Plus Minus Duet Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilpres 2024

Selasa, 07 Maret 2023 - 06:15 WIB
loading...
Plus Minus Duet Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilpres 2024
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Spekulasi mengenai pasangan capres - cawapres 2024 bermunculan, salah satunya duet Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Nama keduanya berada di peringkat pertama dalam simulasi capres-cawapres Pilpres 2024 versi Voxpol Center Research and Consulting.

Duet ini meraih elektabilitas tertinggi dengan perolehan elektabilitas sebesar 33,8 persen. Keduanya unggul dibandingkan pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir dengan elektabilitas sebesar 30,7 persen dan pasangan Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas 25,9 persen.

Hasil survei itu menunjukkan Anies-Sandi menjadi pasangan potensial dan berpeluang mengulang kesuksesan layaknya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Hasil survei yang dirilis Voxpol Center Research and Consulting pada Selasa, 21 Februari 2023 itu pun disambut baik oleh Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Iqbal.





"Saya kira Mas Sandi ini adalah orang yang sangat dekat dengan PKS, karena pernah diusung dan ini adalah pasangan yang pernah menang, artinya kami menyambut baik survei Mas Sandi yang tinggi," ujar Iqbal saat dihubungi, Rabu (22/2/2023).

"Memang saat ini kita belum menentukan cawapres, artinya Sandi masih berpeluang untuk bisa diusung PKS, siapa saja berpeluang, termasuk Sandi, apalagi punya survei yang tinggi dan pernah menang bersama Anies," katanya.

Dia melanjutkan, hanya saja PKS yang kini tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Demokrat menyerahkan keputusan penetapan cawapres kepada Koalisi Perubahan dan Anies selaku bakal capres 2024.



"Saya kira dalam politik itu sangat dinamis, walaupun kita sudah memutuskan bahwa Pak Anies yang nanti juga akan memutuskan (cawapres) dan tentu ada persetujuan dari partai pengusung, saya kira bukan tidak mungkin Mas Sandi satu hari akan bersanding lagi dengan Pak Anies," jelasnya.

Pernyataannya itu merujuk profil Sandiaga Uno yang merupakan seorang pengusaha sukses yang memiliki jaringan luas di dunia bisnis. Sosok politisi seperti Sandiaga Uno katanya dibutuhkan untuk kembali membangkitkan perekonomian bangsa pascapandemi Covid-19 dan resesi global tahun 2023.

"Kita kan sekarang menghadapi gejolak ekonomi dunia, kita memerlukan orang-orang yang kuat di dunia usaha, kuat di networking global, dan saya kira Mas Sandi ini Profil yang bisa mengisi kekosongan-kekosongan enterpreneur, anak muda, juga bisa mewakili-representasi dari pemikiran milenial-milenial kita," pungkasnya.



Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun telah merespons niatan PKS menjodohkannya dengan bakal capres Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Sandi mengapresiasi aspirasi masyarakat tersebut.

Hanya saja, keputusan terkait penetapan capres dan cawapres dalam pilpres berada di partai politik. Maka itu, Sandi sebagai kader Partai Gerindra mengaku menyerahkan semua keputusan kepada partai politik (parpol) maupun para pimpinan parpol.

"Dunia politik itu dinamis ya, tapi sekarang ini kan tentunya dalam kontestasi demokrasi yang sudah memasuki tahapan selanjutnya, partai politik mulai menyiapkan dan aspirasi-aspirasi itu bisa tentunya kita apresiasi," kata Sandi ketika menghadiri East Indonesia Tourism and Invesment Summit 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/3/2023).



"Dan tentunya para pimpinan partai politik itu yang akan menentukan bagaimana respons masyarakat," sambungnya.

Sandi mengakui dirinya dan Anies pernah berdampingan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Ketika itu, keduanya berhasil menang dan berdampingan memimpin Ibu Kota.

Namun, lima tahun berselang, Sandi mengaku berbeda tugas dengan Anies. Kini, Sandi bekerja memimpin Kemenparekraf di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sedangkan Anies berada di Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. "Saya pernah bermitra dengan Pak Anies pada saat Pilgub 2017, dan menuai hasil yang positif, namun kami sekarang berbeda tugas," ujar Sandi.

"Saya ini di kementerian di bawah Bapak Presiden Jokowi dan partai di bawah Pak Prabowo, kami mengusung konsep keberlanjutan dan percepatan pembangunan," jelasnya.

