Denny Indrayana Maju di Pilgub Kalsel tanpa Politik Uang, Refly: Apa Bisa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyatakan bahwa keputusannya untuk maju sebagai calon gubernur Kalimantan Selatan adalah bagian dari ijtihad politiknya untuk menggelorakan semangat antikorupsi. Selain alasan konstitusi, hal yang mendorongnya berani maju dalam Pilkada 2020 adalah korupsi.
Baginya, terwujudnya good governance masih sangat menantang, khususnya di Kalimantan Selatan. “Bismilah, ini bagian dari ijtihad politik untuk bergerak lagi di dua kata kunci itu,” ujar Denny saat diwawancara koleganya, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dalam video yang diunggah lewat saluran Youtube, Selasa (21/7/2020) malam.
(Baca: Pilpres 2024, Refly Harun Tidak Berharap Muncul Nama dari Langit)
Dalam video berjudul ”Optimisme Denny Indrayana, Bisa Menang Tanpa Mahar dan Politik Uang”, Refly menyinggung soal pandangan umum soal money politics pada kontestasi politik, termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada).
”Orang bilang no money no candidacy. Itu bagaimana mau ngomong anti korupsi? Bagaimana menjawab rumor seperti itu?” tanya Refly kepada juniornya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Denny pun mengakui money politics memang terjadi di lapangan. Dia mengatakan bahwa biaya politik dalam tiga kali pemilu terakhir semakin mahal. Akan tetapi, bagi Denny, justru di situlah letak tantangannya.
(Baca: Targetkan Menang di 110 Daerah, Nasdem Belum Pastikan Dukung Gibran)
Sejauh ini Denny mengaku mendapatkan surat tugas dari Partai Demokrat tanpa sepeser rupiah pun. Begitu juga dengan surat rekomendasi sementara dari Partai Gerindra. Ada juga relawan-relawan yang dinilainya luar biasa militan.
”Jangankan saya kasih uang, malah mereka yang menyumbang membuat kaos, masker dan lain-lain. Jadi tidak ada yang impossible, tapi memang agak ekstra kerjanya,” ujar mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM itu.
Baginya, terwujudnya good governance masih sangat menantang, khususnya di Kalimantan Selatan. “Bismilah, ini bagian dari ijtihad politik untuk bergerak lagi di dua kata kunci itu,” ujar Denny saat diwawancara koleganya, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dalam video yang diunggah lewat saluran Youtube, Selasa (21/7/2020) malam.
(Baca: Pilpres 2024, Refly Harun Tidak Berharap Muncul Nama dari Langit)
Dalam video berjudul ”Optimisme Denny Indrayana, Bisa Menang Tanpa Mahar dan Politik Uang”, Refly menyinggung soal pandangan umum soal money politics pada kontestasi politik, termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada).
”Orang bilang no money no candidacy. Itu bagaimana mau ngomong anti korupsi? Bagaimana menjawab rumor seperti itu?” tanya Refly kepada juniornya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Denny pun mengakui money politics memang terjadi di lapangan. Dia mengatakan bahwa biaya politik dalam tiga kali pemilu terakhir semakin mahal. Akan tetapi, bagi Denny, justru di situlah letak tantangannya.
(Baca: Targetkan Menang di 110 Daerah, Nasdem Belum Pastikan Dukung Gibran)
Sejauh ini Denny mengaku mendapatkan surat tugas dari Partai Demokrat tanpa sepeser rupiah pun. Begitu juga dengan surat rekomendasi sementara dari Partai Gerindra. Ada juga relawan-relawan yang dinilainya luar biasa militan.
”Jangankan saya kasih uang, malah mereka yang menyumbang membuat kaos, masker dan lain-lain. Jadi tidak ada yang impossible, tapi memang agak ekstra kerjanya,” ujar mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM itu.
(muh)