Danjen Kopassus Alumni Akmil 1980-an, Nomor 6 Lulusan Terbaik Kini Jabat Wamenhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) merupakan jabatan perwira tinggi TNI AD berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Saat ini, Danjen Kopassus dijabat oleh Mayjen TNI Iwan Setiawan.
Dikutip dari laman resmi Kopassus.mil.id dijelaskan, pembentukan Kopassus berawal dari operasi penumpasan pemberontakan bersenjata Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Operasi dipimpin langsung Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E Kawilarang dengan Komandan Operasi Letkol Slamet Riyadi.
Meski berhasil menumpas RMS, namun tidak sedikit prajurit TNI yang menjadi korban. Pascaperistiwa itu, Letkol Slamet Riyadi memelopori pembentuan satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat.
Melalui instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52/ tanggal 16 April 152 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang selanjutnya menjadi cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.
Dalam perjalanannya, satuan ini beberapa kali berganti nama mulai dari Kesatuan Komando Teritorium III yang menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kemudian diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) 1955.
Kemudian, Pusat Pasukan Khusus TNI AD (Puspassus TNI AD) 1966, Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) 1971, dan terakhir menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1985 sampai saat ini.
Sejak dibentuk, pasukan elite TNI AD ini telah dipimpin 35 Danjen Kopassus. Dari jumlah tersebut 8 di antaranya merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1980-an. Siapa saja mereka?
Abituren Akademi Militer (Akmil) 1980 ini merupakan Danjen Kopassus ke-23 yang memimpin Korps Baret Merah sejak 2008-2009. Sebagai prajurit Kopassus, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pernah diterjunkan dalam medan operasi. Salah satunya, Operasi Seroja, di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste.
Selama mengabdikan diri di Korps Baret Merah, Pramono berhasil menyelesaikan pendidikan militer Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri, Pendidikan PARA, Sekolah Dasar Pasukan Udara, Airborne, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (1995) Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) hingga Lemhannas RI
Karier militer putra dari Danjen Kopassus Kolonel Inf. Sarwo Edhie Wibowo ini cukup moncer. Pria kelahiran Magelang, 5 Mei 1955 ini pernah menduduki jabatan strategis di antaranya, ajudan Presiden RI, Wakil Danjen Kopassus, Pangdam III/Siliwangi, Pangkostrad, hingga puncaknya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Lulusan Akmil 1981 ini menjabat Danjen Kopassus yang menjabat selama dua tahun sejak 2009 hingga 2011. Paulus merupakan Danjen Kopassus ke-24. Saat ini, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara pada 27 Juni 1956 menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPR.
Selama berkarier di Korps Baret Merah, Paulus pernah menjabat sebagai Komandan Satuan (Dansat) 81 Gultor pada 2001 yang merupakan pasukan elite di Kopassus. Selanjutnya, Paulus menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) Kodam I/Bukit Barisan. Selanjutnya diangkat menjadi Danrindam, kemudian Danrem 052/Wijayakrama.
Dia kemudian ditarik kembali untuk memimpin Korps Baret Berat dengan menjadi Danjen Kopassus menggantikan Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo. Pada 2011, Paulus diangkat menjadi Pangdam I/Bukit Barisan. Kurang lebih dua tahun berkiprah di Kodam I/Bukit Barisan, dia diangkat menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat TNI AD). Setelah pensiun dari TNI, Paulus memutuskan terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar. Saat ini Paulus menjabat sebagai Sekjen Partai Golkar.
3. Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya
Wisnu Bawa Tenaya lahir di Banjar Munggu, Badung, Bali pada 24 April 1958. Wisnu merupakan Danjen Kopassus ke-25 yang memimpin sejak 2011-2012.
Selama mengabdi di Korps Baret Merah, Lulusan Akmil 1981 ini menyelesaikan sejumlah pendidikan militer di antaranya, Pendidikan Sussarcab If, Komando, Sussar Para, Gultor, Scuba Diver, Suspaska. Wisnu juga berhasil menyelesaikan pendidikan militernya di Seskoad, Sesko TNI hingga Lemhannas.
Berbagai jabatan strategis juga pernah disandangnya, mulai dari Danton Kopassandha, Wadan Grup 2/Kopassus, Danpusdikpassus Kopassus, Wadanjen Kopassus. Sempat meninggalkan kesatuannya di Kopassus dengan menjabat sebagai Kasdam VI/Tanjungpura, Kasdam VI/Mulawarman, Danpussenif Kodiklatad, Wisnu kembali ditarik kembali ke pasukan elite TNI AD itu dengan menjabat sebagai Danjen Kopassus dan selanjutnya sebagai Pangdam IX/Udayana.
4. Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo
Agus Sutomo merupakan lulusan Akmil 1984. Agus Sutomo tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-26. Perjalanan karier militer pria kelahiran Kelaten, Jawa Tengah, 14 Agustus 1960 ini cukup cemerlang. Agus Sutomo pernah menduduki sejumlah jabatan sangat strategis.
Di antaranya, Wadan Grup A Paspampres, Waasops Danpaspampres, kemudian Dangrup A Paspampres, Danrem 061/Suryakancana, Kasdivif 1/Kostrad, hingga Danpaspamres. Agus kemudian dipercaya memimpin pasukan elite TNI AD sebagai Wadanjen Kopassus. Sempat menjadi Danpaspampres, Agus kembali ditarik ke Korps Baret Merah dengan menjabat sebagai Danjen Kopassus 2012 hingga 2014.
Saat memimpin Kopassus, Agus Sutomo menyatakan siap dipenjara dan bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta oleh 11 anggota Kopassus. Selanjutnya, Pangdam Jaya, Dankodiklat TNI-AD, Dansesko TNI dan terakhir sebagai Irjen Kemhan RI.
Doni Monardo merupakan Danjen Kopassus ke-27 menggantikan seniornya Agus Sutomo. Lulusan Akmil 1985 ini menjabat sebagai orang nomor satu di Korps Baret Merah selama kurang lebih setahun pada 2014 hingga 2015.
Sebagai prajurit di pasukan elite TNI AD, Doni Monardo kenyang dengan pengalaman tempur. Berbagai medan operasi pernah dijalaninya mulai dari Operasi Seroja, di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, Operasi di Aceh hingga pembebasan kapal KM Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia dan sebagainya.
Dedikasi dan loyalitasnya dalam bertugas membuat kariernya cemerlang. Berbagai jabatan strategis pun dipercayakan kepada pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat 10 Mei 1963 ini. Di antaranya, Danyon 11 Grup 1/Kopassus, Dan Grup A Paspampres, Danrem 061/Suryakancana, Wadanjen Kopassus, Danpaspampres, Danjen Kopassus, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam III/Siliwangi, Sesjen Wantannas, Kepala BNPB hingga purna tugas. Saat ini, Doni menjabat sebagai Ketua Umum PPAD.6. Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra
Muhammad Herindra tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-28 yang menjabat sejak 2015-2016. Herindra merupakan lulusan terbaik Akmil 1987, peraih dua penghargaan sekaligus yakni Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
Saat ini, Herindra menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) mendampingi Menhan Prabowo Subianto di kabinet Presiden Jokowi-KH. Maruf Amin.
Lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah 30 November 1964 ini memutuskan masuk tentara dan bergabung di Kopassus. Sosoknya yang cerdas membuat Herindra mudah menyelesaikan berbagai pendidikan militer di antaranya, The Military College of Vermont-Norwich University USA, National Defense University USA, Seskoad, Seskogab Malaysia, hingga Lemhannas.
Selama berdinas di Kopassus, Herindra banyak bergabung di pasukan penanggulangan teror (Gultor) yang merupakan pasukan elite di kesatuan tersebut. Antara lain Dansubtim 1 di Sat 81/Gultor, Dan Tim 1 di Sat 81/Gultor, Perwira Pelatih Sat 81/Gultor, Danyonban Sat 81/Gultor. Kemudian, Asintel Danjen Kopassus, Wadanjen Kopassus hingga Danjen Kopassus.
Selain di Korps Baret Merah, Herindra juga pernah dipercaya menjabat sebagai Danrem 101/Antasari, Asintel Kasdam Jaya, Pangdam III/Siliwangi, Irjen TNI, Kasum TNI sebelum akhirnya dipercaya sebagai Wamenhan hingga saat ini.
Lulusan Akmil 1988 ini merupakan Danjen Kopassus ke-29 yang memimpin Korps Baret Merah selama dua tahun sejak 2016 hingga 2018. Saat ini, Madsuni menduduki jabatan sebagai Staf Khusus Panglima TNI.
Lulus Akmil, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat 14 Februari 1964 ini langsung mengikuti pendidikan militer Sussarcabif, Dik Komando, Para, kemudian Pendidikan Komando, Free Fall hingga Pandu Suara. Tidak hanya itu, Madsuni juga berhasil menyelesaikan pendidikan Sus Sandha, Suslapa-I, Suslapa-II, Seskoad hingga Sesko TNI.
