Bawaslu Telusuri Bagi-bagi Amplop Berlogo PDIP ke Jamaah Tarawih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu ) akan menelusuri bagi-bagi amplop berlogo kepala banteng bermoncong putih khas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) kepada jamaah tarawih di sebuah masjid. Video bagi-bagi amplop tersebut diunggah oleh akun Twitter @PartaiSocmed pada Minggu, 26 Maret 2023.
Dalam video tersebut, seorang pria berbaju batik warna cokelat sedang membagikan amplop kepada para jamaah tarawih yang hadir. Sedangkan pada unggahan lainnya adalah foto amplop berisi dua lembar uang Rp100 ribu dan dua lembar uang Rp50.000.
Terdapat gambar wajar pelaksana tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep Ahmad Fauzi pada amplop tersebut. "Sedang kami telusuri kebenaran informasi tersebut," ujar anggota Bawaslu Puadi, Senin (27/3/2023).
Namun, Puadi belum bisa menjelaskan lebih jauh apakah Bawaslu akan memanggil Said Abdullah terkait viralnya informasi tersebut. Sebab, hal ini masih akan ditelusuri kebenarannya oleh Bawaslu.
Sebelumnya, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengaku belum mengecek kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto apakah sudah ada laporan masuk atau belum. “Biasanya akan ada tim yang bertugas mengecek kebenaran unggahan tersebut. Selama ini banyak yang enggak benar. Biaya pengganti transport dibilang politik uang. Dana aktivasi kader ranting, dibilang politik uang, dan lain-lain,” kata Hendrawan dikonfirmasi SINDOnews.
Said Abdullah pun memberikan penjelasan. Said bersama para pengurus cabang PDIP se-Madura membagikan sembako sebanyak 175 ribu paket kepada masyarakat miskin se-Madura pada masa reses Maret 2023, dan sebagian dalam bentuk uang tunai.
“Bantuan 175 ribu paket sembako ini jelas masih kurang jumlahnya jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin se-Madura. Pada kesempatan ini saya juga perlu menjelaskan ke media massa, seperti di-framing oleh sebuah akun anonim di media sosial, kami membagikan uang ke warga Madura,” kata Said dalam keterangannya.
Dia mengaku bersama para pengurus cabang PDIP se-Madura rutin membagikan sembako dan uang kepada warga fakir miskin. “Uang itu saya niatkan sebagai zakat mal. Dan hal itu rutin saya lakukan setiap tahun sejak 2006 lalu. Bahkan jika ada rezeki berlebih, malah ingin rasanya kami berzakat lebih banyak menjangkau kaum fakir miskin,” jelas Said.
Menurut Said, salah alamat jika hal tersebut dianggap sebagai politik uang atau money politic. “Saya perlu sampaikan seterang terangnya, setiap reses saya menerima uang reses selaku anggota DPR. Uang itu saya bagikan sepenuhnya ke rakyat dalam bentuk bantuan sembako, dan itu bagian dari akuntabilitas publik yang harus saya lakukan, sehingga saya kabarkan ke media juga,” katanya.
Dalam video tersebut, seorang pria berbaju batik warna cokelat sedang membagikan amplop kepada para jamaah tarawih yang hadir. Sedangkan pada unggahan lainnya adalah foto amplop berisi dua lembar uang Rp100 ribu dan dua lembar uang Rp50.000.
Terdapat gambar wajar pelaksana tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep Ahmad Fauzi pada amplop tersebut. "Sedang kami telusuri kebenaran informasi tersebut," ujar anggota Bawaslu Puadi, Senin (27/3/2023).
Namun, Puadi belum bisa menjelaskan lebih jauh apakah Bawaslu akan memanggil Said Abdullah terkait viralnya informasi tersebut. Sebab, hal ini masih akan ditelusuri kebenarannya oleh Bawaslu.
Sebelumnya, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengaku belum mengecek kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto apakah sudah ada laporan masuk atau belum. “Biasanya akan ada tim yang bertugas mengecek kebenaran unggahan tersebut. Selama ini banyak yang enggak benar. Biaya pengganti transport dibilang politik uang. Dana aktivasi kader ranting, dibilang politik uang, dan lain-lain,” kata Hendrawan dikonfirmasi SINDOnews.
Said Abdullah pun memberikan penjelasan. Said bersama para pengurus cabang PDIP se-Madura membagikan sembako sebanyak 175 ribu paket kepada masyarakat miskin se-Madura pada masa reses Maret 2023, dan sebagian dalam bentuk uang tunai.
“Bantuan 175 ribu paket sembako ini jelas masih kurang jumlahnya jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin se-Madura. Pada kesempatan ini saya juga perlu menjelaskan ke media massa, seperti di-framing oleh sebuah akun anonim di media sosial, kami membagikan uang ke warga Madura,” kata Said dalam keterangannya.
Dia mengaku bersama para pengurus cabang PDIP se-Madura rutin membagikan sembako dan uang kepada warga fakir miskin. “Uang itu saya niatkan sebagai zakat mal. Dan hal itu rutin saya lakukan setiap tahun sejak 2006 lalu. Bahkan jika ada rezeki berlebih, malah ingin rasanya kami berzakat lebih banyak menjangkau kaum fakir miskin,” jelas Said.
Menurut Said, salah alamat jika hal tersebut dianggap sebagai politik uang atau money politic. “Saya perlu sampaikan seterang terangnya, setiap reses saya menerima uang reses selaku anggota DPR. Uang itu saya bagikan sepenuhnya ke rakyat dalam bentuk bantuan sembako, dan itu bagian dari akuntabilitas publik yang harus saya lakukan, sehingga saya kabarkan ke media juga,” katanya.