Pengamat: Sangat Penting Capres Punya Pemahaman Politik Global

Rabu, 14 Juni 2023 - 19:08 WIB
loading...
Pengamat: Sangat Penting Capres Punya Pemahaman Politik Global
Bakal Capres 2024 dinilai harus memiliki pemahaman politik dan ekonomi global. Hal ini ditegaskan oleh pengamat politik Unpad, Mudiyati Rahmatunnisa. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bakal Capres 2024 dinilai harus memiliki pemahaman politik dan ekonomi global. Hal ini ditegaskan oleh pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Mudiyati Rahmatunnisa.

Ia menilai, di tengah ketidakpastian situasi global di masa mendatang, sangat penting memiliki pemimpin yang paham betul situasi politik tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri.

"Jangan sampai kita negara besar hanya sebagai objek negara-negara luar," kata Mudiyati, Kamis (15/6/2023).

"Jadi memang sangat penting sekali untuk kemudian memiliki pemimpin yang punya kapasitas dan kapabilitas untuk ikut serta menentukan proses-proses yang berlangsung di kancah global," tambahnya.

Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad ini menuturkan, keberhasilan pemeritahan Joko Widodo (Jokowi) dalam menyelenggarakan Presidensi G20 menjadi sebuah standar cukup tinggi untuk pemimpin Indonesia berikutnya.

Menurutnya, pemimpin Indonesia selanjutnya harus bisa bisa berkiprah penting dan ikut menjadi pengendali dari proses politik, ekonomi, atau apa pun di kancah global.

"Tidak akan spesifik tentunya menyebutkan kandidat karena sekarang masih dinamis. Saya pikir kandidat-kandidat yang sekarang digadang-gadang siapa pun ya menurut saya adalah politisi-politisi ulung yang punya kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dan sangat paham dengan situasi politik tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri," pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian yang juga digadang-gadang sebagai bakal Capres dari Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menyampaikan penolakannya terhadap peraturan baru European Union (EU) atau EU Deforestation Regulation (EUDR) yang ditujukan untuk mengekang deforestasi global.

Airlangga menilai, kebijakan tersebut merugikan negara produsen sawit serta sejumlah komoditas pangan atau hasil hutan, khususnya para petani kecil. Kebijakan ini juga dinilai sebagi neo imprealisme.

Hal itu langsung disuarakan Airlangga saat datang ke markas EU di Brussels bersama Deputi Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof.

Di lain hal, Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga merupakan Capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajukan proposal perdamaian untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

Proposal tersebut disampaikan saat menghadiri KTT Pertahanan Dialog di Shangri-La Hotel, Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)