Salip AHY, Erick Thohir Panen Elektabilitas dari Sepak Bola dan PSSI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) mencatat elektabilitas Erick Thohir sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) berada di posisi teratas. Erick bahkan mengalahkan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang unggul di survei IPO sebelumnya.
"Untuk cawapres, ini nama-nama yang kami tawarkan kepada publik, tertinggi Erick Thohir, ini baru karena sebelumnya yang biasa bagus AHY, mungkin karena ketua umum dan propagandanya bagus," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam pemaparan survei yang berjudul "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024", di Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Untuk hari ini, Dedi menduga kemungkinan propagandanya sudah beralih ke Erick Thohir. Ada beberapa faktor yang membuat Erick unggul, seperti misalnya Piala Dunia U-20, PSSI, juga agenda pertandingan sahabat antara Timnas Indonesia dengan Argentina.
"Itu bisa saja menjadi penyebab kenapa Erick Thohir mendapatkan perhatian cukup besar dari publik," ujarnya.
Hasilnya, Dedi menjelaskan, sebanyak 15,5% responded berharap Erick Thohir akan dipilih sebagai cawapres, disusul Mahfud MD 11,1%, AHY 10,9%, Ridwan Kamil posisi keempat 6,7%, bahkan Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto hanya 3,8%, dam Puan Maharani 3,1%.
"Kita cek Gus Muhaimin Iskandar hanya 1,2%, tapi lebih baik ketimbang Surya Paloh 0,1%. Jadi Pak Mardiono tidak ada ya," terang Dedi.
Bahkan, Dedi melanjutkan, ketika masing-masing nama cawapres itu disandingkan dengan kandidat capres, Erick Thohir tetap konsisten berada pada posisi teratas. Baik itu disandingkan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo.
"Apakah dia (Erick) akan disandingkan dengan Prabowo Subianto, dia akan dapat 21,4% pemilih yang setuju Erick Thohir dengan Prabowo, ada 20,5% setuju Erick Thohir disandingkan dengan Anies Baswedan, dan 26,8% kalau Erick Thohir disandingkan dengan Ganjar Pranowo," jelasnya.
Survei IPO digelar pada 5-13 Juni 2023 terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9%, dengan tingkat akurasi data 95%. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spotcheck pada 15% dari total populasi sample.
"Untuk cawapres, ini nama-nama yang kami tawarkan kepada publik, tertinggi Erick Thohir, ini baru karena sebelumnya yang biasa bagus AHY, mungkin karena ketua umum dan propagandanya bagus," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam pemaparan survei yang berjudul "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024", di Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Untuk hari ini, Dedi menduga kemungkinan propagandanya sudah beralih ke Erick Thohir. Ada beberapa faktor yang membuat Erick unggul, seperti misalnya Piala Dunia U-20, PSSI, juga agenda pertandingan sahabat antara Timnas Indonesia dengan Argentina.
"Itu bisa saja menjadi penyebab kenapa Erick Thohir mendapatkan perhatian cukup besar dari publik," ujarnya.
Hasilnya, Dedi menjelaskan, sebanyak 15,5% responded berharap Erick Thohir akan dipilih sebagai cawapres, disusul Mahfud MD 11,1%, AHY 10,9%, Ridwan Kamil posisi keempat 6,7%, bahkan Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto hanya 3,8%, dam Puan Maharani 3,1%.
"Kita cek Gus Muhaimin Iskandar hanya 1,2%, tapi lebih baik ketimbang Surya Paloh 0,1%. Jadi Pak Mardiono tidak ada ya," terang Dedi.
Bahkan, Dedi melanjutkan, ketika masing-masing nama cawapres itu disandingkan dengan kandidat capres, Erick Thohir tetap konsisten berada pada posisi teratas. Baik itu disandingkan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo.
"Apakah dia (Erick) akan disandingkan dengan Prabowo Subianto, dia akan dapat 21,4% pemilih yang setuju Erick Thohir dengan Prabowo, ada 20,5% setuju Erick Thohir disandingkan dengan Anies Baswedan, dan 26,8% kalau Erick Thohir disandingkan dengan Ganjar Pranowo," jelasnya.
Survei IPO digelar pada 5-13 Juni 2023 terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9%, dengan tingkat akurasi data 95%. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spotcheck pada 15% dari total populasi sample.
(muh)