Mengawali kariernya di Kopassus, Madsuni dipercaya menjabat sebagai Komandan Unit Kopassus, Kasiops Grup 1 Kopassus, Dandenma Grup 1 Kopassus, Wadanyon 11 Grup 1 Kopassus serta Danyon 12 Grup 2 Kopassus. Asops Danjen Kopassus, Inspektorat Kopassus. Sempat tugas di luar kesatuan Kopassus sebagai Paban II/Sismet Ditbinjemen Sesko TNI, Madsuni kembali ditarik kembali ke Kopassus sebagai Wadanjen Kopassus hingga puncaknya menjadi Danjen Kopassus. Selanjutnya, Madsuni diangkat menjadi Pangdam XIII/Merdeka, Aster Panglima TNI dan selanjutnya sebagai Dankodiklat TNI.
Eko Margiyono tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-30 yang menjabat pada 2018-2019. Lulusan Akmil 1989 ini sekarang menjabat sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin dan Latihan (Dankodiklat) TNI.
Lulus dari SMA Negeri 77 Jakarta, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah 12 Mei 1967 ini langsung mengikuti pendidikan di Akmil. Selain itu, Eko Margiyono juga berhasil menyelesaikan berbagai pendidikan militernya seperti, Sesarcabif, Dik PARA, Dik Pandu Udara Dik Komando, Diklapa I, Selapa II, Seskoad, Sesko TNI hingga Lemhannas.
Adapun jabatan penting yang pernah diemban Eko Margiyono hingga kini di antaranya, Pasi Log Grup 4 Kopassus, Kasi Log Grup 4 Kopassus, Kasipers Grup 3 Kopassus, Dan Grup A Paspampres, Asops Kasdam Jaya, Danrem 061/Suryakancana,. Setelah pecah bintang menjadi Waasops KSAD, karier militernya terus naik menjadi Kasdam Jaya. Bintangnya kembali bertambah menjadi dua setelah diangkat sebagai Gubernur Akmil, kemudian Danjen Kopassus dan Pangdam Jaya. Sukses mengamankan Jakarta, Eko Margiyono diangkat menjadi Pangkostrad, kemudian Kasum TNI dan kini Dankodiklat TNI.
Dikutip dari laman resmi Kopassus.mil.id dijelaskan, pembentukan Kopassus berawal dari operasi penumpasan pemberontakan bersenjata Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Operasi dipimpin langsung Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E Kawilarang dengan Komandan Operasi Letkol Slamet Riyadi.
Meski berhasil menumpas RMS, namun tidak sedikit prajurit TNI yang menjadi korban. Pascaperistiwa itu, Letkol Slamet Riyadi memelopori pembentuan satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat.
Baca Juga
Melalui instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52/ tanggal 16 April 152 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang selanjutnya menjadi cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.
Dalam perjalanannya, satuan ini beberapa kali berganti nama mulai dari Kesatuan Komando Teritorium III yang menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kemudian diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) 1955.
Baca Juga
Kemudian, Pusat Pasukan Khusus TNI AD (Puspassus TNI AD) 1966, Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) 1971, dan terakhir menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1985 sampai saat ini.
Sejak dibentuk, pasukan elite TNI AD ini telah dipimpin 35 Danjen Kopassus. Dari jumlah tersebut 8 di antaranya merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1980-an. Siapa saja mereka?
1. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Abituren Akademi Militer (Akmil) 1980 ini merupakan Danjen Kopassus ke-23 yang memimpin Korps Baret Merah sejak 2008-2009. Sebagai prajurit Kopassus, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pernah diterjunkan dalam medan operasi. Salah satunya, Operasi Seroja, di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste.
Selama mengabdikan diri di Korps Baret Merah, Pramono berhasil menyelesaikan pendidikan militer Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri, Pendidikan PARA, Sekolah Dasar Pasukan Udara, Airborne, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (1995) Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) hingga Lemhannas RI
Karier militer putra dari Danjen Kopassus Kolonel Inf. Sarwo Edhie Wibowo ini cukup moncer. Pria kelahiran Magelang, 5 Mei 1955 ini pernah menduduki jabatan strategis di antaranya, ajudan Presiden RI, Wakil Danjen Kopassus, Pangdam III/Siliwangi, Pangkostrad, hingga puncaknya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
2. Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus
Lulusan Akmil 1981 ini menjabat Danjen Kopassus yang menjabat selama dua tahun sejak 2009 hingga 2011. Paulus merupakan Danjen Kopassus ke-24. Saat ini, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara pada 27 Juni 1956 menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPR.
