Keketuaan Indonesia dalam ASEAN Chairmanship

Senin, 12 Juni 2023 - 12:07 WIB
loading...
Keketuaan Indonesia dalam ASEAN Chairmanship
Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

PERAN Indonesia di kancah internasional kini tengah berada pada titik penting dalam sejarah. Usai Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun 2022, Indonesia kembali mendapatkan mandat untuk memegang Chairmanship ASEAN 2023. Hal itu dinyatakan dalam KTT ASEAN di Kamboja pada 13 November 2022.

Keberhasilan Indonesia dalam Presidensi G20 telah menghasilkan kepercayaan dan ekspektasi tinggi dari berbagai pihak. Nakhoda dan navigasi Presidensi G20 di tengah berbagai situasi tantangan global telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara sehingga berbagai negara saat ini mempunyai kepercayaan yang tertinggi terhadap Indonesia.

Alhasil, kini di tahun 2023 Indonesia pun kembali diyakini mampu memimpin ASEAN untuk mencapai agenda prioritas dari kepentingan nasional dalam kawasan ASEAN. Tak hanya itu, melalui ASEAN Chairmanship 2023, Indonesia juga diharapkan mampu mengarahkan perdagangan menuju integrasi ekonomi regional disamping menyelesaikan masalah global.

Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN dan negara terbesar di ASEAN, banyak pihak menyandarkan harapan pada Indonesia. Tak lain, agar Indonesia dapat melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam menghadapi berbagai permasalahan dunia yang juga dihadapi kawasan.

Melalui tema Keketuaan ASEAN yaitu: “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia bertekad mengarahkan kerja sama ASEAN 2023 untuk melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespons tantangan kawasan dan global, serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan. ASEAN Matters sendiri terdiri dari 3 elemen penting yakni penguatan terhadap kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, serta sentralitas ASEAN.

Sementara itu, epicentrum of growth terkait dengan peran ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia serta terdiri dari 4 elemen penting yakni arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.

Selain itu, Indonesia juga mengangkat tiga isu prioritas bidang ekonomi yaitu recovery and rebuilding, digital economy, dan sustainability yang implementasinya diterjemahkan ke dalam 16 (enam belas) Priority Economic Deliverables (PED) selama tahun 2023. Artinya, keketuaan Indonesia di ASEAN saat ini akan menitikberatkan pada penanganan krisis multidimensi seperti krisis pangan, energi, dan keuangan.

Indonesia juga akan berupaya untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan damai, menjunjung tinggi hukum internasional, serta memperkuat kerja sama sehingga ASEAN mampu menjadi kawasan yang kuat, inklusif, dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pemerintah menyiapkan anggaran Rp95,24 miliar untuk penyelenggaraan ASEAN Chairmanship 2023. Sebagai tuan rumah, Indonesia dituntut untuk membenahi sejumlah infrastruktur, seperti jalan dan bandara. Meski demikian, besaran nilai yang dianggarkan tersebut akan selaras dengan berbagai keuntungan yang didapat oleh Indonesia atas penyelenggaran agenda ASEAN Chairmanship 2023, terutama bagi sektor pariwisata.

Setidaknya pada jangka pendek, kegiatan ini dapat mendorong pengenalan budaya produk nasional kepada komunitas ASEAN dan internasional. Melalui seluruh rangkaian penyelenggaraan yang berada di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi terutama sektor pariwisata.

Kerja sama seperti pengembangan destinasi pariwisata, promosi wisata, pengembangan industri pariwisata, dan berbagai sektor turunannya pun akan menjadi lebih baik dengan posisi Indonesia pada ASEAN Chairmanship 2023. Bahkan, ASEAN Chairmanship 2023 ini lebih lanjut juga dapat menjadi momentum yang terus bisa dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia secara regional maupun internasional.

Gelaran dan Pembangunan Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor terbesar dan terkuat dalam perekonomian dunia. Sektor pariwisata menjadi salah satu pendorong utama perekenomian dunia karena terdapat beberapa keuntungan yang mampu memberikan devisa cukup besar bagi negara, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan budaya negara.

Menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO), sektor pariwisata berperan penting dalam menyumbang 9% dari total GDP dunia. Sektor pariwisata mampu menarik banyak tenaga kerja, hal ini menjadikan sektor pariwisata sebagai satu dari 11 pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Gelaran KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berhasil mendongkrak ekonomi di wilayah tersebut. Pascapenyelenggaraan KTT ASEAN, masyarakat sekitar secara langsung turut merasakan dampak positif berupa adanya peningkatkan jumlah kunjungan wisata di daerah tersebut hingga 20%.

Selain itu, sebanyak 87,6% delegasi yang menghadiri KTT menyatakan akan berkunjung kembali ke Labuan Bajo. Dari sisi akomodasi, pertemuan internasional ini juga turut berimbas pada tingkat okupansi hotel dan penginapan pendukung lainnya mencapai 100% (penuh).

Sebelumnya, gelaran internasional di tingkat ASEAN juga telah dilaksanakan di Yogyakarta dalam kegiatan ASEAN Tourism Forum (ATF). Adapun ASEAN Tourism Forum merupakan sebuah forum kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dalam bidang pariwisata, untuk mempromosikan kawasan ASEAN sebagai destinasi tunggal.

Artinya, ATF menjadi kunci pengembangan pariwisata bagi negara-negara ASEAN. Sebelumnya ASEAN Tourism Forum 2022 diselenggarakan di Sihanoukville, Kamboja. Tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023.

Sejatinya ini adalah kelima kalinya Indonesia menjadi tuan rumah ATF. Sebelumnya, gelaran ATF pernah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, yakni Bandung, Jawa Barat (1991); Surabaya, Jawa Timur (1996); Yogyakarta (2002); dan Manado, Sulawesi Utara (2012).

Tahun ini, gelaran ATF kembali dilaksanakan di Yogyakarta pada 3-5 Februari 2023 silam. Suksesnya penyelenggaraan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 tersebut juga telah berdampak positif untuk pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai tuan rumah.

Berdasarkan data sementara Kemenparekraf mencatat bahwa hasil dari business to customer (B2C) selama ATF 2023 lebih dari Rp8 miliar. Selanjutnya business to business (B2B), tercatat nilai transaksi yang didapat melebihi Rp500 miliar.

Kolaborasi Antarnegara di ASEAN
Kawasan ASEAN memiliki kekayaan budaya yang secara tangible maupun intangible. Hal ini ditandai dengan adanya 17 warisan budaya yang telah tercatat dalam daftar warisan dunia UNESCO. Setidaknya ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan di seluruh dunia.

Berbagai negara di ASEAN tanpa lelah telah bekerja sama dalam mempromosikan ASEAN sebagai destinasi pilihan dengan mengupayakan pemulihan kepercayaan wisatawan, menampilkan keragaman, kehangatan, ketahanan, kesenangan, serta petualangan yang menjadi simbol masyarakat di kawasan ASEAN.

Selain itu, kolaborasi yang diinterpretasikan melalui kebijakan relaksasi dan penghapusan pembatasan perjalanan oleh negara-negara anggota ASEAN telah berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan internasional di ASEAN pada 2022 secara signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Ketetuaan Indonesia dapat menjadi memontum yang tepat untuk membawa Kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan sesuai dengan tema ASEAN tahun ini. Sebagai ketua, Indonesia terus berupaya mendorong dan memperkuat pemulihan ekonomi serta menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan. Semoga.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2694 seconds (0.1#10.140)