Laporan Langsung dari Turki, Emergency Medical Team Indonesia Dirikan Rumah Sakit Lapangan

Rabu, 15 Februari 2023 - 19:32 WIB
loading...
Laporan Langsung dari Turki, Emergency Medical Team Indonesia Dirikan Rumah Sakit Lapangan
Emergency Medical Team (EMT) Indonesia sudah mendirikan rumah sakit lapangan di Hassa, Turki, Rabu (15/2/2023). Foto/Davie Pratama
A A A
HASSA - Bantuan dari pemerintah Indonesia untuk korban gempa Turki terus mengalir. Emergency Medical Team (EMT) Indonesia mendirikan rumah sakit lapangan di Hassa, Turki.

Rumah sakit lapangan tersebut berdiri di salah satu kota terdampak gempa paling parah. Rumah sakit lapangan itu akan difungsikan sebagai posko medis untuk penyintas gempa.

Reporter iNews, Davie Pratama langsung dari Turki melaporkan, bantuan dari pemerintah Indonesia melalui EMT sudah sampai di Hassa, Turki. Berbagai macam bantuan logistik berupa kebutuhan pokok sudah diturunkan dari kontainer. "Ini menjadi barang yang akan didistribusikan pada warga terdampak, khususnya warga lokal di Hassa," kata Davie, Rabu (15/2/2023).

Menurut Davie, tenda rumah sakit lapangan yang berdiri tersebut bukan hanya memberikan pengobatan secara medis, melainkan juga psikologis. Hal ini lantaran dampak gempa yang ditimbulkan cukup parah.

"Berbagai kebutuhan pokok seperti genset generator untuk kebutuhan listrik, obat-obatan juga sudah disiapkan dan juga tidak lebih penting adalah kebutuhan pokok makanan dan minuman yang tentu sangat diperlukan bagi warga," jelasnya.

Berdasarkan keterangan dari Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, kata Davie, ada dua kendala di wilayah Hassa, Provinsi Hatay, Turki, salah satunya adalah suhu.

"Walaupun di wilayah ini suhu relatif lebih hangat dibandingkan di wilayah lain yang di Gaziantep, namun pada malam hari suhu bisa mencapai kurang lebih 2-3 derajat celcius. Ini cukup dingin," beber Davie.

Selain itu, permasalahan sosial juga sudah mulai munculpada hari ke-9 pascagempa. Hal itu harus mulai diperhatikan dan juga diantisipasi. "Warga yang kekurangan listrik, warga yang tidak mendapatkan pasokan air dan kebutuhan pokok, ini mulai meminta atau membutuhkan sekali bantuan khususnya dari pemerintah Indonesia," ucap Davie.



Menurut Davie, mereka berharap banyak kepada relawan. Namun, dalam proses pendistribusian logistik ada baiknya harus terkoordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih. "Kita juga akan nantikan proses distribusi kebutuhan pokok ini terjadi dan proses pemeriksaan dari tim rumah sakit kesehatan lapangan terhadap warga lokal," tandasnya.

Hingga kini, korban terdampak gempa Turki dan Suriah sudah lebih dari 37 ribu orang. Sementara, Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggal akibat gempa tersebut berjumlah 2 orang dan 2 lainnya masih dalam pencarian.

(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3615 seconds (0.1#10.140)