Haji Inklusif

Kamis, 08 Juni 2023 - 11:59 WIB
loading...
Haji Inklusif
Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga dan Petugas Monitoring Haji 2023. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga
Petugas Monitoring Haji 2023

PESAWAT udara Garuda mendarat di Jeddah. Para penumpang rata-rata jemaah haji turun. Antrean satu per satu diperiksa kartu kesehatan, paspor dan visa. Petugas tersenyum mengucapkan selamat datang, dengan bahasa Arab, kadangkala Inggris, terdengar pula bahasa Indonesia terbata-bata.

Gambar Raja Salman dan putra mahkota Muhammad bin Salman hadir di tembok bandara. Jangan lupa selfie. Berjajarlah para jamaah dan petugas, mengambil foto untuk update Instagram atau Facebook, bagi yang muda.

Para petugas haji Kementerian Agama (Kemenag) 2023 satu pesawat dengan jemaah lain. Busana batik jemaah berwarna warni. Para petugas monitor berjumlah sembilan orang berseragam putih dan hitam dengan logo Petugas Haji Indonesia dengan nama masing-masing di dada.

Petugas gelombang pertama Kemenag disertai Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Arsyad Hidayat dan Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu H Jaja Jaelani.

Dalam perjalanan terbang dari bandara Cengkareng Jakarta, kita saksikan pulau-pulau warna hijau dengan pepohonan yang pelan-pelan ditinggalkan. Pesawat naik menyeberangi ke udara diatas mendung-mendung dan dibawahnya lautan luas.

Kami berbincang-bincang tentang tugas, evaluasi dan monitor pelayanan. Setelah tujuh jam tidur dan bangun akhirnya kami melihat gurun pasir, berganti-ganti bentuk dengan lengkungan atau menghampar, kadangkala menggunung.

Pak Arsyad membicarakan kompleksnya ibadah haji dan urusan-urusan birokrasi, administrasi, dan umat. Semantara itu, Pak Jaja membicarakan teknis pelayanan, suka serta duka. Kami para petugas bertekad akan memahami proses ini, bekerja sama dan menolong sebanyak mungkin yang kami mampu.

Tema haji yang tepat tahun 2023 di Kemenag adalah haji inklusif. Tidak berlebihan dan tepat. Sebanyak 30% dari jemaah haji, 67.199 adalah jemaah lansia dari total jemaah yang ada 221.000.

Kami petugas monitoring kurang lebih 40 orang sudah membagi wilayah kerja berdasarkan bandara pemberangkatan jamaah dari Indonesia. Tiga gelombang berangkat, tanggal 7 juni, 8 dan 16. Masing-masing sudah siap untuk memberi catatan sesuai dengan yang ditemui di lapangan. Haji inklusif memang tantangan tersendiri, baik jamaah maupun petugasnya.

Di bandara King Abdul Aziz kami disambut panitia lokal Jeddah dari KBRI. Setelah makan malam istirahat, dan disambung dengan tawaf ke Makkah.

Haji inklusif memang tepat. Karena komposisi jemaah yang lansia 30%, pelaksanaan dan layanan harus dengan semangat memberikan hak-hak lansia dan disabilitas. Fasilitas kruk, kursi roda, dan semangat menjalankan hak layanan lansia. Terlepas dari bagaimana mengemban amanah ini, kita berharap sukses dan berkah.

Keberanian langkah dan tema inklusif ini merupakan prestasi tersendiri. Dalam satu mobil berbincang-bincang dengan Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas antara Yogyakarta dan Magelang saat perayaan Waisak 5 Juni, beliau menekankan bahwa dari segi tema saja sudah mengandung makna ideologi kesetaraan, kemanusiaan, dan pelayanan.

Pelaksanaan tentu akan dipikul bersama-sama dan tidak ada yang biasa-biasa saja. Hasil yang luar biasa, harus dengan usaha yang luar biasa, dengan cara yang luar biasa juga. Begitu yang sering diungkap Gus Menteri di beberapa kesempatan.

Para petugas mempunyai kewajiban untuk memonitor dan memberikan evaluasi pelaksanaan. Beberapa cerita menarik tentang lansia sudah beredar di media cetak dan medisa sosial. Salah satunya adalah satu lansia sudah masuk pesawat untuk berangkat tiba-tiba teringat ayamnya di rumah yang belum diberi makan. Lansia tersebut minta turun untuk melaksanakan tugas makan ayam.

Pemahaman yang sederhana dan mengharukan. Ini adalah tantangan tersendiri bagi petugas untuk menolong. Lansia yang lain sudah berada dalam pesawat akan take off, namun merasa tidak berkumpul dengan keluarganya, minta diturunkan. Di dalam pesawat lansia itu meronta.

Terpaksa pilot tidak mempunyai pilihan lain, kecuali menurunkan lansia tersebut dengan barang-barang bagasi dan kabin. Ada salah satu tiktok singkat dengan video yang lumayan viral. Petugas yaitu seorang Kanwil sedang menggotong Lansia untuk dipindahkan.

Tiktok singkat yang tersebar di Instagram tersebut meliput dengna alunan musik seorang petugas berbaju putih dan memakai tanda petugas menggotong ibu-ibu Lansia. Tentu inilah yang diharapkan sebagai amal nyata dalam menjaga mereka.

Baik petugas atau jemaah tentu berhak menyandang tidak hanya Pak dan Bu Haji, tetapi H I (Haji Inklusif). Layak, tetapi perlu perjuangan.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)