Pembelajaran Berpusat pada Siswa atau Guru?
loading...
A
A
A
Ashiong P Munthe
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pelita Harapan
Dalam dunia pendidikan Indonesia, terdapat dua pendekatan yang sering diperdebatkan, yakni pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered) dan pendekatan yang berpusat pada murid (student-centered). Kedua pendekatan tersebut dianggap menjadi pijakan "filosofis" mutlak dalam proses pembelajaran.
Namun, apakah kedua pendekatan tersebut sudah menggambarkan konsep "filosofis" yang hakiki dalam pembelajaran? Dalam artikel ini, akan diuraikan landasan filosofis yang mendekati ciri ke-Indonesia-an serta implikasinya dalam pembelajaran.
Merujuk pada apa yang pernah dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yaitu memberikan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan melalui Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif 2022 pada peringatan Hari Guru Nasional 2022 di JI Expo Kemayoran, Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan agar lebih inovatif dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Pada portal Ayo Guru Berbagi oleh Kemendikbudristek, seorang guru menceritakan bahwa "merdeka belajar adalah sebuah paradigma pembelajaran yang berpusat pada murid." Guru tersebut menekankan bahwa masih banyak pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa dan kurang memberi kebebasan kepada murid untuk membangun pengetahuannya.
Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid dipandang mampu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Dapat disimpulkan bahwa penghargaan yang diberikan oleh Kemendikbudristek dan pengalaman guru menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid merupakan pendekatan yang diunggulkan. Konsep berpusat pada murid dipandang lebih mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan memberi kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Untuk memperjelas pengertian pembelajaran berpusat pada murid, ada baiknya kita melihat definisinya. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dipandang bahwa proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh siswa itu sendiri. Siswa secara mandiri memutuskan tentang bagaimana, di mana, dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka anggap penting.
Namun, jika dilihat dan dicermati dalam pembelajaran nyata, siswa tidak akan bisa secara otomatis mandiri tanpa ada tuntunan maupun arahan dari pembimbing atau pengajar. Siswa tidak bisa memilih dan memutuskan hal yang perlu dipelajari tanpa pernah diajar, diarahkan, dibimbing, maupun didampingi.
Proses untuk dapat mandiri harus melalui pembimbingan. Dengan demikian, bagaimana mungkin pembelajaran berpusat pada siswa, karena siswa masih bergantung dan membutuhkan pendampingan, pengarahan dan bimbingan?
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pelita Harapan
Dalam dunia pendidikan Indonesia, terdapat dua pendekatan yang sering diperdebatkan, yakni pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered) dan pendekatan yang berpusat pada murid (student-centered). Kedua pendekatan tersebut dianggap menjadi pijakan "filosofis" mutlak dalam proses pembelajaran.
Namun, apakah kedua pendekatan tersebut sudah menggambarkan konsep "filosofis" yang hakiki dalam pembelajaran? Dalam artikel ini, akan diuraikan landasan filosofis yang mendekati ciri ke-Indonesia-an serta implikasinya dalam pembelajaran.
Merujuk pada apa yang pernah dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yaitu memberikan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan melalui Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif 2022 pada peringatan Hari Guru Nasional 2022 di JI Expo Kemayoran, Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan agar lebih inovatif dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Pada portal Ayo Guru Berbagi oleh Kemendikbudristek, seorang guru menceritakan bahwa "merdeka belajar adalah sebuah paradigma pembelajaran yang berpusat pada murid." Guru tersebut menekankan bahwa masih banyak pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa dan kurang memberi kebebasan kepada murid untuk membangun pengetahuannya.
Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid dipandang mampu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Dapat disimpulkan bahwa penghargaan yang diberikan oleh Kemendikbudristek dan pengalaman guru menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid merupakan pendekatan yang diunggulkan. Konsep berpusat pada murid dipandang lebih mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan memberi kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Untuk memperjelas pengertian pembelajaran berpusat pada murid, ada baiknya kita melihat definisinya. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dipandang bahwa proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh siswa itu sendiri. Siswa secara mandiri memutuskan tentang bagaimana, di mana, dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka anggap penting.
Namun, jika dilihat dan dicermati dalam pembelajaran nyata, siswa tidak akan bisa secara otomatis mandiri tanpa ada tuntunan maupun arahan dari pembimbing atau pengajar. Siswa tidak bisa memilih dan memutuskan hal yang perlu dipelajari tanpa pernah diajar, diarahkan, dibimbing, maupun didampingi.
Proses untuk dapat mandiri harus melalui pembimbingan. Dengan demikian, bagaimana mungkin pembelajaran berpusat pada siswa, karena siswa masih bergantung dan membutuhkan pendampingan, pengarahan dan bimbingan?