Pangkostrad yang Pernah Jabat Pangdam Udayana, Nomor 2 Eks Perisai Hidup Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) merupakan salah satu jabatan prestisius di kesatuan TNI Angkatan Darat (AD). Tak ayal, posisi tersebut menjadi impian bagi Pati TNI AD yang menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam).
Sejumlah Pangdam IX/Udayana tercatat pernah menduduki jabatan Pangkostrad. Dalam sejarah berdirinya Kostrad, baru ada dua Pangdam Udayana yang menduduki jabatan Pangkostrad.
Dari sebayak 43 Pati TNI AD yang menjabat Pangkostrad terbanyak merupakan mantan Pangdam Jayakarta sebanyak 11 orang. Lalu diikuti mantan Pangdam II/Bukit Barisan dan Pangdam III/Siliwangi masing-masing lima orang.
Sisanya dari Pangdam VIII/Brawijaya, Pangdam IV/Sriwijaya, Pangdam XIII/Merdeka, Pangdam IV/Diponegoro, Pangdam VI/Tanjungpura, dan Pangdam VII/Wirabuana. Di luar Pangdam, ada Pangkorra I Caduad, Kaskostrad, Pangkopur Linud Kostrad, Asops KSAD, Komandan Jenderal Kopassus, Komandan Paspampres ABRI, Asisten Operasi Panglima ABRI, Komandan Kodiklatad, Asisten Teritorial Panglima TNI, dan Komandan Kodiklatad.
Adolf Sahala Rajagukguk jadi Pangdam Udayana pertama yang ditunjuk menduduki jabatan sebagai Pangkostrad. Purnawirawan TNI AD ini mengemban amanat sebagai Pangkostrad dari tahun 1987 sampai 1988.
Sahala merupakan alumnus Akademi Militer tahun 1961 yang berpengalaman dalam bidang Infanteri. Pria kelahiran Muara, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 31 Desember 1938 pernah menduduki sejumlah posisi penting di TNI AD.
Karier miliernya dimulai dengan jabatan Komandan Brigif 16/Wira Yudha. Kemudian pria berdarah Batak ini dipercaya mengemban amanat sebagai Asops Kaskostrad, Komandan Sektor C Dili/Timor Timur, Komandan Korem 164/Wira Dharma, Panglima Kolakops TNI Timor Timur, dan Panglima Koopskam TNI Timor Timur.
Pada tahun 1983, Sahala kemudian dimutasi menjadi Pangdam XIII/Merdeka, Wadan Seskoad, Asops KSAD. Kariernya militernya semakin mentereng ketika ditunjuk menjadi Pangdam IX/Udayana (1986-1987), Pangkostrad (1987-1988), dan Wakasad (1988-1992).
Usai pensiun dari militer, Sahala sempat dipercaya untuk menjadi Duta Besar RI untuk India di tahun 1992 sampai 1996 masa kepresidenan Soeharto.
Maruli Simanjuntak merupakan mantan Pangdam Udayana kedua yang berhasil menduduki posisi Pangkostrad. Dia menjabat Pangdam Udayana dari tahun 2020 sampai 2022.
Saat ini, dia tengah menduduki jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Panglima Kostrad). Maruli Simanjuntak merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992 dan berpengalaman dalam bidang Infanteri (Kopassus) serta Detasemen Tempur Cakra.
Sepanjang kariernya di militer, dia telah mencicipi beberapa jabatan penting seperti Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), Danseko Pusdikpassus (2009-2010), Asops Danjen Kopassus (2014), Danrem 074/Warastratama (2016-2017), dan Kasdam IV/Diponegoro (2018).
Pada tahun 2014 hingga 2016, dirinya masuk dalam jajaran Pasukan Pengamanan Presiden dan menjadi Komandan Grup A. Sebelum akhirnya dia dipercaya menjadi Wakil Komandan Paspampres pada 2017 hingga 2018.
Kemudian pada tahun 2018 dirinya diangkat menjadi Komandan Paspampres masa Presiden Joko Widodo. Jabatannya ini berakhir pada tahun 2020 yang kemudian kariernya melejit setelah itu. Dia mengemban mengemban jabatan sebagai Pangdam IX/Udayana.
Barulah pada tahun 2022, Maruli Simanjuntak diberikan amanah untuk menempati posisi Pangkostrad. Penunjukannya sebagai Pangkostrad oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini secara resmi tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022.
Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tersebut memang dikenal sebagai sosok yang cerdas, akademik, rendah hati dan memiliki kemampuan intelijen yang baik.
Sebagai seorang Pangkostrad dia telah mengoleksi beberapa brevet dan penghargaan mentereng. Di antaranya yaitu brevet militer dalam negeri seperti Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Kualifikasi Cakra Kostrad, Brevet Para Utama, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur).
Tak kalah mentereng, pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat ini juga memiliki beberapa brevet dari militer asing, di antaranya Special Forces Distinctive Unit Insignia (US Army), Master Parachutist Badge (Royal Thai Army), Master Parachutist Badge (Singapore Army), dan Advanced Military Free Fall Parachutist Badge (Singapore Army).
