Dewan Pengarah BPIP: Dengan Semangat Gotong Royong, Stunting, Kekerasan pada Perempuan dan Anak Dapat Ditekan
loading...
A
A
A
"Diharapkan semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul.
Dari kegiatan ini, BPIP mendorong lahirnya rumusan dan langkah-langkah konkret terkait pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, serta antisipasi terhadap bencana.
"Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran para pimpinan kementerian dan lembaga, kepala daerah yang sudah mampu menekan angka stunting”, tegasnya.
Semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama
bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumber Daya Daya Manusia (SDM) Unggul.
Dalam kesempatan yang sama Hasto Wardoyo mengakui, stunting atau kekurangan gizi kronis yang berdampak terhadap tumbuh dan kembang anak, bencana alam yang melanda berbagai daerah, serta kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, saat ini merupakan ancaman nyata bagi eksistensi keluarga-keluarga di Indonesia.
Keluarga adalah unit sosial terkecil yang menentukan suatu kelompok masyarakat menjadi kuat yang berdampak pula pada suatu bangsa dan negara yang kuat.
"Keluarga merupakan “tulang punggung” bangsa sebab segala aspek kehidupan masyarakat tidak pernah terlepas dari peran serta keluarga", paparnya.
Hasto juga menyebutkan dalam kolaborasi ini pihaknya telah melibatkan seluruh stake holders termasuk GendRe dan Paskibraka di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu ada sejumlah Daerah yang mampu dan menekan angka stunting di Indonesia diantaranya sebagai referensi, Kota Surabaya berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 merupakan kota yang memiliki prevalensi stunting terendah di Indonesia yakni 4,8 persen.
Demikian juga Kota Semarang Hevearita G. Rahayu dijadikan pembicara karena dinilai mampu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, dari 21,3 persen pada 2021 menjadi 10,4 persen berdasarkan SSGI tahun 2022, dan merupakan daerah dengan prevalensi stunting terendah di Jawa Tengah.
Dari kegiatan ini, BPIP mendorong lahirnya rumusan dan langkah-langkah konkret terkait pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, serta antisipasi terhadap bencana.
"Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran para pimpinan kementerian dan lembaga, kepala daerah yang sudah mampu menekan angka stunting”, tegasnya.
Semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama
bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumber Daya Daya Manusia (SDM) Unggul.
Dalam kesempatan yang sama Hasto Wardoyo mengakui, stunting atau kekurangan gizi kronis yang berdampak terhadap tumbuh dan kembang anak, bencana alam yang melanda berbagai daerah, serta kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, saat ini merupakan ancaman nyata bagi eksistensi keluarga-keluarga di Indonesia.
Keluarga adalah unit sosial terkecil yang menentukan suatu kelompok masyarakat menjadi kuat yang berdampak pula pada suatu bangsa dan negara yang kuat.
"Keluarga merupakan “tulang punggung” bangsa sebab segala aspek kehidupan masyarakat tidak pernah terlepas dari peran serta keluarga", paparnya.
Hasto juga menyebutkan dalam kolaborasi ini pihaknya telah melibatkan seluruh stake holders termasuk GendRe dan Paskibraka di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu ada sejumlah Daerah yang mampu dan menekan angka stunting di Indonesia diantaranya sebagai referensi, Kota Surabaya berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 merupakan kota yang memiliki prevalensi stunting terendah di Indonesia yakni 4,8 persen.
Demikian juga Kota Semarang Hevearita G. Rahayu dijadikan pembicara karena dinilai mampu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, dari 21,3 persen pada 2021 menjadi 10,4 persen berdasarkan SSGI tahun 2022, dan merupakan daerah dengan prevalensi stunting terendah di Jawa Tengah.