Menagih Tanggung Jawab Pengembang Platform Digital

Sabtu, 25 Juli 2020 - 12:36 WIB
loading...
A A A
Pembelajaran kolaboratif yang memperkuat ide atau gagasan sejenis, intensif terjadi. Hampir tak terjadi persilangan pendapat, malah terjadi penguatan pemahaman awal. Sehingga adanya pendapat yang cenderung beda, akan tersingkir. Komunitas berkembang hanya menampung pendapat yang koherens. Makin yakin dan intoleran, terhadap perbedaan.

Sehingga dalam kasus adanya percakapan yang bersifat self-harm maupun kecenderungan bunuh diri dari pertanyaan di atas, dapat dipahami sebagai akumulasi pendapat sejenis tanpa tandingan. Ini melahirkan sikap: "kalau salah akan terjerumus makin salah dan jika benar akan fanatik diyakini".

Suatu keadaan yang berujung pada terjebaknya seseorang pada situasi filter bubble dan echo chamber, sebagaimana diuraikan oleh Cathy O’ Neil 2016 dalam Weapons of Math Destruction: How Big Data Increases Inequality and Threatens Democracy, maupun oleh Ethan Zuckerman, 2013 dalam Digital Cosmopolitan.
Tentu ini jadi dilema yang sulit dicari jalan keluarnya.

Pengembang FB maupun WA, tak ingin putar arah jarum jam, kembalikan media digital ke editor mediated media.Maka, ketika terjadi penyimpangan penggunaan media digital, yang kemudian ditengok adalah literasi penggunannya. Dalam hal kemunculan sikap ekstrem, intoleran, self harm hingga bunuh diri yang sifatnya structural, pengembang bertumpu pada literasi penggunanya.

Pengguna diharapkan lebih melek media baru. Selalukah literasi pengguna? Dalam banyak kasus, literasi tidak ada korelasinya dengan penyimpangan penggunaan. Platform, yang justru harus diperiksa. Tak bisa diasumsikan bahwa platform yang telah melewati serangkaian uji coba, serta merta sempurna ketika diluncurkan. Sehingga pengembang telah punya sikap pasti, saat terjadi penyimpangan penggunaan.

Sesungguhnya yang disebut "sikap pasti" pengembang platform, lebih berciri teknis utilitas kesempurnaan perangkat, ketimbang pemahaman pada implikasi sosial budayanya. Bahwa penggunaan platform di masing-masing perbedaan ruang dan waktu dapat menimbulkan penyimpangan sosial budaya, belum tentu dipahami.

Misalnya, pengembang mana yang telah mengantispasi, platform yang diluncurkannya bisa dipakai untuk menculik manusia lain, mengelabui anak di bawah umur dalam transaksi cyber sex, juga platform yang justru jadi tempat interaksi kaum pedofilia? Para pengembang melakukan uji coba pra-peluncuran sesuai tujuan utama, secara teknis utilitas. Ketika dalam pemanfaatannya melenceng dari tujuan pengembangan, belum tentu mereka paham. Adanya tuntutan tanggung jawab, tak jarang melahirkan sikap gagap, dan bingung berbuat.

Maka harapannya, community standard yang dikembangkan seiring literasi para pengguna, dapat digunakan sebagai kendali.

Platform dapat berkembang tanpa moderasi, namun tetap aman digunakan. Ini tercapai jika pengembang tak lepas tangan, anggap platform-nya telah sempurna dan pengguna menerima apa adanya. Mutlak adanya sistematika dialog terus menerus, antara pengembang dengan pengguna.

Ini bertujuan mengawasi adanya penyimpangan penggunaan. Dengan pernyataaan lain, sikap tepat para pengembang justru baru muncul, ketika melakukan dialog terus menerus dengan komunitas pengguna platform-nya. Bukan semata mengembalikan ke posisi editor mediated media. Apalagi melulu menyalahkan literasi penggunanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
India-Pakistan: Mozaik...
India-Pakistan: Mozaik Identitas, Kekuasaan, dan Mimpi yang Terbelah
5 Persamaan Jokowi dengan...
5 Persamaan Jokowi dengan Dedi Mulyadi, dari Pemanfaatan Media Sosial hingga Angkat Kearifan Lokal
Revitalisasi Paradigma...
Revitalisasi Paradigma Trilogi Kerukunan untuk Kebutuhan Umat Saat ini
Pendidikan Indonesia,...
Pendidikan Indonesia, ke Mana?
Paradoks Pendidikan:...
Paradoks Pendidikan: Melahirkan Cendekia, Menumbuhkan Koruptor
Pope Francis dan Dialog...
Pope Francis dan Dialog Antaragama untuk Perdamaian
Polda Metro Jaya Pastikan...
Polda Metro Jaya Pastikan Usut Tuntas Group Facebook Fantasi Sedarah
STOP! Jangan Download...
STOP! Jangan Download Video TikTok Sebelum Coba Cara Ini
Hindari Ganguan Mental,...
Hindari Ganguan Mental, Banyak Orang Kembali ke HP Jadul
Rekomendasi
10 Atlet dengan Bayaran...
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia Tahun 2025, Ronaldo 2 Kali Lipat Messi
Kecelakaan Maut Minibus...
Kecelakaan Maut Minibus di Karanganyar Tewaskan 5 Orang, Polisi Duga Akibat Rem Blong
Melenggang di Cannes,...
Melenggang di Cannes, Syahrini Raih Penghargaan UNESCO
Berita Terkini
Hasan Nasbi soal Kabar...
Hasan Nasbi soal Kabar Pesawat Kepresidenan Ganti Warna Cat: Harus Cek Dulu Nih...
Tegaskan Evakuasi Warga...
Tegaskan Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Bukan Relokasi, Hasan Nasbi: Kita Mau Mengobati
Soal PMI Non-Prosedural,...
Soal PMI Non-Prosedural, Senator Filep Beri Rekomendasi dari Sisi Regulasi hingga Perlindungan
UNJ Dorong Kesadaran...
UNJ Dorong Kesadaran SDGs lewat Kegiatan Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Lingkungan
TNI Jaga Kejaksaan,...
TNI Jaga Kejaksaan, Hasan Nasbi Sebut Biasa Saja
3 Laksamana Jabat KSAL...
3 Laksamana Jabat KSAL dalam 7 Tahun Terakhir, Ada yang Melesat Jadi Panglima TNI
Infografis
13 Jenis Cyber Crime...
13 Jenis Cyber Crime yang Perlu Diwaspadai di Era Digital
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved