Lebih Kuat dari Jerman, Polri: Pertahanan Siber G20 Bali Tak Tembus Diserang Hacker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Mabes Polri mengklaim pertahanan siber saat G20 di Bali pada November 2022 mampu mencegah serangan hacker atau peretas. Bahkan pertahanan siber Indonesia lebih kuat dibandingkan Jerman.
Direktur Dirtipidsiber Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar membandingkan dengan perhelatan G20 di Hamburg, Jerman yang berhasil ditembus oleh hacker.
"Kalau pengamanan kegiatan seperti agenda internasional kayak G20 kita kuat jadi artinya tidak hanya dengan sendirian dengan BSSN, Kominfo, Siber TNI kita bisa mengawal kegiatan G20 yang dilaksanakan di Bali sekadar untuk diketahui coba searching G20 di Jerman diserang hacker dan tembus. Nah berarti kita lebih hebat dari Jerman," katanya saat berkunjung ke iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2023).
Adi menjelaskan saat G20 di Bali ada sekitar 5.000 lebih serangan hacker. Apalagi saat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir pada perhelatan dunia tersebut membuat ketar ketir. Namun serangan tersebut berhasil diminimalkan sehingga tidak dapat menembus firewall atau dinding pertahanan siber saat G20 di Bali.
"Ada datanya di kita, ada sekitar 5.000 sekian kita diserang. justru kita dulu concernya dengan tidak hadirnya Presiden Rusia. Kita khawatir kalau Presiden Rusia datang tidak akan ada serangan karena mereka ke sini. Nah dengan Presiden Rusia tidak datang takut sekali dan isu internasional sangat rawan perang Ukraina, kemudian Myanmar itu berpengaruh terhadap pelaksanaan G20. Bagaimana China keras terhadap pelaksanaan itu, jadi bukan tidak ada serangan, ada tetapi berhasil kita minimalkan sampai tidak bisa mereka menembus firewall kita," ujar Adi.
Adi menyebut pertahanan siber tidak hanya saat G20 di Bali berlangsung melainkan seluruh website pemerintah pun turut diamankan dari serangan hacker. "Jadi kita tidak hanya jaga di G20 tapi kita jaga seluruh website milik pemerintah. Karena mereka tidak nyerang G20 tapi mereka nyerang website pemerintah," tuturnya.
Direktur Dirtipidsiber Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar membandingkan dengan perhelatan G20 di Hamburg, Jerman yang berhasil ditembus oleh hacker.
"Kalau pengamanan kegiatan seperti agenda internasional kayak G20 kita kuat jadi artinya tidak hanya dengan sendirian dengan BSSN, Kominfo, Siber TNI kita bisa mengawal kegiatan G20 yang dilaksanakan di Bali sekadar untuk diketahui coba searching G20 di Jerman diserang hacker dan tembus. Nah berarti kita lebih hebat dari Jerman," katanya saat berkunjung ke iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2023).
Adi menjelaskan saat G20 di Bali ada sekitar 5.000 lebih serangan hacker. Apalagi saat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir pada perhelatan dunia tersebut membuat ketar ketir. Namun serangan tersebut berhasil diminimalkan sehingga tidak dapat menembus firewall atau dinding pertahanan siber saat G20 di Bali.
"Ada datanya di kita, ada sekitar 5.000 sekian kita diserang. justru kita dulu concernya dengan tidak hadirnya Presiden Rusia. Kita khawatir kalau Presiden Rusia datang tidak akan ada serangan karena mereka ke sini. Nah dengan Presiden Rusia tidak datang takut sekali dan isu internasional sangat rawan perang Ukraina, kemudian Myanmar itu berpengaruh terhadap pelaksanaan G20. Bagaimana China keras terhadap pelaksanaan itu, jadi bukan tidak ada serangan, ada tetapi berhasil kita minimalkan sampai tidak bisa mereka menembus firewall kita," ujar Adi.
Adi menyebut pertahanan siber tidak hanya saat G20 di Bali berlangsung melainkan seluruh website pemerintah pun turut diamankan dari serangan hacker. "Jadi kita tidak hanya jaga di G20 tapi kita jaga seluruh website milik pemerintah. Karena mereka tidak nyerang G20 tapi mereka nyerang website pemerintah," tuturnya.
(cip)