyampaikan gambaran masalah narkoba adalah ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Dari penindakan BNN dan juga Polri, selama tahun 2015, narkoba jenis sabu-sabu yang bisa diamankan mencapai 6 ton.

"Ini betul-betul ancaman, setiap hari 40 sampai 50 orang meninggal dunia karena penyalahgunaan narkoba, ini data dan informasi akurat," ujarnya.

Gambaran lain, lanjut Budi, di Indonesia pecandu narkoba kurang lebih 5 juta jiwa. "Narkoba ini perangnya silent (senyap), tetapi kematiannya pasti. Jaringan mereka tetap eksis, mereka tahu bahwa generasi pemakai akan habis, makanya mereka melakukan regenerasi," katanya.

Budi mengungkapkan saat ini di Indonesia terdapat 72 jaringan narkoba berkelas internasional. Salah satu jaringan tersebut adalah yang terkoneksi dengan almarhum Freddy Budiman.

Jaringan narkoba tesebut menghasilkan uang triliunan rupiah per tahun. "Kalau satu jaringan satu tahun Rp1 triliun maka ada sekitar Rp72 triliun yang dibelanjakan untuk narkoba," tuturnya.

Dalam konteks itulah, dia mengapresiasi PDIP yang membuka sekolah partai calon kepala daerah yang didalamnya ada materi tentang perang terhadap narkoba."Saya berharap, kader calon kaepala daerah inilah yang harus punya komitmen untuk memerangi narkoba," ujarnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6609 seconds (0.1#10.140)