Andika Perkasa Disodorkan ke Koalisi Besar Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Nasional Barisan Rakyat Andika Presiden Indonesia (Bara API) Adi Kurniawan menyatakan sangat mendukung rencana pembentukan Koalisi Besar . Menurutnya, koalisi besar wajib dibentuk demi memperkuat barisan dalam menjaga dan merawat bangsa dan negara dari berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
"Kita mendukung penuh rencana pembentukan koalisi besar itu demi memperkuat barisan, sebab ke depan berbagai tantangan berat sangat mungkin bakal dihadapi Indonesia," kata Adi Kurniawan dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).
Adi berharap koalisi besar memilih calon wakil presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang memiliki rekam jejak baik. Tidak melulu berpatokan pada popularitas survei tapi didasarkan kapasitas dan kualitas kepemimpinan.
Nama mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, menurut Adi, perlu dipertimbangkan koalisi besar untuk diusung sebagai capres di Pemilu 2024. Selain memiliki rekam jejak baik, Andika juga bukan berasal dari kader parpol sehingga diyakini dapat menyatukan segala kepentingan.
"Andika Perkasa merupakan seorang Jenderal yang tidak memiliki cacat hukum, antikorupsi, dan memiliki segudang prestasi. Ia juga bukan berasal dari kader parpol. Saya kira beliau layak dipertimbangkan untuk diusung sebagai capres koalisi besar di pemilu 2024," ujarnya.
Menurutnya, 2024 adalah tahun penentuan nasib menuju Indonesia Emas 2045. Sesuai cita-cita pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membawa Indonesia menjadi negara maju, maka 2024 tidak boleh salah dalam menentukan sosok pemimpin. Jika salah, maka nasib negara sangat mungkin akan mundur kembali seperti 20 tahun ke belakang.
"Apalagi dunia sedang tidak baik-baik saja. Konflik antarnegara yang berujung pada perang ekonomi dunia sudah sangat semakin terasa. Menurut saya 2024 Indonesia harus dipimpin oleh orang yang benar-benar tepat dan memiliki aura kepemimpinan yang mumpuni," katanya.
Untuk diketahui, wacana Koalisi Besar muncul usai Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden RI di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023). Hadir dalam acara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Usai pertemuan, Presiden Jokowi mengatakan, peluang terbentuknya koalisi besar partai politik akan tergantung pada ketua umum parpol masing-masing. Koalisi besar ini merupakan peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Untuk diketahui, KIB merupakan koalisi yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP; sedangkan KKIR adalah koalisi yang diteken oleh Partai Gerindra dan PKB.
"Nanti ditanyakan urusan itu, ditanyakan kepada ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya. Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja," ujar Jokowi.
"Kita mendukung penuh rencana pembentukan koalisi besar itu demi memperkuat barisan, sebab ke depan berbagai tantangan berat sangat mungkin bakal dihadapi Indonesia," kata Adi Kurniawan dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).
Adi berharap koalisi besar memilih calon wakil presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang memiliki rekam jejak baik. Tidak melulu berpatokan pada popularitas survei tapi didasarkan kapasitas dan kualitas kepemimpinan.
Nama mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, menurut Adi, perlu dipertimbangkan koalisi besar untuk diusung sebagai capres di Pemilu 2024. Selain memiliki rekam jejak baik, Andika juga bukan berasal dari kader parpol sehingga diyakini dapat menyatukan segala kepentingan.
"Andika Perkasa merupakan seorang Jenderal yang tidak memiliki cacat hukum, antikorupsi, dan memiliki segudang prestasi. Ia juga bukan berasal dari kader parpol. Saya kira beliau layak dipertimbangkan untuk diusung sebagai capres koalisi besar di pemilu 2024," ujarnya.
Menurutnya, 2024 adalah tahun penentuan nasib menuju Indonesia Emas 2045. Sesuai cita-cita pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membawa Indonesia menjadi negara maju, maka 2024 tidak boleh salah dalam menentukan sosok pemimpin. Jika salah, maka nasib negara sangat mungkin akan mundur kembali seperti 20 tahun ke belakang.
"Apalagi dunia sedang tidak baik-baik saja. Konflik antarnegara yang berujung pada perang ekonomi dunia sudah sangat semakin terasa. Menurut saya 2024 Indonesia harus dipimpin oleh orang yang benar-benar tepat dan memiliki aura kepemimpinan yang mumpuni," katanya.
Untuk diketahui, wacana Koalisi Besar muncul usai Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden RI di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023). Hadir dalam acara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Usai pertemuan, Presiden Jokowi mengatakan, peluang terbentuknya koalisi besar partai politik akan tergantung pada ketua umum parpol masing-masing. Koalisi besar ini merupakan peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Untuk diketahui, KIB merupakan koalisi yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP; sedangkan KKIR adalah koalisi yang diteken oleh Partai Gerindra dan PKB.
"Nanti ditanyakan urusan itu, ditanyakan kepada ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya. Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja," ujar Jokowi.
(abd)