BRICS dan Kepentingan Indonesia

Senin, 19 Juni 2023 - 05:46 WIB
loading...
A A A
China juga mengusulkan kerangka Inisiatif Pembangunan Global sebagai bentuk nyata dari kerja sama BRICS. Salah satunya dengan meningkatkan Dana Bantuan Kerja Sama Selatan-Selatan Tiongkok menjadi Dana Pembangunan Global dan Kerja Sama Selatan Selatan, dengan tambahan masukan USD1 miliar dari USD3 miliar yang sudah ada. Selain itu, China juga mendorong BRICS menambah dukungan untuk Dana Perwalian Perdamaian dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dibuat China, menerbitkan Laporan Pembangunan Global, dan mendirikan Pusat Promosi Pembangunan Global dan Jaringan Pengetahuan Global untuk Pembangunan.


Visi Selaras?

Walapun secara formal tidak didirikan sebagai pesaing hegemoni blok barat, terutama yang tergabung dalam G-7, kelahiran BRIC pada 2006 memang diarahkan untuk menjadi kekuatan alternatif, baik secara politik maupun ekonomi di dunia. Apalagi. BRIC melibatkan kekuatan ekonomi baru dunia, dalam hal ini China dan India. Realitas ini bisa dilihat dari visi yang akan mereka capai, seperti reformasi insitusi keuangan dunia, diversifikasi sistem moneter internasional, dan masuknya anggota baru anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Target demikian ditelurkan pada KTT BRIC kedua yang berlangsung di ibu kota Brazil, Brasilia pada 15 April 2010. Pada momen tersebut BRIC menyatakan posisinya pada berbagai isu global. Posisi dimaksud antara lain reformasi institusi keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia agar dapat lebih menampung aspirasi negara-negara berkembang; perlunya diversifikasi sistem moneter internasional, tidak terfokus lagi pada US Dollar sebagai mata uang internasional; mendorong PBB memainkan peran yang lebih penting dalam diplomasi multilateral; serta mendorong peran lebih besar untuk Brazil dan India di PBB agar kedua negara tersebut juga bisa menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

baca juga: Perbedaan BRICS dan NATO

Kebijakan politik BRICS sebagai antidot AS dan kekuatan barat semakin mengeras seiring dengan dinamika perang Ukraina Rusia. Selain menunjukkan soliditas di antara negara-negara BRIS -dalam hal di antara mereka ini tidak ada yang turut menjatuhkan sanksi untuk Rusia seperti dilakukan AS dan sekutunya-, dinamika tersebut justru terlihat memperkuat tekad Rusia dan China untuk menggusur hegemoni barat. Penegasan sikap dihasilkan dalam dalam pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Xi Jinping di Moskwa, Rusia (20-22/03/ 2023).

Sebagai informasi, pertemuan menghasilkan dua dokumen pernyataan bersama yang diteken kedua pemimpin negara tersebut. Dokumen pertama tentang pernyataan bersama China-Rusia tentang pendalaman koordinasi kemitraan strategis untuk Era Baru. Sedangkan dokumen kedua berisi pernyataan bersama kedua negara tentang rencana pembangunan pra-2030 pada prioritas kerjasama ekonomi China-Rusia. Kedua pernyataan bersama itu menggambarkan komitmen kedua negara untuk memperdalam kerja sama di bidang ekonomi seperti industrialisasi, pembangunan megaproyek, penguatan rantai pasok, energi, dan inovasi teknologi.

Presiden Asia Pasific Research Center di Moskow, Sergey Sanakoev, melihat kesepakatan tersebut sebagai pertanda munculnya era baru dunia atau bergesernya tatanan multilateralisme global yang selama ini didominasi AS dan negara-negara barat, yang menjadi biang ketimpangan dunia. Menurut dia, China dan Rusia ingin membentuk dunia yang lebih multipolar, adil dan aman.

Bagaimana peran Indonesia di BRICS dalam menghadapi dinamika global? Saat menyampaikan pidatonya secara virtual pada High-level Dialogue on Global Development dari Istana Merdeka, Jakarta (24/06/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta BRICS bisa menjadi katalis bagi penguatan investasi di negara-negara berkembang. Jokowi juga berharap kerja sama BRICS dengan negara mitra harus mendukung untuk transformasi digital yang inklusif, pengembangan industri hijau dan infrastruktur hijau, serta penguatan akses negara-negara berkembang pada rantai pasok global. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengajak semua pihak saling bekerjasama.

Untuk diketahui, pertemuan virtual pada High-level Dialogue on Global Development tersebut diinisiasi China dan melibatkan anggota-anggota BRICS. Momen tersebut banyak ditafsirkan sebagai tanda kesamaan visi Indonesia dan BRICS, serta bergabungnya dalam kelompok tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)