Konsep tersebut, dijelaskan Sandiaga Uno difokuskan kepada keberlanjutan sekaligus percepatan pembangunan yang telah dilakukan selama era kepemimpinan Jokowi sehingga kebijakan serta pembangunan yang telah berjalan sejak delapan tahun belakangan dapat tuntas terselesaikan.

"Jadi tentunya dengan narasi yang diusung itu adalah narasi bagaimana pembangunan yang sudah dilakukan delapan tahun lebih ini bisa percepat, bukan kita ubah, tapi justru kita akselerasi, bukan kita ganti arahnya," ungkapnya.

"Tapi justru kita perkuat dengan capaian-capaian yang lebih bisa dirasakan oleh masyarakat, terutama mengenai masalah ekonomi, bagaimana lapangan kerja bisa kita ciptakan dan juga harga-harga bahan pokok bisa kita jangkau, bagaimana kita bisa memberikan solusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, itu yang menjadi concern (perhatian) saya," pungkasnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga sudah merespons wacana duet Anies-Sandi. Prabowo mengungkapkan bahwa Sandi patuh kepada keputusan Partai Gerindra.

"Saya kira soal Mas Sandi saya kira Sandi sudah menjawab berkali-kali di semua forum bahwa dia patuh dan akan taati keputusan partai," kata Prabowo usai pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kediamannya, Hambalang, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Minggu (5/3/2023).

Terlebih, kata Prabowo, keputusan Partai Gerindra sudah jelas bahwa mengusungnya sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. "Dan keputusan partai kan sudah jelas, saya calon presidennya, selama dia di partai ya dia akan patuh sama garis partai," ujar Menteri Pertahanan ini.

Wacana duet Anies-Sandi bukan hal baru. Lembaga Indikator Politik Indonesia pada akhir 2021 pernah melakukan simulasi pasangan capres dan cawapres 2024. Dari simulasi itu, duet Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno disebut berpeluang terjadi dalam Pilpres 2024.

Elektabilitas Anies - Sandi sebesar 30,8 persen, mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani yang hanya 28,1%. Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merupakan pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Kamis, 16 September 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan juga pernah mengatakan bahwa duet Anies-Sandi adalah sebuah keniscayaan. Lalu, apa saja plus minus duet Anies-Sandi?

“Plus minus duet Anies-Sandi ya. Pertama, plusnya pasangan Anies-Sandi berpotensi mengulang kemenangan Pilkada DKI 2017, pasangan ini sudah diingat masyarakat,” kata Pengamat Politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada SINDOnews, Senin (6/3/2023).

Sedangkan minusnya, kata Pangi, Anies-Sandi tidak punya partai politik yang pasti mengusung mereka. “Sebab, figur Anies-Sandi juga enggak punya partai, bukan veto players parpol,” tuturnya.

Pangi mengatakan, Anies-Sandi pernah memimpin DKI Jakarta dan punya rekam jejak yang bagus. Dia melanjutkan, Anies-Sandi juga model kombinasi gubernur dan wakil gubernur yang saling melengkapi.

“Dan mereka cukup bagus chemistry politiknya, jelas hak dan kewajiban dan tahu dengan posisi masing-masing. Bulan madu yang cukup panjang, capres cawapres harus punya chemistry politik yang bagus, paling tidak ini bisa menjadi modal untuk menjadi capres maupun cawapres,” imbuhnya.

Menurut Pangi, capaian keduanya memimpin DKI Jakarta bisa menjadi modal untuk membangun Indonesia. Selain itu, kata dia, Anies Sandi termasuk pasangan kombinasi yang ideal.

“Anies adalah intelektual dan akademisi latar belakangnya, sementara Sandi adalah pengusaha dan paham dan punya dasar kuat di bidang ekonomi,” ucapnya.

Di samping itu, dia mengungkapkan kesamaan Anies dan Sandi. “Sama-sama pernah maju di pemilu, Anies pernah punya pengalaman maju di DKI Jakarta dan Sandi punya pengalaman maju sebagai cawapres pada Pilpres 2019,” pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai duet Anies-Sandi lebih banyak minusnya ketimbang plusnya. Dia pun mengungkapkan tiga alasannya.

“Pertama, Sandi sudah menyatakan bahwa momennya sudah berbeda. Sandi sekarang sudah berada di dalam pemerintahan sebagai Menparekraf di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan punya komitmen continuity atas program pembangunan pemerintahan sekarang,” kata Igor dihubungi terpisah.