Selama berkarier di Korps Baret Merah, Paulus pernah menjabat sebagai Komandan Satuan (Dansat) 81 Gultor pada 2001 yang merupakan pasukan elite di Kopassus. Selanjutnya, Paulus menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) Kodam I/Bukit Barisan. Selanjutnya diangkat menjadi Danrindam, kemudian Danrem 052/Wijayakrama.
Dia kemudian ditarik kembali untuk memimpin Korps Baret Berat dengan menjadi Danjen Kopassus menggantikan Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo. Pada 2011, Paulus diangkat menjadi Pangdam I/Bukit Barisan. Kurang lebih dua tahun berkiprah di Kodam I/Bukit Barisan, dia diangkat menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat TNI AD). Setelah pensiun dari TNI, Paulus memutuskan terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar. Saat ini Paulus menjabat sebagai Sekjen Partai Golkar.
3. Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya
Wisnu Bawa Tenaya lahir di Banjar Munggu, Badung, Bali pada 24 April 1958. Wisnu merupakan Danjen Kopassus ke-25 yang memimpin sejak 2011-2012. Selama mengabdi di Korps Baret Merah, Lulusan Akmil 1981 ini menyelesaikan sejumlah pendidikan militer di antaranya, Pendidikan Sussarcab If, Komando, Sussar Para, Gultor, Scuba Diver, Suspaska. Wisnu juga berhasil menyelesaikan pendidikan militernya di Seskoad, Sesko TNI hingga Lemhannas.
Berbagai jabatan strategis juga pernah disandangnya, mulai dari Danton Kopassandha, Wadan Grup 2/Kopassus, Danpusdikpassus Kopassus, Wadanjen Kopassus. Sempat meninggalkan kesatuannya di Kopassus dengan menjabat sebagai Kasdam VI/Tanjungpura, Kasdam VI/Mulawarman, Danpussenif Kodiklatad, Wisnu kembali ditarik kembali ke pasukan elite TNI AD itu dengan menjabat sebagai Danjen Kopassus dan selanjutnya sebagai Pangdam IX/Udayana.
4. Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo
Agus Sutomo merupakan lulusan Akmil 1984. Agus Sutomo tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-26. Perjalanan karier militer pria kelahiran Kelaten, Jawa Tengah, 14 Agustus 1960 ini cukup cemerlang. Agus Sutomo pernah menduduki sejumlah jabatan sangat strategis. Di antaranya, Wadan Grup A Paspampres, Waasops Danpaspampres, kemudian Dangrup A Paspampres, Danrem 061/Suryakancana, Kasdivif 1/Kostrad, hingga Danpaspamres. Agus kemudian dipercaya memimpin pasukan elite TNI AD sebagai Wadanjen Kopassus. Sempat menjadi Danpaspampres, Agus kembali ditarik ke Korps Baret Merah dengan menjabat sebagai Danjen Kopassus 2012 hingga 2014.
Saat memimpin Kopassus, Agus Sutomo menyatakan siap dipenjara dan bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta oleh 11 anggota Kopassus. Selanjutnya, Pangdam Jaya, Dankodiklat TNI-AD, Dansesko TNI dan terakhir sebagai Irjen Kemhan RI.
5. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo
Doni Monardo merupakan Danjen Kopassus ke-27 menggantikan seniornya Agus Sutomo. Lulusan Akmil 1985 ini menjabat sebagai orang nomor satu di Korps Baret Merah selama kurang lebih setahun pada 2014 hingga 2015.
Sebagai prajurit di pasukan elite TNI AD, Doni Monardo kenyang dengan pengalaman tempur. Berbagai medan operasi pernah dijalaninya mulai dari Operasi Seroja, di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, Operasi di Aceh hingga pembebasan kapal KM Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia dan sebagainya.
Dedikasi dan loyalitasnya dalam bertugas membuat kariernya cemerlang. Berbagai jabatan strategis pun dipercayakan kepada pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat 10 Mei 1963 ini. Di antaranya, Danyon 11 Grup 1/Kopassus, Dan Grup A Paspampres, Danrem 061/Suryakancana, Wadanjen Kopassus, Danpaspampres, Danjen Kopassus, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam III/Siliwangi, Sesjen Wantannas, Kepala BNPB hingga purna tugas. Saat ini, Doni menjabat sebagai Ketua Umum PPAD.
6. Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra
Muhammad Herindra tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-28 yang menjabat sejak 2015-2016. Herindra merupakan lulusan terbaik Akmil 1987, peraih dua penghargaan sekaligus yakni Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
Saat ini, Herindra menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) mendampingi Menhan Prabowo Subianto di kabinet Presiden Jokowi-KH. Maruf Amin.
Lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah 30 November 1964 ini memutuskan masuk tentara dan bergabung di Kopassus. Sosoknya yang cerdas membuat Herindra mudah menyelesaikan berbagai pendidikan militer di antaranya, The Military College of Vermont-Norwich University USA, National Defense University USA, Seskoad, Seskogab Malaysia, hingga Lemhannas.
Selama berdinas di Kopassus, Herindra banyak bergabung di pasukan penanggulangan teror (Gultor) yang merupakan pasukan elite di kesatuan tersebut. Antara lain Dansubtim 1 di Sat 81/Gultor, Dan Tim 1 di Sat 81/Gultor, Perwira Pelatih Sat 81/Gultor, Danyonban Sat 81/Gultor. Kemudian, Asintel Danjen Kopassus, Wadanjen Kopassus hingga Danjen Kopassus.
Selain di Korps Baret Merah, Herindra juga pernah dipercaya menjabat sebagai Danrem 101/Antasari, Asintel Kasdam Jaya, Pangdam III/Siliwangi, Irjen TNI, Kasum TNI sebelum akhirnya dipercaya sebagai Wamenhan hingga saat ini.
7. Letjen TNI (Purn) Madsuni
Lulusan Akmil 1988 ini merupakan Danjen Kopassus ke-29 yang memimpin Korps Baret Merah selama dua tahun sejak 2016 hingga 2018. Saat ini, Madsuni menduduki jabatan sebagai Staf Khusus Panglima TNI.
Lulus Akmil, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat 14 Februari 1964 ini langsung mengikuti pendidikan militer Sussarcabif, Dik Komando, Para, kemudian Pendidikan Komando, Free Fall hingga Pandu Suara. Tidak hanya itu, Madsuni juga berhasil menyelesaikan pendidikan Sus Sandha, Suslapa-I, Suslapa-II, Seskoad hingga Sesko TNI.
Mengawali kariernya di Kopassus, Madsuni dipercaya menjabat sebagai Komandan Unit Kopassus, Kasiops Grup 1 Kopassus, Dandenma Grup 1 Kopassus, Wadanyon 11 Grup 1 Kopassus serta Danyon 12 Grup 2 Kopassus. Asops Danjen Kopassus, Inspektorat Kopassus. Sempat tugas di luar kesatuan Kopassus sebagai Paban II/Sismet Ditbinjemen Sesko TNI, Madsuni kembali ditarik kembali ke Kopassus sebagai Wadanjen Kopassus hingga puncaknya menjadi Danjen Kopassus. Selanjutnya, Madsuni diangkat menjadi Pangdam XIII/Merdeka, Aster Panglima TNI dan selanjutnya sebagai Dankodiklat TNI.
8. Letjen TNI Eko Margiyono
Eko Margiyono tercatat sebagai Danjen Kopassus ke-30 yang menjabat pada 2018-2019. Lulusan Akmil 1989 ini sekarang menjabat sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin dan Latihan (Dankodiklat) TNI.
Lulus dari SMA Negeri 77 Jakarta, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah 12 Mei 1967 ini langsung mengikuti pendidikan di Akmil. Selain itu, Eko Margiyono juga berhasil menyelesaikan berbagai pendidikan militernya seperti, Sesarcabif, Dik PARA, Dik Pandu Udara Dik Komando, Diklapa I, Selapa II, Seskoad, Sesko TNI hingga Lemhannas.
Adapun jabatan penting yang pernah diemban Eko Margiyono hingga kini di antaranya, Pasi Log Grup 4 Kopassus, Kasi Log Grup 4 Kopassus, Kasipers Grup 3 Kopassus, Dan Grup A Paspampres, Asops Kasdam Jaya, Danrem 061/Suryakancana,. Setelah pecah bintang menjadi Waasops KSAD, karier militernya terus naik menjadi Kasdam Jaya. Bintangnya kembali bertambah menjadi dua setelah diangkat sebagai Gubernur Akmil, kemudian Danjen Kopassus dan Pangdam Jaya. Sukses mengamankan Jakarta, Eko Margiyono diangkat menjadi Pangkostrad, kemudian Kasum TNI dan kini Dankodiklat TNI.
(cip)