Tak Ada Capres Dominan di Pilpres 2024, Salah Pilih Cawapres Bisa Tergelincir
loading...
A
A
A
Elektabilitas Prabowo sebagai capres 2024 juga menempati posisi teratas berdasar hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang pada 12-17 April 2023 itu. Sementara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan membuntuti di belakangnya.
Direktur Eksekutif LSI Dyajadi Hanan menyampaikan, pihaknya mencoba melakukan sejumlah simulasi pertanyaan tertutup kepada responden terkait siapa tokoh yang akan dipilih menjadi Capres di 2024 mendatang. "Simulasi tertutup 10 nama, tiga besarnya tetap sama dengan selisih yang cenderung juga ketat. 28,3% Pak Prabowo, 27,3% Ganjar, 21% Anies Baswedan," kata Djayadi Hanan saat memaparkan hasil surveinya secara daring, Rabu (3/5/2023).
Di sisi lain, belum ada yang mengumumkan figur calon wakil presiden (cawapres) masing-masing. Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 11-17 April 2023, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih menjadi calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi dibandingkan dengan lainnya.
Elektabilitas pria yang akrab disapa Kang Emil dalam survei itu sebesar 17,3 persen. Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri BUMN Erick Thohir sama-sama bersaing memperoleh suara yang tidak kalah jauh.
Sandiaga Uno mendapat suara 14,2 persen. Kemudian AHY mendapatkan suara sebanyak 12,4 persen, dan Erick Thohir 12,2 persen. "Peringkat pertama masih ditempati Ridwan Kamil, kemudian peringkat kedua, ketiga, keempat, kurang lebih margin of error antara Sandi, AHY, dan Erick Thohir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lewat channel YouTube Indikator Politik, Minggu (30/4/2023).
Sedangkan hasil survei lembaga Poltracking Indonesia pada April 2023, elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam bursa cawapres 2024 teratas. Dalam survei itu, Erick Thohir berada di posisi pertama dalam 10 nama bursa cawapres.
Pemimpin andalan dan kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini terekam memiliki elektabilitas tertinggi di angka 17,1 persen. Angka ini mengungguli para pesaingnya yakni Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
Sandiaga Uno berada di posisi ke-2 dengan elektabilitas sebesar 15,5 persen. Sedangkan Ridwan Kamil berada di posisi ketiga dengan angka elektabilitas 13,5 persen. Di samping nama-nama tiga teratas ini belum ada yang memiliki elektabilitas di atas angka 10 persen.
Lalu, apakah jika melakukan kesalahan dalam memilih figur cawapres bisa membuat tergelincir pada Pilpres 2024?
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai tidak semua capres perlu menimbang ketat figur cawapres. “PDIP termasuk yang tidak memerlukan dukungan cawapres, mengingat Ganjar sendiri sudah dikesankan tidak miliki kekuasaan apa pun, semua serba ditentukan oleh Megawati dan diintervensi oleh Jokowi. Sebagai petugas partai yang didukung kekuasaan, cawapres Ganjar hanya soal siapa yang memungkinkan menyumbang logistik terbesar,” ujarnya kepada SINDOnews, Sabtu (13/5/2023).
Direktur Eksekutif LSI Dyajadi Hanan menyampaikan, pihaknya mencoba melakukan sejumlah simulasi pertanyaan tertutup kepada responden terkait siapa tokoh yang akan dipilih menjadi Capres di 2024 mendatang. "Simulasi tertutup 10 nama, tiga besarnya tetap sama dengan selisih yang cenderung juga ketat. 28,3% Pak Prabowo, 27,3% Ganjar, 21% Anies Baswedan," kata Djayadi Hanan saat memaparkan hasil surveinya secara daring, Rabu (3/5/2023).
Di sisi lain, belum ada yang mengumumkan figur calon wakil presiden (cawapres) masing-masing. Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 11-17 April 2023, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih menjadi calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi dibandingkan dengan lainnya.
Elektabilitas pria yang akrab disapa Kang Emil dalam survei itu sebesar 17,3 persen. Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri BUMN Erick Thohir sama-sama bersaing memperoleh suara yang tidak kalah jauh.
Sandiaga Uno mendapat suara 14,2 persen. Kemudian AHY mendapatkan suara sebanyak 12,4 persen, dan Erick Thohir 12,2 persen. "Peringkat pertama masih ditempati Ridwan Kamil, kemudian peringkat kedua, ketiga, keempat, kurang lebih margin of error antara Sandi, AHY, dan Erick Thohir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lewat channel YouTube Indikator Politik, Minggu (30/4/2023).
Sedangkan hasil survei lembaga Poltracking Indonesia pada April 2023, elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam bursa cawapres 2024 teratas. Dalam survei itu, Erick Thohir berada di posisi pertama dalam 10 nama bursa cawapres.
Pemimpin andalan dan kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini terekam memiliki elektabilitas tertinggi di angka 17,1 persen. Angka ini mengungguli para pesaingnya yakni Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
Sandiaga Uno berada di posisi ke-2 dengan elektabilitas sebesar 15,5 persen. Sedangkan Ridwan Kamil berada di posisi ketiga dengan angka elektabilitas 13,5 persen. Di samping nama-nama tiga teratas ini belum ada yang memiliki elektabilitas di atas angka 10 persen.
Lalu, apakah jika melakukan kesalahan dalam memilih figur cawapres bisa membuat tergelincir pada Pilpres 2024?
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai tidak semua capres perlu menimbang ketat figur cawapres. “PDIP termasuk yang tidak memerlukan dukungan cawapres, mengingat Ganjar sendiri sudah dikesankan tidak miliki kekuasaan apa pun, semua serba ditentukan oleh Megawati dan diintervensi oleh Jokowi. Sebagai petugas partai yang didukung kekuasaan, cawapres Ganjar hanya soal siapa yang memungkinkan menyumbang logistik terbesar,” ujarnya kepada SINDOnews, Sabtu (13/5/2023).