Profil Mayjen Nur Alamsyah, Lulusan Terbaik AAL 1989 Jabat Dankormar
loading...
A
A
A
Bak anak tangga, karier Nur Alamsyah terus naik. Ia didapuk menjabat Danyon 1 Taruna, Mentar AAL pada tahun 2006-2007 dengan pangkat Letnan Kolonel (Letkol). Lalu menduduki posisi Danyontaifib 2/Marinir tahun 2007-2008, Danyontaifib 1/Marinir tahun 2008-2009, dan Danlanal Biak tahun 2011-2012.
Pada tahun 2013, Nur Alamsyah kembali naik pangkat menjadi Kolonel setelah dipercaya sebagai komandan pasukan elite TNI AL, Detasemen Jalamangkara (Denjaka), hingga tahun 2015.
Denjaka merupakan detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Marinir TNI-AL. Denjaka dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja. Denjaka berkedudukan langsung di bawah Dankormar, juga sebagai pelaksana utama Panglima TNI.
Setelah menjabat Dandenjaka, Nur Alamsyah dipromosikan menjadi Asisten Operasi (Asops) Dankormar pada tahun 2015, dan Staf Ahli Kasal Bidang Ekojemen (2015-2017), serta Komandan Sektor United Nations Mission in Darfur (UNAMID) Sudan (2016-2017)
Mendapat penugasan di luar negeri, karier Nur Alamsyah semakin moncer. Ia kemudian pecah bintang menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen). Dengan pangkat bintang 1 di pundak, Nur Alamsyah dipercaya menjadi Komandan Pasukan Marinir (Danpasmar) 2 (2017-2018), Danpasmar 1 (2018), Kaskormar l (2020), dan Wadankormar (2020-2021).
Selang empat tahun, bintang di pundak Nur Alamsyah bertambah menjadi dua. Ia naik pangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) setelah dipercaya menjabat Gubernur AAL (2021-2022). Dua tahun menjabat Gubernur AAL, Nur Alamsyah diangkat menjadi Aspotmar KASAL tahun 2022-2023.
Selama menjabat Aspotmar KASAL, Nur Alamsyah kerap melakukan aksi berani. Salah satunya pada April 2022 saat mendatangi Pulau Rondo, pulau terluar Indonesia yang tidak berpenduduk di Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan India yaitu Kepulauan Nikobar.
Pulau Rondo merupakan wilayah paling ujung bagian Barat Indonesia. Ia sengaja mendatangi Pulau Rondo untuk menyapa Prajurit TNI yang bertugas menjaga keamanan di sana.
Namun untuk sampai ke Pulau Rondo butuh perjuangan berat dan berisiko tinggi. Untuk bisa mendarat di Pulau Rondo, harus berenang sejauh lebih kurang 400 meter. Sebab di Pulau Rondo tidak tersedia fasilitas labuh.