Hadapi Era Digital, Generasi Muda Harus Mampu Kembangkan Kreativitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Generasi milenial harus mampu mengembangkan kreativitasnya di era digital saat ini. Sebab kreativitas merupakan kunci bagi generasi muda agar dapat bersaing di era yang sangat kompetitif.
Hal itu terungkap dalam acara Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) yang diselenggarakan Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama anggota DPR RI Komisi I.
Acara bertajuk "Kreatif dan Produktif di Era Digital" ini dibuka Ditjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan. Hadir dalam acara tersebut anggota Komisi I DPR RI Subarna, Direktur Operasional Atourin Reza Permadi, dan Dosen sekaligus Trainer M.Qadhafi serta
Anggota Komisi I DPR Subarna mengatakan generasi milenial diuntungkan dengan hadirnya internet karena sifatnya sesuai dengan permintaan. Artinya, apa yang diketik di mesin pencarian akan muncul di layar sesuai dengan yang diharapkan dan dibutuhkan.
"Berkembangnya dunia digital yang kreatif dapat menjadikan lapangan pekerjaan baru atau media baru bagi mereka yang ingin memulai sebuah usaha. Maka penting bagi masyarakat untuk mulai menyadari dan berubah menjadi lebih peduli terhadap apa yang dilakukan di dunia maya," katanya.
Menurut Subarna, kreatif dan produktif di era digital merupakan kemampuan dalam mengembangkan ide-ide atau mengemukakan gagasan. Hal itu memiliki peluang besar untuk diambil manfaatnya seperti pengembangan bisnis atau kesejahteraan hidup yang dapat memberikan solusi dalam permasalahan hidup sehari-hari.
“Generasi saat ini harus bisa menyesuaikan perkembangan digital tersebut, di mana dalam dunia digital, kreativitas merupakan sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh generasi muda agar dapat bersaing di era yang sangat kompetitif ini,” ucapnya.
Salah satu bentuk kreativitas dan produktivitas di era digital adalah memanfaatkan teknologi untuk menarik minat di industri pariwisata. "Proyeksi nilai transaksi travel online 2019 dan 2023 dengan destinasi Indonesia meningkat sangat pesat," katanya.
Direktur Operasional Atourin Reza Permadi menyebut, keuntungan go digital salah satunya, peningkatan eksistensi produk di dunia maya atau digital untuk diketahui lebih banyak orang.
Kedua peningkatan pendapatan dengan jangkauan semakin luas dan peluang yang semakin terbuka lebar. Ketiga, pengembangan skill dengan adaptasi produk, terakhir saluran pemasaran yang melengkapi bisnis offline.
“Dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pemanfaatan teknologi menyasar pada pelaku ekonomi kreatif karena hasil survei yang dilakukan masih menunjukkan minimnya literasi digital dan pemanfaatan teknologi digital atau adaptasi teknologi di beberapa tempat wisata dan pelaku ekonomi kreatif,” ucapnya.
Kreativitas dan produktivitas disebut M. Qadhafi harus dimulai dari diri sendiri. Ada beberapa jebakan mental yang menghambat kreativitas tersebut. “Mindset yang mengatakan saya terlalu tua, saya terlalu sibuk, apa yang orang lain pikirkan terhadap saya, saya tidak memiliki gelar yang cukup, saya akan gagal, saya tidak kreatif, memikirkan gender, dan saya memiliki IQ rendah,” jelasnya.
Hal itu terungkap dalam acara Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) yang diselenggarakan Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama anggota DPR RI Komisi I.
Acara bertajuk "Kreatif dan Produktif di Era Digital" ini dibuka Ditjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan. Hadir dalam acara tersebut anggota Komisi I DPR RI Subarna, Direktur Operasional Atourin Reza Permadi, dan Dosen sekaligus Trainer M.Qadhafi serta
Anggota Komisi I DPR Subarna mengatakan generasi milenial diuntungkan dengan hadirnya internet karena sifatnya sesuai dengan permintaan. Artinya, apa yang diketik di mesin pencarian akan muncul di layar sesuai dengan yang diharapkan dan dibutuhkan.
"Berkembangnya dunia digital yang kreatif dapat menjadikan lapangan pekerjaan baru atau media baru bagi mereka yang ingin memulai sebuah usaha. Maka penting bagi masyarakat untuk mulai menyadari dan berubah menjadi lebih peduli terhadap apa yang dilakukan di dunia maya," katanya.
Menurut Subarna, kreatif dan produktif di era digital merupakan kemampuan dalam mengembangkan ide-ide atau mengemukakan gagasan. Hal itu memiliki peluang besar untuk diambil manfaatnya seperti pengembangan bisnis atau kesejahteraan hidup yang dapat memberikan solusi dalam permasalahan hidup sehari-hari.
“Generasi saat ini harus bisa menyesuaikan perkembangan digital tersebut, di mana dalam dunia digital, kreativitas merupakan sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh generasi muda agar dapat bersaing di era yang sangat kompetitif ini,” ucapnya.
Salah satu bentuk kreativitas dan produktivitas di era digital adalah memanfaatkan teknologi untuk menarik minat di industri pariwisata. "Proyeksi nilai transaksi travel online 2019 dan 2023 dengan destinasi Indonesia meningkat sangat pesat," katanya.
Direktur Operasional Atourin Reza Permadi menyebut, keuntungan go digital salah satunya, peningkatan eksistensi produk di dunia maya atau digital untuk diketahui lebih banyak orang.
Kedua peningkatan pendapatan dengan jangkauan semakin luas dan peluang yang semakin terbuka lebar. Ketiga, pengembangan skill dengan adaptasi produk, terakhir saluran pemasaran yang melengkapi bisnis offline.
“Dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pemanfaatan teknologi menyasar pada pelaku ekonomi kreatif karena hasil survei yang dilakukan masih menunjukkan minimnya literasi digital dan pemanfaatan teknologi digital atau adaptasi teknologi di beberapa tempat wisata dan pelaku ekonomi kreatif,” ucapnya.
Kreativitas dan produktivitas disebut M. Qadhafi harus dimulai dari diri sendiri. Ada beberapa jebakan mental yang menghambat kreativitas tersebut. “Mindset yang mengatakan saya terlalu tua, saya terlalu sibuk, apa yang orang lain pikirkan terhadap saya, saya tidak memiliki gelar yang cukup, saya akan gagal, saya tidak kreatif, memikirkan gender, dan saya memiliki IQ rendah,” jelasnya.
(cip)