Covid-19 Tidak Bisa Diprediksi, Vaksinasi Dinilai Tetap Penting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin booster kedua atau dosis keempat dinilai tetap penting dilakukan. Masyarakat diminta jangan lengah saat tidak ada lagi kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena penularan virus tidak bisa diprediksi.
"Vaksin booster kedua tetap penting, mengingat kondisi Covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan, Jumat (27/1/2023).
Dia mengatakan, vaksin justru semakin penting saat aktivitas semakin tinggi. Erlina berharap masyarakat mendapatkan kemudahan, sehingga minat untuk divaksin bisa semakin meningkat.
Baca juga: Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Berbayar Strategi Menuju Endemi
Erlina sebelumnya menjelaskan, meski hasil sero survei menyebutkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dari Covid-19 berada di angka 90 hingga 98%, bukan tidak mungkin kadar antibodi menurun. Booster tetap penting mengingat antibodi seseorang bisa menurun seiring berjalannya waktu. Tujuan vaksinasi memang bukan lagi mencegah infeksi, tetapi menghindarkan masyarakat dari keparahan akibat Covid-19.
"Antibodi alami karena terpapar Covid-19 meski diperoleh bukan dari vaksin tetap akan menurun, jadi kita tidak boleh euforia dan tetap perlu tambahan vaksin," katanya.
Sementara itu, epidemiolog Tri Yunis Miko Wahyono menjelaskan, pemberian vaksin agar imunitas di tubuh manusia terbentuk. Senada dengan Erlina, Tri Yunis juga mengingatkan masyarakat bahwa efikasi vaksin bisa menurun. Selain itu, tingkat efikasi masing-masing vaksin berbeda.
"Dengan vaksin efikasi 50% sampai 60% itu menurut saya sangat kecil untuk mencegah infeksi. Jadi yang tingginya itu mencegah keparahan berlaku sampai 90%. Itu pentingnya vaksin booster yang kedua atau pertama untuk warga Indonesia," katanya.
"Vaksin booster kedua tetap penting, mengingat kondisi Covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan, Jumat (27/1/2023).
Dia mengatakan, vaksin justru semakin penting saat aktivitas semakin tinggi. Erlina berharap masyarakat mendapatkan kemudahan, sehingga minat untuk divaksin bisa semakin meningkat.
Baca juga: Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Berbayar Strategi Menuju Endemi
Erlina sebelumnya menjelaskan, meski hasil sero survei menyebutkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dari Covid-19 berada di angka 90 hingga 98%, bukan tidak mungkin kadar antibodi menurun. Booster tetap penting mengingat antibodi seseorang bisa menurun seiring berjalannya waktu. Tujuan vaksinasi memang bukan lagi mencegah infeksi, tetapi menghindarkan masyarakat dari keparahan akibat Covid-19.
"Antibodi alami karena terpapar Covid-19 meski diperoleh bukan dari vaksin tetap akan menurun, jadi kita tidak boleh euforia dan tetap perlu tambahan vaksin," katanya.
Sementara itu, epidemiolog Tri Yunis Miko Wahyono menjelaskan, pemberian vaksin agar imunitas di tubuh manusia terbentuk. Senada dengan Erlina, Tri Yunis juga mengingatkan masyarakat bahwa efikasi vaksin bisa menurun. Selain itu, tingkat efikasi masing-masing vaksin berbeda.
"Dengan vaksin efikasi 50% sampai 60% itu menurut saya sangat kecil untuk mencegah infeksi. Jadi yang tingginya itu mencegah keparahan berlaku sampai 90%. Itu pentingnya vaksin booster yang kedua atau pertama untuk warga Indonesia," katanya.
(abd)