SDGs Kesehatan dan Litbang
loading...
A
A
A
Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kepala Balitbangkes
Dengan makin meredanya pandemi Covid-19, maka dunia kesehatan kembali menengok upaya kesehatan apa saja yang terbengkalai selama ini. Sektor ini juga kembali melihat apa yang perlu ditingkatkan di tahun-tahun mendatang untuk mencapaiSustainable Development Goals (SDGs)bidang kesehatan.
Kita ingat bahwa pada 25 September 2015 lalu Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mengadopsi Resolusi 70/1 yang berjudul “Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development”. Segala perhatian, prioritas dan sumber daya akan di arahkan untuk mencapai terwujudnyagoal-goaldalam hal ini juga akan menjadi arah pembangunan dunia sejak sekarang sampai tahun 2030 mendatang.
SDG terdiri atas 17goal. Masing-masing memiliki sejumlah target dengan berbagai indikator yang ditetapkan. Totalnya, terdapat 169 target dan 230 indikator dalam SDG ini.
Dari 17 goal tersebut,goalketiga secara jelas mengacu pada kesehatan. Goal yang dimaksud adalah “Good Health and Well-Being” dan dalam rinciannya ditulis sebagai “Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages”.
Tentu saja berbagai goal SDG lain juga secara tidak langsung berhubungan dengan kesehatan. Yang hubungannya tampak lebih dekat dengan kesehatan adalah seperti goal nomor satu tentang kemiskinan, goal kedua mengenai kelaparan dan keamanan pangan serta goal keempat tentang pendidikan. Ada pula berbagai goal lain seperti kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, air dan sanitasi, kota dan pemukiman sehat, perubahan iklim (“climate change”).
Sementara itu, ada juga berbagai goal yang lain yang juga sebenarnya tentu berhubungan secara tidak langsung dengan kesehatan dalam berbagai aspek umumnya. Ini antara meliputi goal ketujuh tentang energi, goal kedelapan di bidang pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, goal kesembilan yang membahas infrastruktur, goal kesepuluh tentang kesenjangan antarnegara dan goal 14 mengenai sumber daya di laut dan samudera.
Target lainnya adalah goal ke-15 yang mencakup ekosistem, hutan dan biodiversitas, goal ke-16 tentang kedamaian dan inklusivitas dalam pembangunan berkelanjutan serta goal ke-17 mengenai kerja sama global.
Penelitian dan Pengembangan
Dalam hal penelitian dan pengembangan (Litbang) kesehatan, point 3.b SDG secara jelas menyebutkan tentang obat dan vaksin, di mana dinyatakan “Support the research and development of vaccines and medicines for the communicable and noncommunicable diseases that primarily affect developing countries, provide access to affordable essential medicines and vaccines.
Dalam kajian lebih lanjut, maka setidaknya ada lima peran penting riset untuk menunjang keberhasilan implementasi SDGs.Pertama, para ilmuwan perlu menetukan “devise metrics” untuk menilai kemajian dari setiap komponen SDG. Semua goal harus di kuantifikasi sehingga dapat dinilai perkembangannya secara jelas terukur (“measurable, comparable and achievable”).
Kedua, para peneliti bersama pemerintah harus menentukan nilai mana yang akan ditelusuri, dan menetapkan mekanisme monitoring untuk mendapatkan, menganalisa dan menginterpertasi data.
Ketiga, para peneliti perlu membantu untuk menetapkan kriteria mengevaluasi hasil yang ada.Keempat, berbagai upaya perlu dilakukan (sepertiearth observation, ground-based monitoringdaninformation-processing capabilities) yang perlu terus diperkuat sehingga didapat data yang juga bersifat global , atau setidaknya dibandingkan denga negara lain secara akurat.
Sementara peran penting kelima adalah membuat sistem yang baik agar pengumpulan dan proses data dilakukan secata terstandar dan terverifikasi baik. Hal ini dapat dilakukan bisa sudah bila parameter seperti definisi, spesifikasi, metodologi dan format sudah ditetapkan dan disetujui bersama.
Pada dasarnya memang semua data SDG harus bersifat akses terbuka, didukung oleh pendanaan yang baik dan terkalibrasi secara akurat. Para peneliti juga harus membantu proses integrasi antara data yang terkumpul dan evaluasi yang ada dengan pembentukan kebijakan publik, baik di suatu negara maupun juga untuk dunuia secara keseluruhannya. Ini merupakan penerapan langsung dari point ke 57 Deklarasi PBB tentang SDG secara jelas menunjukkan pentingnya ketersediaan data yang akurat,
SDG adalah keputusan politis penting di dunia, dan akan menentukan arah pembangunan dunia sampai setidaknya tahun 2030 mendatang. Khusus untuk kesehatan, goal ketiga sengaja disusun dalam pemahaman lebih luas, tidak hanya tentang sehat sakit tapi jelas menyebutkan “promote well-being”, serta menegaskan bahwa program ini adalah untuk semua, “for all at all ages”.
Dalam hal ini penting pula disadari bahwa goal yang lain SDG juga punya dampak tidak langsung ke kesehatan, baik yang bersifat lebih jelas seperti mengakhiri kelaparan, air dan sanitasi dll. Sampai ke yang bersifat lebih umum seperti jaminan pekerjaan, aspek kelautan dan kerjasama internasional.
Kegiatan penelitian dan pengembangan tentu amat diperlukan dalam implementasi SDG, bukan saja dalam penilaian keberhasilannya tetapi juga dalam aspek penemuan baru untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Sebagai penutup penulis kutipkan point ke-53 dari deklarasi PBB tentang SDG ini, yang menyebutkan bahwa masa depan adalah dalam genggaman tangan kita. Kita sudah ada peta jalan jelas apa yang harus dicapai, dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kepala Balitbangkes
Dengan makin meredanya pandemi Covid-19, maka dunia kesehatan kembali menengok upaya kesehatan apa saja yang terbengkalai selama ini. Sektor ini juga kembali melihat apa yang perlu ditingkatkan di tahun-tahun mendatang untuk mencapaiSustainable Development Goals (SDGs)bidang kesehatan.
