Awas! Pornografi Berdampak Buruk pada Tumbuh Kembang Anak
loading...
A
A
A
“Ketika anak mulai mengenal pornografi, orangtua harus melakukan berbagai hal dalam memberikan pengertian tentang bahaya pornografi dan pemahaman mengenai organ seksual mereka, bukan malah mengecamnya. Selain pendidikan seks, orang tua juga perlu mengenalkan bahaya pornografi juga membatasi akses pada gawai,” ujar Retno, Selasa (24/1/2023).
Retno Listyarti juga mengungkapkan pada tahun 2015, Indonesia Baik.id merilis hasil temuannya terkait anak-anak Indonesia yang terpapar konten pornografi melalui internet dan media sosial. Hasil penelusuran Indonesia Baik.id, ada 299.602 internet protocol Indonesia memuat konten pornografi anak melalui media sosial.
Kondisi tersebut berpotensi kuat membuka pintu anak-anak Indonesia terpapar pornografi ketika sudah diberikan gadget oleh orangtuanya namun tidak diawasi dan didampingi dalam menggunakan gadget.
“Sehingga dampaknya menurut data Indonesia Baik.id, terdapat 1.022 anak terpapar pornografi online sepanjang 2011-2014, dimana anak-anak tersebut 90% terpapar pornografi melalui internet sejak berusia 11 tahun. Sementara itu ada 25.000 aktivitas pornografi anak di internet setiap harinya," ungkap Retno.
Data dari situs tersebut kata Retno sangat relevan dengan kondisi saat ini, apalagi saat pandemi selama 2 tahun yang mengkondisikan anak-anak harus belajar dari rumah melalui pembelajaran daring dengan menggunakan gadget yang terkoneksi internet.
Mirisnya, semakin lama anak pelaku dan anak korban usianya makin muda. Kalau sebelumnya 11 tahun sudah terpapar konten pornografi, maka sekarang malah dibawah usia 11 tahun.
Sederetan kasus kekerasan seksual yang dilakukan anak mayoritas dipicu oleh terpapar konten pornografi melalui internet di gadget anak.
Fenomena ini kata Retno seharusnya menjadi pembelajaran bagi para orangtua dalam mengawasi, mendampingi dan mengedukasi anak-anaknya agar tidak terpapar konten pornografi yang bisa diakses anak melalui gandgetnya yang terkoneksi internet.
“Orangtua harus mengenali tanda-tanda anak mulai kecanduan pornografi, dan tindakan apa yang harus dilakukan jika sudah kecanduan pornografi," tutur Retno.
Retno Listyarti juga mengungkapkan pada tahun 2015, Indonesia Baik.id merilis hasil temuannya terkait anak-anak Indonesia yang terpapar konten pornografi melalui internet dan media sosial. Hasil penelusuran Indonesia Baik.id, ada 299.602 internet protocol Indonesia memuat konten pornografi anak melalui media sosial.
Kondisi tersebut berpotensi kuat membuka pintu anak-anak Indonesia terpapar pornografi ketika sudah diberikan gadget oleh orangtuanya namun tidak diawasi dan didampingi dalam menggunakan gadget.
“Sehingga dampaknya menurut data Indonesia Baik.id, terdapat 1.022 anak terpapar pornografi online sepanjang 2011-2014, dimana anak-anak tersebut 90% terpapar pornografi melalui internet sejak berusia 11 tahun. Sementara itu ada 25.000 aktivitas pornografi anak di internet setiap harinya," ungkap Retno.
Data dari situs tersebut kata Retno sangat relevan dengan kondisi saat ini, apalagi saat pandemi selama 2 tahun yang mengkondisikan anak-anak harus belajar dari rumah melalui pembelajaran daring dengan menggunakan gadget yang terkoneksi internet.
Mirisnya, semakin lama anak pelaku dan anak korban usianya makin muda. Kalau sebelumnya 11 tahun sudah terpapar konten pornografi, maka sekarang malah dibawah usia 11 tahun.
Sederetan kasus kekerasan seksual yang dilakukan anak mayoritas dipicu oleh terpapar konten pornografi melalui internet di gadget anak.
Fenomena ini kata Retno seharusnya menjadi pembelajaran bagi para orangtua dalam mengawasi, mendampingi dan mengedukasi anak-anaknya agar tidak terpapar konten pornografi yang bisa diakses anak melalui gandgetnya yang terkoneksi internet.
“Orangtua harus mengenali tanda-tanda anak mulai kecanduan pornografi, dan tindakan apa yang harus dilakukan jika sudah kecanduan pornografi," tutur Retno.