Kisah Pejuang Kemerdekaan Bantai Prajurit Jepang di Bekasi

Sabtu, 04 Maret 2023 - 21:19 WIB
loading...
Kisah Pejuang Kemerdekaan Bantai Prajurit Jepang di Bekasi
Kisah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Bekasi ini diabadikan dalam bentuk Monumen Front Perjuangan Rakyat Bekasi atau Monumen Kali Bekasi. Foto Mikeda History
A A A
JAKARTA - Kisah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Bekasi ini diabadikan dalam bentuk Monumen Front Perjuangan Rakyat Bekasi atau Monumen Kali Bekasi. Monumen Kali Bekasi ini juga disebut sebagai monumen pembunuhan tentara Jepang oleh Sejarawan Ali Anwar.

Tepatnya pada 19 Oktober 1945, terjadi pembantaian besar besaran yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan terhadap tentara Jepang di Bekasi.

Peristiwa ini bermula ketika komandan pejuang Bekasi Letnan Dua Zakaria Burhanuddin menerima informasi akan adanya kereta pengangkut 90 tentara Jepang yang akan pulang melalui di Stasiun Bekasi menuju Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Baca juga : Kisah Heroik Pejuang Melawan Belanda dari Markas Rumah Limasan Jaya Wirya

Kejadian ini bertepatan setelah Jepang mengalami kekalahan dari tentara sekutu sehingga para pejuangnya diperintahkan untuk kembali ke negara asalnya.

Para pejuang Jepang ini lalu berencana untuk kembali ke markas. Namun mereka terlebih dahulu harus menuju lapangan terbang Kalijati menggunakan kereta yang telah diincar oleh Zakaria Burhanuddin.

Pasukan Zakaria ini meminta pada kepala stasiun untuk mengarahkan kereta yang dinaiki pasukan Jepang menuju rel kedua atau rel buntu yang saat ini telah menjadikan tempat Monumen Kali berdiri.

Para tentara Negeri Sakura ini tidak menyadari bahwa jalur yang dilalui kereta telah dibelokkan. Hingga pada akhirnya mereka sampai ke rel buntu yang berada tepat di mulut Kali Bekasi.

Begitiu kereta berhenti, massa rakyat dan pejuang Bekasi langsung melakukan pengepungan. Suasana mencekam terjadi ketika Zakaria dan beberapa pengawalnya naik ke atas kereta.

Para pejuang kemerdekaan ini langsung menanyakan surat izin dari Pemerintah Republik Indonesia. Mereka lalu memberikan surat ijin yang telah ditandatangani Presiden Soekarno.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)