Sejumlah Pangdam IX/Udayana tercatat pernah menduduki jabatan Pangkostrad. Dalam sejarah berdirinya Kostrad, baru ada dua Pangdam Udayana yang menduduki jabatan Pangkostrad.
Baca Juga
Dari sebayak 43 Pati TNI AD yang menjabat Pangkostrad terbanyak merupakan mantan Pangdam Jayakarta sebanyak 11 orang. Lalu diikuti mantan Pangdam II/Bukit Barisan dan Pangdam III/Siliwangi masing-masing lima orang.
Sisanya dari Pangdam VIII/Brawijaya, Pangdam IV/Sriwijaya, Pangdam XIII/Merdeka, Pangdam IV/Diponegoro, Pangdam VI/Tanjungpura, dan Pangdam VII/Wirabuana. Di luar Pangdam, ada Pangkorra I Caduad, Kaskostrad, Pangkopur Linud Kostrad, Asops KSAD, Komandan Jenderal Kopassus, Komandan Paspampres ABRI, Asisten Operasi Panglima ABRI, Komandan Kodiklatad, Asisten Teritorial Panglima TNI, dan Komandan Kodiklatad.
Berikut Pangkostrad yang pernah menjabat Pangdam IX/Udayana:
1. Mayjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk
Adolf Sahala Rajagukguk jadi Pangdam Udayana pertama yang ditunjuk menduduki jabatan sebagai Pangkostrad. Purnawirawan TNI AD ini mengemban amanat sebagai Pangkostrad dari tahun 1987 sampai 1988.
Sahala merupakan alumnus Akademi Militer tahun 1961 yang berpengalaman dalam bidang Infanteri. Pria kelahiran Muara, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 31 Desember 1938 pernah menduduki sejumlah posisi penting di TNI AD.
Karier miliernya dimulai dengan jabatan Komandan Brigif 16/Wira Yudha. Kemudian pria berdarah Batak ini dipercaya mengemban amanat sebagai Asops Kaskostrad, Komandan Sektor C Dili/Timor Timur, Komandan Korem 164/Wira Dharma, Panglima Kolakops TNI Timor Timur, dan Panglima Koopskam TNI Timor Timur.
Pada tahun 1983, Sahala kemudian dimutasi menjadi Pangdam XIII/Merdeka, Wadan Seskoad, Asops KSAD. Kariernya militernya semakin mentereng ketika ditunjuk menjadi Pangdam IX/Udayana (1986-1987), Pangkostrad (1987-1988), dan Wakasad (1988-1992).
Usai pensiun dari militer, Sahala sempat dipercaya untuk menjadi Duta Besar RI untuk India di tahun 1992 sampai 1996 masa kepresidenan Soeharto.
2. Letjen TNI Maruli Simanjuntak
Maruli Simanjuntak merupakan mantan Pangdam Udayana kedua yang berhasil menduduki posisi Pangkostrad. Dia menjabat Pangdam Udayana dari tahun 2020 sampai 2022.
Saat ini, dia tengah menduduki jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Panglima Kostrad). Maruli Simanjuntak merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992 dan berpengalaman dalam bidang Infanteri (Kopassus) serta Detasemen Tempur Cakra.
Sepanjang kariernya di militer, dia telah mencicipi beberapa jabatan penting seperti Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), Danseko Pusdikpassus (2009-2010), Asops Danjen Kopassus (2014), Danrem 074/Warastratama (2016-2017), dan Kasdam IV/Diponegoro (2018).
Pada tahun 2014 hingga 2016, dirinya masuk dalam jajaran Pasukan Pengamanan Presiden dan menjadi Komandan Grup A. Sebelum akhirnya dia dipercaya menjadi Wakil Komandan Paspampres pada 2017 hingga 2018.
Kemudian pada tahun 2018 dirinya diangkat menjadi Komandan Paspampres masa Presiden Joko Widodo. Jabatannya ini berakhir pada tahun 2020 yang kemudian kariernya melejit setelah itu. Dia mengemban mengemban jabatan sebagai Pangdam IX/Udayana.
Barulah pada tahun 2022, Maruli Simanjuntak diberikan amanah untuk menempati posisi Pangkostrad. Penunjukannya sebagai Pangkostrad oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini secara resmi tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022.
Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tersebut memang dikenal sebagai sosok yang cerdas, akademik, rendah hati dan memiliki kemampuan intelijen yang baik.
Sebagai seorang Pangkostrad dia telah mengoleksi beberapa brevet dan penghargaan mentereng. Di antaranya yaitu brevet militer dalam negeri seperti Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Kualifikasi Cakra Kostrad, Brevet Para Utama, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur).
Baca Juga
Tak kalah mentereng, pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat ini juga memiliki beberapa brevet dari militer asing, di antaranya Special Forces Distinctive Unit Insignia (US Army), Master Parachutist Badge (Royal Thai Army), Master Parachutist Badge (Singapore Army), dan Advanced Military Free Fall Parachutist Badge (Singapore Army).
(kri)