Kita ingat bahwa pada 25 September 2015 lalu Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mengadopsi Resolusi 70/1 yang berjudul “Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development”. Segala perhatian, prioritas dan sumber daya akan di arahkan untuk mencapai terwujudnyagoal-goaldalam hal ini juga akan menjadi arah pembangunan dunia sejak sekarang sampai tahun 2030 mendatang.
SDG terdiri atas 17goal. Masing-masing memiliki sejumlah target dengan berbagai indikator yang ditetapkan. Totalnya, terdapat 169 target dan 230 indikator dalam SDG ini.
Dari 17 goal tersebut,goalketiga secara jelas mengacu pada kesehatan. Goal yang dimaksud adalah “Good Health and Well-Being” dan dalam rinciannya ditulis sebagai “Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages”.
Tentu saja berbagai goal SDG lain juga secara tidak langsung berhubungan dengan kesehatan. Yang hubungannya tampak lebih dekat dengan kesehatan adalah seperti goal nomor satu tentang kemiskinan, goal kedua mengenai kelaparan dan keamanan pangan serta goal keempat tentang pendidikan. Ada pula berbagai goal lain seperti kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, air dan sanitasi, kota dan pemukiman sehat, perubahan iklim (“climate change”).
Sementara itu, ada juga berbagai goal yang lain yang juga sebenarnya tentu berhubungan secara tidak langsung dengan kesehatan dalam berbagai aspek umumnya. Ini antara meliputi goal ketujuh tentang energi, goal kedelapan di bidang pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, goal kesembilan yang membahas infrastruktur, goal kesepuluh tentang kesenjangan antarnegara dan goal 14 mengenai sumber daya di laut dan samudera.
Target lainnya adalah goal ke-15 yang mencakup ekosistem, hutan dan biodiversitas, goal ke-16 tentang kedamaian dan inklusivitas dalam pembangunan berkelanjutan serta goal ke-17 mengenai kerja sama global.
Penelitian dan Pengembangan
Dalam hal penelitian dan pengembangan (Litbang) kesehatan, point 3.b SDG secara jelas menyebutkan tentang obat dan vaksin, di mana dinyatakan “Support the research and development of vaccines and medicines for the communicable and noncommunicable diseases that primarily affect developing countries, provide access to affordable essential medicines and vaccines.
Dalam kajian lebih lanjut, maka setidaknya ada lima peran penting riset untuk menunjang keberhasilan implementasi SDGs.Pertama, para ilmuwan perlu menetukan “devise metrics” untuk menilai kemajian dari setiap komponen SDG. Semua goal harus di kuantifikasi sehingga dapat dinilai perkembangannya secara jelas terukur (“measurable, comparable and achievable”).
Kedua, para peneliti bersama pemerintah harus menentukan nilai mana yang akan ditelusuri, dan menetapkan mekanisme monitoring untuk mendapatkan, menganalisa dan menginterpertasi data.
Ketiga, para peneliti perlu membantu untuk menetapkan kriteria mengevaluasi hasil yang ada.Keempat, berbagai upaya perlu dilakukan (sepertiearth observation, ground-based monitoringdaninformation-processing capabilities) yang perlu terus diperkuat sehingga didapat data yang juga bersifat global , atau setidaknya dibandingkan denga negara lain secara akurat.
Sementara peran penting kelima adalah membuat sistem yang baik agar pengumpulan dan proses data dilakukan secata terstandar dan terverifikasi baik. Hal ini dapat dilakukan bisa sudah bila parameter seperti definisi, spesifikasi, metodologi dan format sudah ditetapkan dan disetujui bersama.
Pada dasarnya memang semua data SDG harus bersifat akses terbuka, didukung oleh pendanaan yang baik dan terkalibrasi secara akurat. Para peneliti juga harus membantu proses integrasi antara data yang terkumpul dan evaluasi yang ada dengan pembentukan kebijakan publik, baik di suatu negara maupun juga untuk dunuia secara keseluruhannya. Ini merupakan penerapan langsung dari point ke 57 Deklarasi PBB tentang SDG secara jelas menunjukkan pentingnya ketersediaan data yang akurat,
SDG adalah keputusan politis penting di dunia, dan akan menentukan arah pembangunan dunia sampai setidaknya tahun 2030 mendatang. Khusus untuk kesehatan, goal ketiga sengaja disusun dalam pemahaman lebih luas, tidak hanya tentang sehat sakit tapi jelas menyebutkan “promote well-being”, serta menegaskan bahwa program ini adalah untuk semua, “for all at all ages”.
Dalam hal ini penting pula disadari bahwa goal yang lain SDG juga punya dampak tidak langsung ke kesehatan, baik yang bersifat lebih jelas seperti mengakhiri kelaparan, air dan sanitasi dll. Sampai ke yang bersifat lebih umum seperti jaminan pekerjaan, aspek kelautan dan kerjasama internasional.
Kegiatan penelitian dan pengembangan tentu amat diperlukan dalam implementasi SDG, bukan saja dalam penilaian keberhasilannya tetapi juga dalam aspek penemuan baru untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Sebagai penutup penulis kutipkan point ke-53 dari deklarasi PBB tentang SDG ini, yang menyebutkan bahwa masa depan adalah dalam genggaman tangan kita. Kita sudah ada peta jalan jelas apa yang harus dicapai, dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya.
(ynt)