Menanti Kontribusi Indonesia di ASEAN dan MIKTA

Jum'at, 24 Maret 2023 - 09:46 WIB
loading...
A A A
Dilansir dari The Conversation (2022), ada tiga tantangan besar yang hadapi Indonesia selama menjadi ketua dari organisasi regional Asia Tenggara itu. Yakni, menjaga persatuan ASEAN dalam merespons isu global, memperkuat kerja sama regional, dan memperkuat multilateralisme.

MIKTA
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan pada awal 2023, menegaskan keketuaan Indonesia akan berupaya meningkatkan visibilitas MIKTA sebagai bridge-builder dalam menyelesaikan berbagai isu global. Bridge-builder dalam arti menjadi jembatan penghubung atau penyeimbang dari rivalitas negara-negara berkekuatan besar (great power).

MIKTA adalah representasi kekuatan lima negara di kawasannya masing-masing. Mereka adalah negara dengan kekuatan menengah (middle power) yang diharapkan menjadi penyeimbang dan penghubung dari rivalitas great power. Kelimanya adalah negara anggota G20 yang bukan menjadi bagian dari G7 negara-negara maju: Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Kanada). Juga tidak tergabung dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Selama mengemban keketuaan, ada tiga agenda prioritas Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, saat serah terima keketuaan di New Delhi, India (2/3). Pertama, memperkuat multilateralisme MIKTA untuk mendorong keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bersama.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia meyakini bahwa cara-cara multilateralisime adalah jalan terbaik untuk memastikan semua negara berada pada posisi yang sama dan setara tanpa kesewenangan dari negara pemilik kapasitas power yang besar.

Kedua, berfokus pada pemulihan yang inklusif di tengah kompleksitas tantangan global. Agenda untuk mencapai dan mewujudkan target-target Sustainable Development Goals (SDGs) akan menjadi agenda inti MIKTA yang diperkuat dengan dialog inklusif bersama mitra-mitranya. Dalam hal ini, MIKTA didorong untuk mengkoordinasikan aksi demi mewujudkan pemulihan global yang kuat dan inklusif.

Ketiga, transformasi digital juga akan menjadi agenda prioritas Indonesia. Mengingat, digitalisasi dipandang sebagai sebuah urgensi untuk membuat masa depan ekonomi MIKTA lebih sejahtera. Digitalisasi akan mendorong lahirnya peluang-peluang besar untuk mengembangkan perekonomian.

Kontribusi Indonesia
Penjelasan di atas menunjukkan adanya relevansi agenda antara ASEAN dan MIKTA. Kata kuncinya adalah pada komitmen untuk berkontribusi menangani permasalahan global, pengarusutamaan kerja sama multilateral, dan pemulihan serta pertumbuhan ekonomi global.

Dalam konteks ini, Indonesia harus mampu menunjukkan dan membuktikan perannya. Dalam ASEAN dan MIKTA, Indonesia tidak hanya perlu menjadi penghubung-penyeimbang rivalitas great power. Tetapi juga menjadi ice breaker, pemecah kebuntuan komunikasi, kerja sama, dan persaingan yang selama ini ditampilkan negara-negara besar, terutama mengerasnya rivalitas Amerika Serikat dan China di berbagai kawasan dan dalam berbagai aspek.

Selain dari pada itu, Indonesia juga dituntut tampil dalam menangani isu-isu kemanusiaan global, terutama dampak perang Rusia-Ukraina, krisis politik Myanmar, dan pemulihan pasca bencana alam maupun bencana kesehatan global (pandemi).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)