Menghadap Jokowi ke Istana, Ganjar: Pertemuan Banyak Mata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah yang juga bakal calon presiden (Capres) PDIP Ganjar Pranowo menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Apa urgensi pertemuan itu?
Ganjar mengaku bertemu dengan Jokowi untuk membahas masalah terkait Candi Borobudur. "Bahas Borobudur," ujar Ganjar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
"Persiapan untuk membereskan Borobudur tentu 2024 kan semua mesti selesai jadi tadi ada Pak Menko Marinves menyampaikan soal kelembagaan sebaiknya tunggal. Lalu peran antar seluruh tingkatan baik pusat, provinsi, kabupaten," sambungnya.
Ganjar juga mengaku memiliki kewajiban untuk membereskan Pasar Ngijon. Namun, katanya, hal tersebut bergantung pada heritage assessment dari internasional.
"Sehingga itu kita tunggu, jadi harapannya kalau itu selesai bisa cepat. Ada problem sampah juga yang menjadi kewenangan bupati untuk membereskan tanah tapi yang kedua ada juga persiapan pembangunannnya maka kalau ini bisa kira-kira 8 bulan selesai. Kalau itu terjadi rasa-rasanya hampir selesai lah secara keseluruhan," tuturnya.
Jokowi pun meminta Ganjar agar bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalah Borobudur. "Arahan Presiden agak cepat, maka saya menyampaikan Pak ini yang menjadi titik inti adalah siapa PIC yang bisa menyelesaikan perijinan di HI itu jadi heritage impact assesment itu."
"Jadi kalau itu cepat prosesnya maka izin-izin yang kita keluarkan lalu mengacu pada ketentuan internasional sehingga impactnya tidak terlalu terasa. Yang negatif tidak terlalu terasa," kata Ganjar.
Saat dikonfirmasi pertemuan dengan Jokowi membahas politik atau tidak, Ganjar menyebut hadir di Istana tidak hanya pertemuan empat mata tapi banyak mata.
"Oh banyak mata tadi," jawab Ganjar saat ditanyai soal pertemuan empat mata dengan Jokowi.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Ganjar mengaku bertemu dengan Jokowi untuk membahas masalah terkait Candi Borobudur. "Bahas Borobudur," ujar Ganjar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
"Persiapan untuk membereskan Borobudur tentu 2024 kan semua mesti selesai jadi tadi ada Pak Menko Marinves menyampaikan soal kelembagaan sebaiknya tunggal. Lalu peran antar seluruh tingkatan baik pusat, provinsi, kabupaten," sambungnya.
Ganjar juga mengaku memiliki kewajiban untuk membereskan Pasar Ngijon. Namun, katanya, hal tersebut bergantung pada heritage assessment dari internasional.
"Sehingga itu kita tunggu, jadi harapannya kalau itu selesai bisa cepat. Ada problem sampah juga yang menjadi kewenangan bupati untuk membereskan tanah tapi yang kedua ada juga persiapan pembangunannnya maka kalau ini bisa kira-kira 8 bulan selesai. Kalau itu terjadi rasa-rasanya hampir selesai lah secara keseluruhan," tuturnya.
Jokowi pun meminta Ganjar agar bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalah Borobudur. "Arahan Presiden agak cepat, maka saya menyampaikan Pak ini yang menjadi titik inti adalah siapa PIC yang bisa menyelesaikan perijinan di HI itu jadi heritage impact assesment itu."
"Jadi kalau itu cepat prosesnya maka izin-izin yang kita keluarkan lalu mengacu pada ketentuan internasional sehingga impactnya tidak terlalu terasa. Yang negatif tidak terlalu terasa," kata Ganjar.
Saat dikonfirmasi pertemuan dengan Jokowi membahas politik atau tidak, Ganjar menyebut hadir di Istana tidak hanya pertemuan empat mata tapi banyak mata.
"Oh banyak mata tadi," jawab Ganjar saat ditanyai soal pertemuan empat mata dengan Jokowi.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(kri)