Igor melanjutkan, sedangkan Anies saat ini dicitrakan sebagai antitesa Jokowi. “Dan berada di Koalisi Perubahan atau change yang punya makna bukan keberlanjutan dari Jokowi. Bisa dikatakan pemilih Anies umumnya mereka yang memang tidak suka terhadap pemerintahan Jokowi dan ingin perubahan,” ujar Igor.

Kedua, lanjut Igor, duet Anies-Sandi mungkin bagus untuk pilkada seperti di Jakarta, Depok, atau Banten. “Tetapi kurang realistis untuk pilpres yang berskala nasional,” imbuhnya.

Dia berpendapat, salah satu faktor yang membuat Anies-Sandi menang di Pilkada Jakarta 2017 karena solidnya pemilih Prabowo dan Gerindra saat itu. “Problemnya di 2024, Anies justru berpotensi menghadapi Prabowo yang dulu justru pendukung utamanya,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Sandi adalah kader Gerindra yang sudah menyatakan loyalitasnya di berbagai kesempatan untuk mendukung Prabowo sebagai capres 2024. “Oleh Karena itu, duet Prabowo-Sandi jilid II justru jauh lebih masuk akal ketimbang duet Anies-Sandi jilid II. Apalagi duet Anies-Sandi juga ternyata menyimpang jejak persoalan utang-piutang oleh Anies kepada Sandi, meskipun sudah case closed,” ungkapnya.

Ketiga, kata Igor, usulan duet Anies-Sandi layaknya seperti manuver politik yang dilakukan oleh PKS atau Koalisi Perubahan untuk menggembosi Prabowo yang notabene termasuk capres kuat di Pilpres 2024. Dia juga menilai duet Anies-Sandi jilid II untuk Pilpres 2024 belum tentu mendapat sentimen positif dari masyarakat.

“Alih-alih menjadi duet perubahan, malah bisa sebaliknya dikonotasikan atau dikampanyekan negatif sebagai duet brutus (pengkhianat) terhadap Menhan Prabowo Subianto. Mungkin buat Anies no problem, tapi Bang Sandi: that's the problem," pungkasnya.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif berpendapat bahwa peluang duet Anis-Sandi masih terbuka karena sejauh ini posisi tawar Sandiaga Uno masih diperhitungkan untuk disandingkan dengan bakal capres dari koalisi mana pun.

Ikhwan mengatakan, dengan berkaca pada dinamika politik yang cair dalam menentukan bakal cawapres, kemungkinan besar Sandiaga Uno menjadi rebutan antarkoalisi. “Daya tawarnya bisa menciptakan tarik-menarik antarkoalisi semakin kuat. Hal ini terbukti ketika muncul wacana Sandiaga Uno disandingkan dengan Anies, Sandiaga Uno diusung oleh PPP dan PAN,” kata Ikhwan.

Dia juga mengakui duet Anies-Sandi memiliki kelemahannya. “Menurut saya lebih banyak plusnya karena sebelumnya Anies-Sandi pernah berjuang merebut kursi gubernur dan wakil gubernur DKI, jadi keduanya punya chemistry yang cukup kuat, lalu keduanya punya basis suara yang cukup kuat juga,” ungkapnya.

Dia mennuturkan, Anies dinilai sosok yang nasionalis religius dan Sandiaga Uno dinilai sebagai sosok pemimpin muda yang punya rekam jejak di pemerintahan. “Keduanya punya pengalaman yang sama di pemerintahan. Selain itu, Sandiaga Uno punya modal logistik yang kuat,” katanya.

Adapun minusnya duet Anies-Sandi, menurut dia, berpotensi mengulang kembali pertempuran menggunakan simbol-simbol keagamaan dan politisasi agama yang cukup kental. “Karena di Pilkada DKI Jakarta penggunaan simbol-simbol keagamaan dan politisasi agama cukup kuat, memang kita tidak bisa menyalahkan keduanya untuk maju kembali di Pilpres 2024,” ujarnya.

“Namun berkaca pada Pilgub DKI Jakarta potensi penggunaan politisasi agama cukup kuat. Hal ini yang menurut saya minusnya wacana Anies-Sandi. Jadi tidak heran wacana ini akan sulit terwujud apalagi Sandiaga Uno masih tegak lurus terhadap keputusan Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai presiden,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3874 seconds (0.1#10.140)