Urgensi EducaSex bagi Remaja Autis

Minggu, 11 Juni 2023 - 07:05 WIB
loading...
Urgensi EducaSex bagi...
Fitria Ayuningtyas, Dosen Prodi Magister Ilmu Komunikasi, FISIP, UPN Veteran Jakarta. Foto/Dok. Pribadi
A A A
Fitria Ayuningtyas
Dosen Prodi Magister Ilmu Komunikasi, FISIP
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta

MASA remaja menjadi salah satu tahap perkembangan alamiah yang terjadi pada manusia dan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari. Perubahan fisik dan kematangan seksual menjadi salah satu tantangan penting yang terjadi di dalamnya. Tidak terkecuali, bagi remaja autis.

Menurut the National Commission on Adolescent Sexual Health (NCASH), seksualitas adalah bagian kehidupan yang alami. Seksualitas meliputi pengetahuan seks, sikap, nilai-nilai, dan perilaku individu. Ini berkaitan dengan anatomi dan fisiologi dari sistem respons seksual seseorang terhadap peran, identitas, dan kepribadian. Seksualitas tentunya berkaitan erat dengan pikiran, perasaan, perilaku, dan hubungan (Nugroho, 2017).

Apa itu Autisme?
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan faktor hereditas. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD).

Autisme tidak mengenal batasan ras, etnis, sosial, pendapatan keluarga, gaya hidup, atau tingkat pendidikan serta dapat mempengaruhi keluarga manapun dan anak manapun. Meskipun peristiwa autisme secara keseluruhan konsisten di seluruh dunia, kejadian ini empat kali lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan (See, 2011).

Pentingnya Pendidikan Seks bagi Remaja Autis
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan. Autisme merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini terlihat pada perilaku autisme.

Hal terpenting yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian terdahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil. Oleh karenanya, setiap kekurangan pada aspek tersebut dapat dihubungkan dengan kurangnya pemahaman terkait informasi seksualitas.

Kita sebagai masyarakat timur, seringkali merasa enggan jika membicarakan masalah seksualitas. Apalagi pada remaja autis, yang memang memerlukan penanganan khusus.

Realmuto & Ruble (1999) menyarankan agar remaja autis mempelajari tentang informasi mengenai seks melalui pengalaman sosial sehari-hari. Pengalaman sosial yang dimaksud adalah penjelasan yang berasal dari keluarga ataupun pendidikan formal.

Pentingnya hal tersebut didasarkan penelitian yang dilakukan Ruble & Dalrymple (1993) terhadap 100 remaja autis. Penelitian ini menunjukkan kelaziman remaja autis yang melakukan aktivitas seksual yang kurang pantas. Di antaranya menyentuh bagian pribadi (65%), melepas pakaian di tempat umum (28%), masturbasi di tempat umum (23%), menyentuh organ seks lawan jenis (18%) dan masturbasi dengan menggunakan barang yang aneh atau tidak tepat (14%). Oleh karenanya, pendidikan edukasi tentang seks bagi remaja autis bersifat sangat penting.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)